> Bertemu Kembali

10.8K 758 5
                                    

Dengkuran halus James yang sedang tertidur pulas di kamarnya membuat Haechan lega. Haechan berjalan menjauh seraya menarik kopernya dengan perlahan dan hati hati. Agar James, ayah tirinya itu tidak terbangun.

Ia membuka pintu rumah dengan sangat pelan dan menutupnya lagi. Begitu sudah di luar, ia baru bisa bernafas lega.

Sebuah sedan hitam berhenti tepat di depan rumahnya. Haechan bergegas masuk dan duduk di kursi depan sebelah pengemudi.

"Ayo cepat jalan, sebelum James bangun!" ucap Haechan panik. Jika sampai ketahuan kabur oleh ayah tirinya, tamatlah riwayatnya.

"Apa kau yakin akan melakukan ini? Kalau ia tahu pasti ia akan mengamuk." ucap seseorang yang duduk di balik kemudi. Itu sahabatnya, Huang Renjun.

"Aku tidak peduli, aku tidak mau selamanya menjadi budaknya!" tegas Haechan.

Renjun langsung tancap gas. Haechan menoleh memandang rumahnya untuk yang terakhir kalinya. Setengah khawatir James akan bangun dan mengejarnya, tetapi tidak. Ia bisa tenang sekarang.

"Jadi, apa rencanamu?" tanya Renjun.

"Antarkan aku ke bandara." jawab Haechan. Renjun mengerutkan dahinya.

"Bandara? Apa maksudmu?" tanya Renjun bingung. Pandangannya tetap fokus ke jalanan.

"Hmm... aku akan pergi ke Chicago."

Seketika Renjun menginjak rem mobil, membuat tubuh Haechan tersentak kedepan. Untungnya ia memakai sabuk pengaman.

"Renjun! Kau mau membunuhku? Kita bisa saja mati kalau kau menginjak rem mendadak seperti tadi!" bentak Haechan panik.

Ia menoleh kebelakang takut mencelakakan pengguna jalan lain, dan untungnya tidak ada satu mobil pun di belakang mereka.

Renjun mengabaikan kepanikannya, dan bertanya.
"Untuk apa kau ke Chicago?"

"Mencari Ayah kandungku." jawab Haechan sambil mengembalikan detak jantungnya ke tempo normal.

"Tapi kau tidak tahu pasti ia ada dimana." ucap Renjun.

"Renjun, kau dengar sendiri ibuku mengatakan bahwa ia berada di Chicago" sahut Haechan seakan mengingatkan Renjun.

"Untuk apa kau mencari Ayahmu, Haechan? Apa kau lupa ia sudah mencampakkan mu dan ibumu?" tanya Renjun. Ia tetap bersikeras agar Haechan mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Aku tetap harus bertemu dengannya!" tegas Haechan.

"Bagaimana kalau James tahu kau kabur?" tanya Renjun lagi.

"Persetan dengannya! Lagi pula ibuku meninggal karena makhluk iblis itu. Ia merampas semua harta ibuku, kerjaannya hanya bermain dengan jalang dan mabuk mabukan. Sekalinya ibuku sakit, ia tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun!" ucap Haechan dengan penuh emosi mengingat kematian ibunya satu tahun yang lalu.

"Tolong jangan pergi, Haechan..." pinta pria bermarga Huang itu.

"Tidak bisa, Renjun. Aku sudah merencanakan semuanya. Setelah aku lulus kuliah, aku akan mencari pekerjaan di Chicago dan mencari Ayah kandungku." ucap Haechan sendu.

Renjun menghela nafas.
"Kalau begitu aku harus ikut denganmu!"

Haechan menolak dengan tegas.
"Tidak, Renjun. Kau perlu menyelesaikan kuliahmu dulu! Aku tidak ingin menghambat kuliahmu."

"Kalau begitu, aku janji akan menyusulmu ke sana setelah lulus nanti." ucap Renjun. Haechan tersenyum.

Renjun pun akhirnya mengantarkan Haechan ke bandara.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang