Pagi itu semua orang sedang bersiap.
Tidak, bukannya mereka benar-benar siap, karena nyatanya mereka hanya memaksakan diri untuk siap. Siap menerima putusan untuk membiarkan Adhara pergi ke Australia, bersama seorang pria yang baru belakangan ini di ketahui sebagai ayah kandungnya.
Sintia, Brian, maupun Ian, mengantar Adhara hingga ke Bandara. Sebentar lagi gadis kecil itu akan terbang bersama Harry yang datang khusus untuk menjemput putrinya itu hari ini.
Beberapa waktu yang lalu, setelah kembali dari liburan di Pulau Macan, Sintia terus digeluti dengan kegelisahannya. Ia bingung harus melakukan apa setelah ia mengetahui dengan pasti bahwa Harry adalah suaminya yang hilang.
Awalnya Sintia mencoba menutupi fakta yang hanya diketahui oleh dirinya itu. Akan tetapi, perubahan yang ada pada dirinya membuat Brian terus bertanya dan Sintia pun tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi.
Sintia menceritakan kebenarannya, tanpa bisa menahan air mata. Dengan segala kasihnya, Brian menenangkan Sintia, membiarkan wanita itu melepaskan segala emosi yang dirasakan.
Sintia benar-benar mencintai Brian, terlebih dengan semua perhatian suaminya itu, Sintia jelas amat menghargai dan menyayanginya. Hanya saja, pertanyaan Sintia beberapa tahun lalu, tentang mengapa ia sampai ditinggalkan, serta apa yang sebenernya terjadi pada suaminya, semua pertanyaan itu telah terjawab. Membuat Sintia terus merasakan keganjalan jika hanya bungkam.
Setelah membahas persoalan itu dengan Brian, Sintia akhirnya memutuskan untuk memberitahukan yang sebenarnya pada keluarga Harry. Setidaknya, Grace dan Alex tidak terus bertanya-tanya bagaimana kehidupan anak mereka selama mereka hidup terpisah.
Saat ini mereka berada di tempat yang sama, pada tempat dimana Sintia berpijak dan menjelaskan semuanya untuk pertama kalinya. Bandara Soekarno-Hatta adalah saksi bisu tentang bagaimana semuanya berjalan dan berakhir sampai ke titik ini.
Saat itu, Harry, Grace, dan Alex akan pulang ke Australia, namun langkah ketiganya terhenti ketika melihat Sintia dan Brian dengan tergesa-gesa mendekat ke arah mereka.
Ketiganya dibuat bertanya-tanya, bukankah kemarin malam mereka sudah melakukan perpisahan dan saling berpamitan, lalu apa lagi yang dilakukan sepasang suami-isteri itu?
"Aku perlu menjelaskan sesuatu," ujar Sintia di hadapan mereka.
Baik Harry, Grace, maupun Alex diam, untuk mendengarkan lanjutan dari kalimat Sintia.
"Kamu adalah Arya."
Kalimat itu jelas rancu dan tidak dapat dimengerti, namun pada akhirnya Sintia mengeluarkan sebuah album foto. Foto-foto itu tersimpan di rumah lamanya, yang sudah lama tidak dijamah.
Harry, Grace, dan Alex terkejut dibuatnya.
Harry yang mereka kenali sebelum adanya insiden kecelakaan itu ada didalam foto, dan lagi, foto-foto itu adalah foto pernikahan dimana terdapat dua insan yang terlihat saling mengasihi tergambar didalam sana.
"Itu Arya, mantan suamiku yang hilang bertahun-tahun lalu. Dia pergi disaat aku sedang mengandung, dan tidak pernah kembali lagi. Awalnya aku pikir dia benar-benar tidak akan kembali, tapi ternyata, sekarang dia ada disini, dihadapan ku dengan identitasnya yang lain."
Air mata Sintia tidak bisa tidak mengalir disaat bayangan-bayangan akan masa itu kembali terkenang. Masa penuh keringat dan air mata yang mengharuskannya berjuang sendirian, dengan di penuhi tangis dan segala tanya, Sintia hidup dengan berjuang untuk putri kecilnya.
"Kamu ..., Istriku?" Kalimat Harry terjeda, ia bahkan tidak bisa benar-benar mengeluarkan suaranya dengan jelas, semuanya terasa tersangkut di tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [END]
RomanceBaca aja sendiri Start : 25 Maret 2023 Finish : 25 Maret 2023 ⚠️⚠️ [Area Brother Sister Complex]