022

20.5K 365 5
                                    

Maaf banget ya aku baru update sekarang. Sebagai gantinya aku kasih crazy up buat yang nungguin cerita ini.

Thankyouu!

Jangan lupa follow, vote dan komen ya!
_________________________________

Zevan

Jadi, kapan Lo kosong?

Adhara

Kapan aja gue bisa

Zevan

Oke, besok gue jemput yaa

__________________________________

Aku pikir ada baiknya menghabiskan waktu bersama Zevan besok. Biar saja bang Ian semakin panas. Aku benar-benar tidak peduli padanya. Bagiku semua tentang dirinya semakin tidak masuk akal.

Aku tidak tau apa yang salah. Tapi yang jelas, Sebastian Orlando seperti menjadi orang lain sejak hari itu. Bahkan ku pikir, rasa hormat ku padanya sudah lama menghilang. Sejak ku tau bahwa dia punya fantasi tentang diriku.

Sepertinya memang lebih baik aku melupakan segala yang pernah terjadi diantara kami. Agar perasaan rumit dan segala kekacauan ini bisa berakhir.

Besoknya Zevan benar-benar datang menjemput ku. Mama dan papa yang memang masih belum pulang membuatku akhirnya pergi tanpa pamit. Ya, jika mama dan papa tidak ada, pada siapa aku harus pamit? Tidak mungkin pada pria itu kan.

"Jadi kita mau kemana?" Tanya ku pada Zevan. Kali ini dia membawa mobilnya, sepertinya karena seharian ini turun hujan, dan cuaca di luar masih sangat dingin.

"Terserah yang traktir dong." Jawab lelaki itu, membuat ku berpikir sejenak.

"Hmm, gimana kalau kita makan sushi?"

"Boleh."

Akhirnya kami tiba di salah satu restoran sushi, Zevan segera memarkirkan mobilnya. Kami berdua turun dari mobil dan berjalan berdampingan masuk kedalam sana. Sushi merupakan salah satu makanan favorit ku, sehingga aku sangat bersemangat.

Selama di dalam restoran itu aku merasa Zevan benar-benar berusaha untuk mendekatkan diri padaku. Ia terus mencari obrolan sehingga kami tidak mati topik.

Aku memang tidak pernah berpacaran, dan bahkan dekat dengan lelakipun bisa dihitung jari, namun untuk sekedar mengerti maksud Zevan bukanlah sesuatu yang sulit bagiku.

Aku juga merasa Marissa dan Claudia sangat mendukung hal ini. Terlihat dari bagaimana mereka terus bersemangat membahas tentang Zevan. Pertanyaan mereka tentang bagaimana Zevan menurutku jelas menjawab semuanya.

Zevan suka pada ku. Dan aku pribadi tidak tau harus bagaimana menanggapinya. Dia memang anak yang menyenangkan, dia anak yang baik dan obrolan kami juga cukup nyambung untuk ukuran kenalan baru. Satu hal yang tak kalah penting, wajahnya juga tampan, dengan profesi sebagai model diusianya saat ini tentu saja menjadi nilai plus tersendiri.

"Lo tau gak, ada taman hiburan yang baru buka loh hari ini." Ujar Zevan setelah kami selesai makan.

"Oh ya?"

Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang