034

13.1K 258 2
                                    

Hari ini akhir pekan dimana seharusnya keluarga Brian Orlando menghabiskan waktu kumpul keluarga. Namun berbeda untuk kali ini, karena kesibukan dengan kerjaannya, Brian terpaksa harus memakai waktunya untuk bekerja di hari yang spesial ini.

Tidak jauh berbeda dengan Sintia yang juga begitu sibuk Minggu ini. Perjanjian kerjasama dengan Zevan membutuhkan waktu yang lebih ekstra karena kesibukan Zevan sebagai model. Mau tidak mau Sintia harus menyesuaikan perjanjian dengan jadwal Zevan yang padat dan hanya kosong pada akhir pekan ini.

Adhara yang merasa bosan sudah menganggur cukup lama memutuskan untuk menghabiskan waktunya di kolam renang. Memberikan kenyamanan untuk tubuhnya dengan berendam dan berenang disana.

Adhara begitu menikmati waktunya hingga ia tidak sadar bahwa Ian sudah berdiri di pintu pembatas dekat kolam dalam waktu yang cukup lama. Ian terus memandangi bagaimana Adhara menggerakkan tubuhnya di dalam air. Dengan baju renang yang cukup ketat dan dalam keadaan basah jelas terlihat menggiurkan untuk Sebastian.

"Abang?!" Akhirnya Adhara menyadari kehadiran Ian, dan ia memprotes tatapan lapar Ian pada tubuhnya, membuat pria itu tertawa.

"Abang?!" Akhirnya Adhara menyadari kehadiran Ian, dan ia memprotes tatapan lapar Ian pada tubuhnya, membuat pria itu tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seru amat kayanya," ujar Ian berjalan mendekati Adhara yang sudah berdiri di tepi kolam dan kemudian Ian mengelus kepalanya.

"Abang ih ganggu aja! Ngapain liatin coba?!"

"Loh emang saya gak boleh berdiri disitu? Ini kan rumah saya juga." Ujar Ian membalas perkataan Adhara.

"Iya iya ini rumah Abang, Adhara sama mama kan cuma -"

"Dhar! Kamu tau bukan itu maksud saya." Seyuman Ian lenyap dalam seketika, berganti dengan tatapannya yang dingin, tidak senang dengan perkataan Adhara.

Suasana canggung itu tercipta. Adhara berpikir keras untuk mengembalikan suasana seperti semula hingga kemudian ia memutuskan untuk menarik Ian masuk ke dalam kolam. Keduanya sudah sama-sama basah, dan kemudian mereka tertawa.

Ian yang awalnya kaget dalam sekejap mengganti ekspresi pura-pura marah dan melemparkan air kolam itu pada Adhara. Terjadi perang air antara mereka, dan mereka menikmati hal itu cukup lama, sembari tertawa bahagia bersama.

Hingga posisi tubuh mereka semakin dekat dan tepat pada saat wajah mereka tidak lagi berjarak. Hidung keduanya yang saling bersentuhan, masing-masing dari mereka bisa merasakan hembusan nafas serta degup jantung yang berdetak. Entah siapa yang memulai hingga ciuman itu terjadi.

Adhara memejamkan matanya, menikmati bibir Ian yang menyentuh bibirnya. Berawal dari sentuhan dan kecupan lembut, hingga mereka saling menyesap. Seakan haus untuk satu sama lain. Ciuman itu berlangsung cukup lama, bahkan hingga Ian tak segan meletakkan tangan kirinya pada salah satu dada Adhara. Meremasnya perlahan.

Hal-hal yang semakin intim mulai terjadi. Kini tangan Ian sudah semakin berani untuk menyentuh dada Adhara yang sudah tidak terbalut oleh apapun. Membuat desahan desahan tertahan itu keluar dari bibir indah sang empunya.

Tangan Ian mengelus tubuh Adhara. Mencari titik titik sensitif wanita itu. Ian yang mengelus setiap inchi tubuh Adhara membuat wanita itu mulai merasakan gelombang gelombang kenikmatan. Bibir Ian yang sudah beralih menjilat leher dan telinga Adhara membuat desahan itu semakin jelas.

Ian yang merasa sudah tidak tahan lagi mulai mengelus bagian dalam tubuh Adhara dari balik pakaian renangnya. Membuat Adhara merem melek menikmati setiap gerakan Ian. Keduanya sama-sama dilanda kenikmatan hingga lupa bahwa mereka sudah begitu lama menahan diri, berniat untuk menghindari hubungan terlarang itu namun nyatanya dinding pertahanan mereka roboh kembali.

"Boleh Dhar?" Ian berusaha menahan dirinya, memilih untuk meminta izin terlebih dahulu, tak ingin menjerumuskan Adhara pada sesuatu yang tidak dia inginkan.

Adhara mengangguk lemah sebagai jawaban. Ia masih sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu kesahalan. Akan tetapi jauh di dalam dirinya menginginkan abangnya. Perasaan ketika bersama Ian, perasaan ketika Ian menyentuh dan mengelus tubuhnya, adalah perasaan yang tidak dapat dihindari bahwa Adhara masih menginginkan hubungan ini.

"Diatas aja ya bang, jangan di dalam kolam, gak baik." Adhra berucap dengan wajahnya yang memerah, ia malu dengan ucapannya sendiri. Hal itu membuat Ian tertawa kecil melihat tingkah menggemaskan.

Ian membawa Adhara pada kursi santai yang berada di dekat kolam renang. Membaringkan tubuhnya disana. Dengan cahaya matahari pagi yang menyinari, membuat Ian dapat melihat dengan jelas tubuh Adhara yang hampir Naked.

 Dengan cahaya matahari pagi yang menyinari, membuat Ian dapat melihat dengan jelas tubuh Adhara yang hampir Naked

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baik Ian maupun Adhara, tidak ada yang mempedulikan jika kursi itu basah. Mereka hanya ingin menuntaskan kabut gairah yang tengah melanda mereka. Saling mengejar kenikmatan untuk satu sama lain.

Terpikirkan satu ide di kepala Ian. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan. Dengan pemikirannya itu Ian membuat Adhara bangkit, dan mengganti posisinya. Ian membiarkan Adhara menaiki tubuhnya dan bergerak untuk mereka.

Adhara yang pada mulanya menolak namun berakhir menurut karena dirinya pun sudah tidak tahan. Dengan hati-hati ia berusaha menyatukan tubuhnya dengan Ian. Hingga ketika tubuh mereka sudah benar-benar menyatu, Adhara mendesah cukup kuat. Begitupun Ian yang memejamkan matanya merasakan kenikmatan itu.

Dengan perlahan Adhara mulai bergerak. Ke atas dan bawah, menaikturunkan tubuhnya. Awalnya ia masih cukup canggung untuk bergerak, namun setelah beberapa saat dan dengan beberapa panduan dari Ian gerakan Adhara semakin berani. Adhara mulai bergerak bebas mencari kenikmatan untuknya juga untuk abangnya.

Beberapa waktu telah terlewati hingga masing-masing dari mereka telah mendapatkan pelepasannya. Adhara yang cukup merasa lelah terkulai lemah diatas tubuh Ian dengan penyatuan yang masih belum terlepas.

"Ronde 2 dikamar ya..." Bisik Ian di telinga Adhara yang tepat berada tak jauh dari bibir Ian. Membuatnya dapat dengan mudah memberikan gigitan kecil disana.

Ian mengangkat tubuh Adhara, dengan tubuh yang sama-sama naked Ian membawa mereka ke kamarnya. Meninggalkan bekas percintaan mereka di kolam renang dan berniat untuk melakukannya, sekali lagi.

Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang