Jangan lupa vote dan komen!
Follow juga yuk!________________
Ini cerita lama, dulu sekali sebelum Sintia berada dititik ini. Tepatnya sekitar 13 tahun yang lalu. Hidupnya sedang kacau saat itu, membuatnya mau tidak mau harus berjuang lebih ekstra demi putri kecilnya, Adhara yang bahkan belum genap lima tahun usianya.
Menjadi seorang ibu tunggal jelas bukan sesuatu yang mudah. Sintia sudah kehilangan suaminya sejak ia mengandung Adhara. Tidak, suaminya tidak meninggal tidak pula mereka bercerai. Namun Sintia benar-benar kehilangan suaminya, yang entah karena apa hilang bagai ditelan bumi.
Tidak pernah menampakkan batang hidungnya, tidak sekalipun dapat dihubungi sejak hari itu. Hingga setelah bertahun-tahun berlalu, Sintia baru menyadari bahwa ia benar-benar telah ditinggalkan. Itu adalah saat dimana putrinya sudah semakin bertumbuh, dan uang tabungannya yang sudah terkuras nyaris sepenuhnya, membuat Sintia sadar bahwa roda kehidupan terus berputar, dan mereka mempunyai kebutuhan.
Terus-terusan terjebak dalam asa dan harapan bahwa sang suami akan kembali, Sintia hampir dibuat gila. Namun syukurnya dia cepat disadarkan dengan putri kecil yang terus tumbuh setiap harinya. Sintia tidak bisa terus-terusan diam saja, setidaknya demi Adhara.
Sintia bukan dari keluarga berada, setelah memutuskan untuk menikah dengan laki-laki pilihannya, Sintia hidup jauh dari orangtua. Bahkan untuk segala perjuangannya seorang diri selama ini, tak pernah ia mengabari ke kampung halaman.
Dan ketika Sintia memutuskan untuk mencari pekerjaan demi menghidupi Adhara, dengan pikir panjang Sintia memutuskan untuk kembali menginjakkan kaki ke tempat itu. Tempat dimana ia tumbuh besar. Tempat dimana ia masih bisa tertawa lepas tanpa ada sedikitpun beban yang ia tanggung saat itu.
Kedua orangtuanya jelas sedih. Bertahun-tahun tidak pernah tau apa yang telah Sintia lalui. Pernikahan yang bahkan tidak sampai menginjak dua tahun itu kandas karena suaminya yang menghilang. Kemudian sepasang suami istri itu, kakek dan nenek Adhra dengan tangan terbuka menerima untuk merawat cucunya sementara Sintia akan kembali ke kota, mencari nafkah demi kehidupan mereka.
Sintia hanya lulusan SMA, ia bertemu dengan suaminya yang tergolong cukup mapan itu pun karena sesuatu yang dapat dikatakan kebetulan. Entah apa yang membuat pria itu jatuh cinta pada Sintia hingga kemudian meminangnya.
Mereka kenal tidak begitu lama, hanya dalam hitungan bulan hingga akhirnya memutuskan untuk menikah. Pria itu mengaku hidup sebatang kara selama ini. Tidak tau siapa dan dimana orangtuanya karena ia besar di panti asuhan.
Menempuh pendidikan dengan perjuangan keras hingga akhirnya menyelesaikan pendidikan sarjana dengan beasiswa, jelas sosok yang mengagumkan. Memang, mantan suaminya itu tampak seperti orang yang cerdas dan berwibawa.
Memegang posisi tinggi dalam perusahaan di usia muda, membuatnya hidup sebagai pria mapan yang mampu menggaet wanita manapun yang ia inginkan. Namun, pilihannya jatuh pada Sintia. Wanita yang bisa dikatakan hanya bermodalkan paras itu benar-benar membuatnya jatuh cinta karena sosoknya yang menyenangkan. Senyum hangat yang selalu mendebarkan untuk siapapun yang melihatnya.
Dengan modal pas-pasan itu, akhirnya Sintia mendapatkan pekerjaan. Meski hanya sebagai asisten rumah tangga, ia cukup senang. Setidaknya ia mempunyai pegangan dan penghasilan untuk Adhara yang akan terus tumbuh kedepannya.
Bertemu dengan Brian dan Cahya adalah suatu anugrah bagi Sintia. Meski sebagai asisten rumah tangga, kedua majikannya itu memperlakukannya dengan cukup baik. Bahkan tak jarang memberikan sesuatu khusus untuk Adhara diluar penghasilan Sintia yang seharusnya.
Selang beberapa waktu, Cahya meninggal dunia karena memang ia sudah mengidap berbagai penyakit kronis. Brian dan anaknya Sebastian jelas merasa terpukul karena hal itu. Namun melihat Cahya yang terus-terusan melawan rasa sakitnya membuat ada sedikit kelegaan yang terasa, akhirnya wanita malaikat itu tidur dengan tenang tanpa ada lagi rasa sakit dan obat-obatan.
Sintia masih terus bekerja di rumah keluarga Brian Orlando, bahkan setelah Cahya meninggal. Semuanya mengalir begitu saja tanpa ada yang direncakan hingga Brian memutuskan untuk menikah dengan Sintia.
Beberapa waktu yang terlewati bersama membuat rasa diantara keduanya tumbuh begitu saja. Sintia yang kembali merasakan bagaimana rasanya dicintai pun akhirnya menerima tawaran Brian. Hingga setelah dua tahun kepergian Cahya mereka menikah.
Sintia tau ini agak kurang etis. Terkesan dirinya adalah wanita penggoda yang menggaet majikannya. Namun Brian, lelaki penuh kasih sayang dan kata-kata manis itu meyakinkan Sintia, bahwa tidak ada perkataan siapapun yang perlu ia pikirkan. Mereka hanya akan menjalani kehidupan rumah tangga yang utuh bersama Sebastian dan Adhara yang dijemput untuk tinggal bersama mereka saat usianya 7 tahun.
Tidak lagi mengkhawatirkan bagaimana dunia dan orang-orang akan memandangnya, kini kekhawatiran Sintia beralih pada Sebastian. Putra Brian yang sudah berusia 17 tahun itu pasti merasa sulit untuk menerima kehadiran Sintia dan Adhara.
Bagi Sebastian keduanya adalah orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam keluarganya. Berawal dari seorang pembantu rumah tangga, hingga kemudian menjadi nyonya rumah dan menjadi ibu tirinya, membuat Sintia berpikir bahwa wajar jika Sebastian membencinya. Hal itu tak masalah bagi Sintia, ia akan berusaha sebisa mungkin untuk menjadi sosok ibu yang mampu diterima oleh Sebastian.
Namun ternyata setelah satu tahun pernikahan itu berlalu, tepat ketika Sebastian menyelesaikan masa SMA nya, ia meminta pada Brian untuk melanjutkan pendidikan keluar negeri. Membuat Sintia merasa sangat gagal karena ternyata putranya itu masih belum bisa menerima dirinya. Setelah diskusi panjang yang mereka lalui, akhirnya Brian memutuskan untuk membiarkan Sebastian pergi cukup jauh.
Bahkan setelah bertahun-tahun waktu berlalu, Sintia merasa bahwa Sebastian masih belum juga menerima dirinya. Meskipun begitu, Sintia mencoba ikhlas menerima bagaimanapun Sebastian akan memperlakukannya dan menganggapnya sebagai apa. Karena sampai kapanpun, fakta bahwa Sintia yang menikah dengan majikannya tidak akan pernah berubah.
Siapapun yang memandang dan mendengar tentang ini, jelas hanya akan ada sedikit sekali pemikiran positif yang keluar. Banyak orang yang mencemooh nya, mengatakannya sebagai wanita penggoda hingga paling parahnya kematian Cahya adalah atas manipulasi nya.
Karena itu, bahkan setelah usia pernikahan yang sudah menginjak sepuluh tahun pun, kekhawatiran masih menghantui Sintia. Bayang-bayang mantan suami yang meninggalkannya, membuat Sintia selalu siaga jika suatu hari Brian melakukan hal yang sama padanya. Sintia dengan rela akan menerima semua itu, karena baginya kebahagiaan ini tidak benar-benar pantas untuk ia dapatkan.
Bagaimana Brian mencintainya dan membuktikan cintanya, bagaimanapun Brian memperlakukannya, menghormatinya, menyayanginya dan bahkan menyayangi putrinya juga, semua itu masih belum mampu membuat Sintia yakin bahwa rasa sakitnya tidak akan terulang kembali.
Mengingat bagaimana perkataan dan perlakuan penuh cinta yang dulu ia terima dari mantan suaminya, membuatnya tidak yakin semua itu mampu bertahan selamanya. Karena pada akhirnya, mantan suaminya itu telah pergi. Menyisakan tanda tanya besar pada Sinta apa kesalahan yang sebenarnya ia lakukan.
Tidak ingin hanya bergantung pada Brian, dan mengalami sakit yang sama ketika ia harus ditinggalkan lagi, Sintia memutuskan untuk membuka usaha. Bermodalkan pinjaman pada sang suami hingga akhirnya usaha Sintia saat ini cukup maju, setidaknya mampu untuk jaminan kehidupannya dikemudian hari bersama dengan Adhara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [END]
RomanceBaca aja sendiri Start : 25 Maret 2023 Finish : 25 Maret 2023 ⚠️⚠️ [Area Brother Sister Complex]