Hari itu adalah hari dimana Sebastian Orlando kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S2 nya diluar negeri, tepatnya di negeri Paman Sam.
Selain melanjutkan studinya diluar negeri, sebenarnya Sebastian juga sudah bekerja disana. Pekerjaan yang bagus dengan gaji yang cukup tinggi membuatnya betah bertahun-tahun di negeri orang.
Sudah sekitar lima tahun dia tidak pulang dan berkunjung ke rumahnya. Membuatnya cukup merasakan rindu walau sebenarnya keputusan awal mengambil pendidikan diluar negeri adalah untuk menghindari rumahnya juga.
Sebastian, biasa dipanggil Ian ketika di rumah, dan teman-temannya akrab memanggil Tian. Ia punya seorang adik perempuan yang tidak lain adalah, Adhara Tabita. Gadis kecil pendiam dan pemalu yang bahkan selalu kesulitan untuk mengucapkan sepatah kata kepada Sebastian.
Usia mereka terpaut 10 tahun, membuat hubungan keduanya cukup canggung dalam berinteraksi. Sebastian yang tidak begitu pandai berinteraksi dengan anak kecil harus berhadapan dengan Adhara yang memang pemalu sejak kecil, jelas membuat hubungan keduanya berakhir diam-diaman.
"Papa dan mama dimana?" Tanya Sebastian ketika menyadari bahwa hanya ada Adhara seorang yang menunggu kepulangannya di bandara.
Tidak menjawab, Adhara hanya menunjuk pada kedua orangtua mereka yang sedang membeli Snack yang tersedia di bandara.
______________________________________
"Adhara, panggil Abang nak. Kita makan malam bareng," ucap Sintia yang diangguki oleh Adhara.
Sudah berkali-kali Adhara ketuk pintu kamar abangnya itu, namun, masih tidak ada jawaban hingga akhirnya Adhara memutuskan untuk masuk karena pintu itu memang tidak terkunci dan sedikit terbuka.
Masih belum mendapatkan keberadaan abangnya, Adhara mencoba melihat sekeliling tanpa bersuara. Ia mengecek ke balkon namun tetap tidak ada. Hingga kemudian, Adhara sadar pintu kamar mandi abangnya sedikit terbuka.
Dengan jarak yang tidak begitu jauh, Adhara bisa melihat bagaimana abangnya itu tengah bertelanjang dengan bagian bawahnya yang mengacung, membuat Adhara merinding karena ini pertama kalinya ia melihat sesuatu seperti itu. Kemaluan Pria. Sangat berbeda dengan apa yang ada di buku biologi nya.
Tak ingin berlama-lama menyaksikan pemandangan itu, Adhara segera keluar dari sana. Tidak mempedulikan apakah abangnya itu menyadari kehadirannya atau tidak.
Dan sejak saat itu, hubungan mereka yang memang canggung membuat Adhara merasa semakin canggung. Karena jika melihat wajah abangnya, Adhara akan kembali terbayang dengan benda asing yang masuk ke Indra penglihatannya hari itu.
"Loh Dhar, mana Abang nya?" Tanya Sintia yang hanya melihat Adhara seorang diri.
"Gatau ma, Adhara udah manggil-manggil gak ada jawaban"
"Ya udah biarin aja, nanti kalau lapar dia juga datang sendiri," ujar Brian.
Sesaat kemudian Sebastian turun dengan penampilan yang tampak segar. Sepertinya dia baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya. Membuat aroma maskulin itu masuk ke Indra penciuman Adhara yang memang duduk sebelahan.
"Mama udah masak makanan kesukaan kamu nih." Seru Sintia kepada Ian.
"Makasih ma."
Ya, sebenarnya tidak hanya pada Adhara saja, karena pada kenyataannya Sebastian memang irit bicara jika di rumah.
"Ian, setelah ini apa rencana kamu?" Tanya Brian pada anak laki-lakinya setelah mereka selesai makan.
"Mungkin buka usaha?"
"Pekerjaan kamu gimana?"
"Sudah habis kontrak dan tidak Ian perpanjang. Niatnya tabungan Ian selama bekerja kemaren mau dijadikan modal buat usaha di Indonesia."
"Memangnya sudah cukup?"
"Kalau kurang kan minta papa." Jawab Sebastian enteng.
"Ya sudah kalau gitu. Kamu bantu bisnis papa dulu aja, nanti setelah kamu merasa tabungan kamu itu cukup, baru kamu membuka usaha kamu sendiri."
"Iya"
Entah apa yang membuat Sebastian memutuskan untuk kembali ke Indonesia kemarin. Sejak tamat SMA, Sebastian telah menempuh pendidikan di luar negeri. Dan bahkam setelah menyelesaikan pendidikan S1 nya, ia langsung mendapatkan pekerjaan, dan sembari bekerja ia juga kemudian mengambil pendidikan S2.
"Jadi kamu sudah pasti akan menetap disini kan?"
"Masih mau lihat peluangnya dulu ma, kalau gak ada perkembangan ya Ian akan balik lagi kesana."
"Nah, kalau kamu masih tinggal disana, kita bisa kuliah kan adik kamu disana juga. Mungkin kalau tinggal sama kamu papa bisa tenang melepas dia keluar negeri."
Ian melirik pada adik perempuannya yang hanya sibuk dengan makanan di hadapannya. Tidak, bukannya Adhara tidak mendengarkan, hanya saja ia tidak tau dibagian apa ia harus berbicara. Membuatnya memilih untuk tetap diam saja.
____________________________
Aku, Sebastian Orlando. Sepertinya aku sudah gila, bagaimana bisa aku memiliki perasan aneh pada Adhara, adikku?
Ya, aku tau ini gila. Namun sejak pertama kali melihatnya di bandara siang tadi, rasanya aku menjadi bergairah. Kulit putihnya itu tampak kontras dengan bibir merahnya yang tipis. Membuat ku ingin melumatnya setiap kali memandang ke arah wajah oval nya itu.
Matanya yang seringkali terlihat kosong membuatnya tampak seperti gadis lugu. Membuatku membayangkan akan bagaimana mata itu menatapku ketika ia berada di bawah kukunganku. Membayangkan ekspresinya...
Dasar gila!
Tidak cukup dengan membayangkan hal-hal mesum itu di pikiranku, bahkan kini aku juga masturbasi dengan membayangkan wajah adikku?
Ahh, tapi ini sungguh nikmat.
Bagaimana gadis 18 tahun itu mampu membuatku menggila hanya karena memikirkan wajahnya saja? Bukankah itu tidak pantas untukku yang sudah 28 tahun ini?
Lagi pula, bagaimana dia bisa tumbuh secepat itu hanya dalam waktu beberapa tahun?
Terakhir kali aku melihatnya adalah ketika ia bersama mama dan papa datang mengunjungi ku semasa liburan ketika kelulusan SMP nya. Dia tidak seperti ini saat itu.
Apa ini memang hal yang wajar ketika perempuan sudah memasuki masa SMA? Aku tidak ingat mempunyai teman di SMA dengan tubuh yang padat dan sintal dibagian-bagian yang tepat.
Sial, rasanya ingin sekali tanganku ini meremas gundukan yang bergoyang tiap kali dia bergerak itu. Bukankah goyangannya akan lebih hebat ketika aku menghentakkan pinggul ku diantara kedua pahanya?
Oh membayangkan kejantanan ku bersatu dengan miliknya membuatku menjadi ereksi. Ini sungguh fantasi yang gila.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [END]
RomanceBaca aja sendiri Start : 25 Maret 2023 Finish : 25 Maret 2023 ⚠️⚠️ [Area Brother Sister Complex]