BAB 42. Their Dark Side

7 1 0
                                    

Dirga.

Dari semua orang, aku hanya ingin menyingkirkan orang ini. Kalau dipikir-pikir, ini sedikit melenceng, karena Dirga bukan anak high class. Namun, dia menjadi orang yang berbahaya untuk high class.

Winona menutup jurnal milik Feyana. Orang yang paling dibenci oleh Feyana sama persis dengan Kelly dan juga Deya. Mereka berempat begitu ingin menyingkirkan Dirga? Bukankah harusnya Kuanta menjadi nama yang paling mereka benci. Mereka sama sekali tidak bisa menggeser posisi Kuanta apa pun yang terjadi. Namun, mengapa semua malah melenceng dari perkiraan gadis itu?

Kelly.

Deya.

Feyana.

Mr. Richard.

Mrs.Monalisa.

Nama-nama itu mendominasi di jurnal beberapa anak high class, selain dari ketiga pemilik ranking paralel di kelas itu. Tidak aneh saat menemukan nama Kelly, Deya dan Feyana di buku-buku biru tersebut, mengingat ketiganya adalah kandidat terkuat setelah Kuanta. Saingan yang paling sulit untuk dikalahkan. Namun, untuk nama dua guru yang ada di pihak Winona sekarang, rasanya sangat aneh. Mengapa dua orang itu masuk list orang paling dibenci oleh anak-anak high class.

"Apa yang salah dengan mereka?"

Mr. Richard dan Mrs. Monalisa adalah dua orang yang memiliki peran besar dalam kelas tingkat tinggi tersebut. Selain kepala sekolah, kedua orang itu juga memiliki pasrtisipasi terkait sayap high class yang terkepak luas. Lalu, kenapa mereka dibenci?

"Na, nih makan siangnya. Sesekali kamu harus merasakan sensasi makanan yang disediakan. Banyak loh, Na yang ingin di posisi kita sekarang, jadi selagi di sini, kamu harus banyak-banyak bersyukur," tutur Soya menyodorkan sekotak makanan yang disiapkan sekolah untuk mereka.

Winona memindahkan jurnal-jurnal yang tadi menyibukannya, fokus pada Soraya. Sejak menjabat bersama, gadis itu semakin sering mengajak Winona mengobrol, ditanggapi baik oleh Winona. Tidak ada alasan khusus untuk menolak seseorang yang ingin mendekatkan diri. Ini juga salah satu cara yang Winona pikir akan mempermudahnya mengetahui sisi lain dari Soya.

Iam not her.

Sebaris kalimat dalam jurnal milik Soya yang mengundang rasa penasaran Winona. Ada yang salah dengan Soraya.

"Kenapa gue gak boleh memanggil lo dengan nama Sora?"

Gadis berkacamata itu terdiam sejenak, mengalihkan perhatian lantas mulai membuka bekal makanan yang dibawa.

"Lo bilang gue sahabat lama. Seharusnya kalau gue memang sahabat lo, gue boleh doang memanggil lo dengan nama Sora?"

Tidak ada jawaban dari gadis yang malah mulai menikmati santapan makan siangnya itu. Winona semakin yakin diamnya Soya menunjukkan ada yang salah dengannya. Soya yang mengaku kalau mereka pernah saling mengenal, kemudian kehadiran Kuanta membuat hubungan keduanya berantakan? Atau Soya hanya berhalusinasi?

"She is't me, and iam not her. Kita orang yang berbeda, begitupun denganmu. Sebaiknya kita berada di situasi saat ini saja. Aku juga tidak memaksamu untuk mengingat kenangan yang kamu lupakan, kuharap kamu mengerti,"

"Ah, jangan lupa menghabiskan makan siangmu. Akan ada masalah kalau kamu tidak menghabiskannya," sambung Soya mengingatkan. Winona bahkan tidak sadar kalau Soya sudah menghabiskan makan siangnya dalam diam.

Soya aneh. Kenapa tak ingin dipanggil Sora?

Winona hanya menatap bekal yang diberikan oleh Soya, tanpa niat sedikit pun untuk menyentuhnya.

High ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang