042

9.9K 205 44
                                    

Handphone Ian berdering, menandakan panggilan masuk. Ian yang malas menanggapi memilih untuk mematikannya, namun sekali lagi handphone itu berdering. Setelah berkali-kali Ian menolak panggilan tidak dikenal itu, akhirnya ia memilih untuk mengangkatnya.

Sang penelpon mengajak Ian untuk bertemu. Ian yang pada awalnya malas menghiraukan pada akhirnya tetap memilih pergi saat bujukan dari sang penelpon menarik perhatiannya. Dengan iming-iming kata penting dan menyangkut soal Adhara, berangkatlah Ian menuju tempat yang sudah mereka janjikan.

Tak butuh waktu lama, Ian sampai di tempat itu. Sosok yang ia cari sudah berdiri di sana, dengan gerakan-gerakan gelisah menunggu kedatangan Ian. Setelah berjalan dan semakin dekat pada orang yang dicarinya, Ian memanggil membuat sosok itu melirik dan menyadari kehadirannya.

"Ada perlu apa? Gue gak bisa lama-lama." Ucap Ian terus terang.

Bukannya menjawab, yang ditanya malah mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan sebuah foto yang berhasil membuat Ian meledak. Tanpa pikir panjang Ian melayangkan tinjunya.

"Dari mana Lo dapet foto itu bangsat!?" Ian tak dapat menahan diri, amarahnya mendidih tepat saat netranya memandang foto berisi dirinya dan Adhara yang sedang bercinta.

"Sabar dulu bang, gue jelasin!" Sosok yang sudah mendapatkan lebam dipipinya berusaha menahan serangan Ian lagi, mencoba untuk menjelaskan.

"Gue dapet dari Hani!" Begitu ujarnya sampai akhirnya berhasil membuat Ian berhenti.

"Gue tau ini salah dan gue juga gak nyangka kenapa bisa sampai ngelakuin itu." Melihat Ian yang diam dan mencoba mendengarkan penjelasannya ia melanjutkan ucapannya.

"Waktu itu tiba-tiba Hani dateng ke gue. Gue gak tau darimana dia tau soal gue, yang jelas disitu dia nunjukin foto ini. Gue yang emang waktu itu cemburu buta akhirnya menyetujui kesepakatan yang dia buat."

"Kesepakatan apa bangsat, ngomong buruan!" Ujar Ian marah saat sosok itu berhenti cukup lama diakhir kalimatnya.

"Gue yang bantu Hani untuk bikin video skandal Lo waktu itu. Orang yang Hani pake buat nyebarin dan bikin video itu adalah orang yang gue kenalin ke dia."

"Tapi itu karena dia bilang dia hamil anak Lo! Dan karena Adhara Lo jadi gak mau tanggung jawab." Sosok itu berujar cepat sebelum Ian bereaksi untuk kembali memukulnya.

"Gue suka sama Adhara bang. Dan yang gue pikirin waktu itu, asal gue bantu dia ngelakuin ini, Adhara bisa lepas dari Lo, dan setelah Hani berhasil dapetin Lo, gue juga bisa sama Adhara."

"Kalo suka gak gini caranya anjing!

"Iya gue tau gue salah makanya gue ngomong gini ke Lo, gue mau jelasin semuanya."

"Terus kenapa bukan foto ini yang kalian pake buat bikin berita yang lebih besar lagi? Secara ini kan nyata," ujar Ian dengan nada mengejek di ujung kalimatnya, bermaksud menyombongkan diri pada seseorang yang mengaku menyukai adiknya.

"Hani itu licik bang, dia sengaja bikin video palsu itu, karena dia udah punya planning lain. Foto itu bakal dia pakai sebagai kartu AS nya buat bikin Lo nurut sama dia. Kalau dia langsung pake foto itu di awal, dia gak punya pegangan apa-apa lagi, makanya dia sengaja nyimpen foto dan bahkan video itu." Ian membeku ketika mendengar kata Video.

"Video juga ada?" Tanya Ian yang mendapatkan anggukan.

"Tapi darimana dia bisa dapet semua itu?!"

Ian mencoba berpikir, dan yang dia ingat sehari sebelum semuanya menjadi seperti sekarang, ia dan Adhara melakukannya di dekat kolam renang, persis seperti yang ada di foto itu, dimana Adhara menaiki tubuhnya.

Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang