Sebastian mendapatkan tugas untuk pergi keluar negeri selama sepuluh hari. Dalam kurun waktu tersebut, tidak banyak hal yang berubah. Brian dan Sintia sibuk dengan pekerjaan dan bisnis mereka, sementara Adhara yang memang menganggur akan menghabiskan banyak waktu di rumah, terutama kamar tidurnya.
Banyak ajakan jalan dari dua sahabatnya, dan dari Zevan juga tentunya. Namun, Adhara menolak semua ajakan itu. Ia merasa senang dan ingin menghabiskan waktu liburnya ini di rumah saja.
Adhara sudah meyakinkan dirinya, bahwa ia ingin melanjutkan kuliah keluar negeri. Sebelum memberitahu pada orangtuanya Adhara ingin mencoba beberapa program beasiswa. Dan jika dia beruntung untuk lolos, barulah ia akan membagikan berita menggembirakan itu pada keluarganya.
"Pa, hari ini Ian ulang tahun loh, kita gak menyiapkan apa-apa?" Ujar Sintia. Kini satu keluarga itu sedang bersantai bersama di ruang keluarga, tanpa Ian tentunya.
"Orangnya aja gak ada ma. Nanti aja kalau dia udah pulang." Jawab Brian.
"Menurut kamu bagusnya kita kasih apa ke Abang?" Brian beralih menatap Adhara yang duduk santai di sofa single sembari memakan cemilannya.
"Hmmm" Adhara tampak berpikir serius.
"Entahlah pa, Adhara gatau Abang sukanya apa." Jawab Adhara akhirnya.
"Yah kamu ini, kirain bakal ngasih ide"
"Hehehe"
"Ngomong-ngomong, nilai kamu kapan keluar?" Tanya Sintia pada putrinya.
"Hmm, tanggal 5 sih ma kayanya. Kenapa?"
"Kamu siap gak sama hasilnya? Gak lupa kan papa sama Abang menjanjikan apa"
"Ya gak mungkin lupa lah pa, Adhara mah inget banget motivasi belajar Adhara haha"
Obrolan keluarga itu terus berlanjut. Membahas hal-hal random untuk mengeratkan hubungan kekeluargaan mereka. Sesekali saling melemparkan candaan yang membuat ruang keluarga itu riuh dengan tawa.
"Ini kalian gak pada haus apa ya?" Tanya Sintia di tengah tawa mereka.
"Haus banget maaaa" seru Adhara.
"Biar mama bikinin, pada mau minum apa?"
"Papa mau cappucino dingin ya ma, seger tuh kayanya."
"Adhara mau coklat dingin ya buk bos!"
"Okey tunggu bentar ya, minuman akan segera datang" ujar Sintia yang kemudian berlalu menuju dapur.
"Menurut kamu Ian gimana Dhar?" Pertanyaan tiba-tiba dari Brian membuat Adhara cukup terkejut.
"Maksud papa, gimana apanya?"
"Iya kan kalian belakangan ini udah deket, pendapat kamu tentang Abang gimana?"
"Yaa, Abang orangnya baik walaupun kadang-kadang suka aneh sih."
"Hahaha. Kamu tau Hani kan?"
"Anaknya temen mama yang mau dijodohin sama Abang?"
"Iya itu. Papa gak siap buat kasih tau ini ke mama, tapi kayanya Abang gak setuju sama perjodohan itu." Mendengarnya Adhara hanya diam saja.
"Papa rasa kamu sudah cukup dewasa untuk mengerti, makanya papa cerita ini ke kamu dulu." Sambung Brian lagi.
"Mama gak akan kecewa pa. Lagian kalau sampai Abang menjalaninya dengan terpaksa justru malah akan buat mama jadi ngerasa bersalah kan."
"Kamu bener sih. Cuma papa heran aja, Abang itu sebenernya mau yang kaya gimana sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [END]
RomanceBaca aja sendiri Start : 25 Maret 2023 Finish : 25 Maret 2023 ⚠️⚠️ [Area Brother Sister Complex]