BAB 55. Infinity

9 2 0
                                    

Dari banyaknya tempat, Winona pikir Arion akan membawanya ke tempat yang bagus untuk mengukir kenangan. Namun, Arion itu selalu di luar perkiraan. Dia bahkan meminta Winona untuk berdandan malam ini, seakan tempat yang mereka tuju begitu istimewa.

"Ar, lo gak lagi mempermainkan gue kan?" tanya Winona yang ke sekian kalinya. Arion hanya diam, membantu Winona menaiki tangga terakhir untuk tiba di rooftop sekolah. Tempat itu menjadi saksi biru dimulainya kisah mereka.

Jika Kuanta tidak pernah ditemukan meninggal, mungkin sampai saat ini Winona tidak tahu kalau ada Arion yang melindunginya dari kejauhan. Ada Arion yang siap melakukan apa pun untuknya. Karena sampai kapan pun dunia Winona hanya akan berputar pada Kuanta.

"Sini," panggil pria itu mengabaikan protesan Winona.

Arion kini berdiri tegap di dekat pembatas rooftop, menatap seisi sekolah dari sana. Meski kesal, Winona tetap menuruti permintaan pria itu. Dia juga penasaran dengan alasan Arion membawanya ke tempat tersebut.

"Tempat ini begitu strategis. Kita bisa melihat segalanya dari sini. Tempat ini juga dulunya adalah tempat paling nyaman buat gue, Na. Dari sini, gue bisa memantau lo,"

"Lo seorang stalker kalau gitu," omel Winona.

"Mungkin bisa dikatakan begitu,"

Winona jadi ingat perkataan Feyana soal potensi Arion yang melebihi kepala sekolah. Benar juga, nama belakang pria di sebelahnya itu sudah menjelaskan segalanya. Arion bisa mengakses seluruh tempat di SMA Metana.

"Ar, kenapa lo gak langsung membongkar semuanya aja? Lo punya akses untuk melakukan banyak hal, lalu kenapa lo memilih diam dan mengikuti permainan ini?" tanya Winona semakin penasaran. Seharusnya Arion lebih mudah menangkap pelakunya. Dia bahkan memiliki akses untuk mendapatkan lebih banyak informasi yang disembunyikan oleh kepala sekolah.

Arion tidak langsung menjawab, hanya memandang seluruh isi SMA Metana. Semua dimulai dari pertemuannya dengan sang opachraphile. Pertemuan yang memunculkan sebuah mimpi baru. Mimpi untuk memiliki dunia yang bebas.

"Ar,"

"Gue gak ingin kehilangan impian itu, Na. Gue egois, ya? Gue mengorbankan banyak hal, untuk bisa tetap memeluk impian itu, meski dari kejauhan," sahut Arion.

Sang opachraphile adalah impian baru Arion. Namun, ada penghalang yang membuatnya tidak bisa memeluk impian itu dengan erat.

"Semua dimulai dari tempat ini, Na. Kuanta meninggal secara misterius. Kemudian lo datang dengan segenap tekad untuk menemukan pelakunya,"

Hari itu, Arion adalah satu-satunya orang yang memberi respon baik, atas tekad Winona. Arion yang kemudian membantu Winona untuk masuk High Class.

"Gue kemudian bisa dekat dengan lo setelahnya. Lo bahkan membawa gue ke tempat pertama kali kita bertemu,"

Tempat itu ternyata bukan hanya miliknya dan Kuanta saja. Bukan hanya kisah mereka yang terukir di sana. Namun, ada Arion juga yang kemudian membuat keputusan besar dalam hidupnya.

Arion memutar tubuhnya, hingga berhadapan dengan Winona yang sedari tadi menaruh perhatian padanya.

"Tempat ini begitu bersejarah, itu sebabnya gue membawa lo ke sini, Na,"

"Tapi tempat ini juga penuh luka, Ar,"

"Gue tau."

Arion menjauh dari Winona. Dalam waktu singkat, tempat yang tadinya menyeramkan, perlahan menjadi penuh cahaya.

"Bagi gue tempat ini tetap tempat yang paling nyaman. Mungkin berbeda dengan lo. Itu sebabnya gue bawa lo ke sini. Gue ingin lo berhenti mengenang duka di tempat ini. Gue berharap lo akan sering ke sini, kala lo lagi kesepian,"

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang