BAB 37. I Can (Not) Do It

10 1 0
                                    

"Arion,"

Kaki Winona terhenti ketika melihat orang yang paling ingin dia hindari, tengah berdiri di depan ruang kelas. Dia ingin membuktikan diri kepada semua orang, tepatnya dia ingin memantaskan diri untuk menjadi sahabat sejati Kuanta yang jenius, dan berada di sisi Arion yang teramat cerdas. Dengan begitu, selain menemukan pelaku pembunuh Kuanta, dia juga bisa melepas label orang tak berguna yang disematkan padanya.

"Jadi kamu ingin saya membantumu menjadi orang yang diperhitungkan?"

Winona berpikir sejenak. Mudah saja, dengan bantuan Mr. Richard, dia bisa selangkah lebih maju dibanding anak-anak high class yang lain. Namun, apakah dia bisa menerima penghargaan untuk sesuatu yang bukan hasil kerja kerasnya?

Bagaimana dengan olimpiadenya? Paling parah, bagaimana dengan golden ticketnya. Dia pasti akan kesulitan jika menerima bantuan pria tersebut.

"Saya tidak bisa menerimanya begitu saja. Sejujurnya cukup mengejutkan saat Anda memutuskan membantu saya masuk high class. Saya pikir Anda akan kekeh untuk pura-pura tidak mengetahui apa pun,"

Mr. Richard adalah salah satu orang yang memegang peran penting dalam hal ini.

"Maksud kamu apa?"

"Saya akan berusaha sendiri. Saya akan mematahkan label gadis menyusahkan, gadis tak berguna atau bahkan gadis biasa itu dari diri saya," urai gadis itu. Tangannya terkepal di atas pahanya.

"Kalau begitu, bagaimana dengan bantuan untuk belajar, saya akan mengajari kamu sampai mampu mengimbangi atau bahkan mengalahkan mereka?" tawar Mr. Richard, begitu ingin andil dalam kasus tersebut.

"Saya bisa terima tawaran Bapak kali ini."

"Na!" panggilan itu membuat Winona segera tersadar. Rupanya Arion tengah menyadari kehadirannya dan kini tengah melangkah ke arahnya.

"Lo gak apa-apa?"

Sudut bibir Winona terangkat sebelah, membentuk senyum miring. Dia sudah menetapkan tujuan yang pasti sekarang. Dia akan menjadi pemenang, menggeser posisi Kelly, dan Feyana. Dua orang yang menduduki tahta tertinggi di high class. Dengan begitu, dia akan mendapatkan pelakunya serta label stupid, useless, inappropriate akan dihapus.

"Gue baik-baik saja, Ar. Makasih udah membantu gue sejauh ini, but I think its enough. You don't need to be my hero again."

Hanya itu yang dikatakannya. Selanjutnya, Winona memilih masuk ke dalam ruang kelas. Kali ini, gadis itu mengambil posisi di kursi kosong milik Kuanta. Dia akan melanjutkan perjuangan sahabatnya itu sendirian.

Ya, dia harap dia bisa berjuang seorang diri.

Semua yang Winona lakukan, tidak lepas dari perhatian Arion. Cowok itu menghela napas sejenak dia hanya akan membiarkan Winona melakukan semua yang diinginkannya. Dia tidak akan seperti Kuanta yang mengekang gadis itu.

This time to grow up, Winona.

Cowok itu bergegas kembali ke tempat duduknya, saat bel yang menandakan pembelajaran akan segera dimulai. Mr. Richard memasuki ruangan yang diisi anak-anak penuh ambisi itu. Sejenak, dia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, mengamati wajah-wajah yang siap bersaing lagi. Dua bulan menjadi waktu tersingkat untuk memperebutkan tahta tertinggi.

Pandangan pria paruh baya itu jatuh pada dua gadis yang mengisi kursi terdepan. Kursi kosong si pemiliki tahta tertinggi dan tidak tergantikan kini diisi oleh Winona, sementara di sebelahnya, Kelly sama fokusnya, dengan earphone yang senantiasa menempel di telinga gadis itu.

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang