> Kita Lihat Saja Nanti

5.4K 461 10
                                    

Rossela tampak kehilangan kata kata, sementara Evelyn ternganga lebar seolah tak percaya.

Walaupun Haechan merasa sakit hati menyadari Mark menyewanya hanya untuk mendapatkan perusahaan ayahnya, entah mengapa di saat yang bersamaan ia senang melihat wajah Evelyn yang seperti orang bodoh sekarang.

"Aku tidak percaya ini! Kau percaya pada pria yang mengaku ngaku menjadi anak suamiku hanya untuk mendapatkan warisan, Mark?" semprot Rossela begitu menemukan kata katanya.

Haechan sangat muak pada wanita itu. Sekarang ia merasa bersyukur tidak menginap di tempat ayahnya waktu itu.

"Dengar, aku tidak mengaku ngaku, tetapi ini kenyataanya. Aku adalah anak dari seorang Seo Johnny, untuk apa aku mengaku ngaku hanya untuk mendapatkan warisan? Aku bahkan tidak tahu apa apa tentang siapa Seo Johnny!" tukas Haechan kesal.

"Kau tidak tahu siapa suamiku ini? Dia adalah CEO SJ Corporation, salah satu perusahaan terbesar di dunia. Oh, tidak mungkin kau tidak tahu. Kau hanya pura pura tidak tahu. Kau hanya pura pura polos!" balas Rossela.

Haechan kaget mengetahui fakta tentang ayahnya. Selama ini, ia kira ayahnya hanya orang biasa yang bekerja di perusahaan besar dan memiliki jabatan tinggi, bukan pemilik perusahaan.
Ia benar benar tidak tahu.

Bahkan sebenarnya Haechan tidak tertarik untuk menemui ayahnya. Kalau bukan karena permintaan ibunya, ia tidak akan pernah datang ke Chicago untuk mencari ayahnya dan Johnny tidak akan pernah mengenalnya.

"Ny. Seo, Evelyn bukan anak satu satunya Mr. Johnny. Menurut hukum, karena Haechan lahir lebih dahulu dari pada Evelyn, maka Haechan lah yang memiliki hak untuk mendapatkan perusahaan sepenuhnya." ucap Mark.

"Tapi Mark, sayang, dia ini anak haram! Kau hanya mencintaiku, kan?" ucap Evelyn memelas sambil menggenggam tangan Mark.

Haechan merotasikan matanya malas.
'Anak dan ibu sama saja!' batin Haechan jengah.

"Sebentar, my bitch step sister! Anak haram? Ibuku adalah istri pertama dan ibumu ini selingkuhan ayahku. Itu berarti anak haramnya adalah kau, bukan aku! Understand?" sergah Haechan tak mau kalah. Haechan sadar jika dirinya tidak pantas untuk menghina Evelyn seperti itu, apalagi derajatnya yang sebagai laki laki. Tetapi Haechan tidak bisa mentoleransi sikap Evelyn yang semena mena padanya.

Evelyn menatap Haechan tidak percaya, lalu tangannya tiba tiba melayang hendak menampar Haechan. Tapi Mark sigap menahan tangannya.

"Evelyn, hentikan! Dia itu kakakmu!" cegah Johnny marah. Evelyn menatap Johnny kaget.

"Dad, dia sudah mengambil Mark. Sekarang kau mau aku menganggapnya kakak?" tanya Evelyn tidak percaya. Matanya berkaca kaca.

'Wow, this bitch can cry.' batin Haechan.

"Sudahlah, jangan banyak drama! Aku muak, lebih baik aku pulang." tukas Haechan dingin.

Ia pusing dengan keadaan seperti ini. Yang ia inginkan hanya menonton TV sambil makan es krim sebanyak banyaknya.

Haechan bangkit dari kursinya dan langsung meninggalkan ruangan. Mark mengikutinya dari belakang.

|
|
|
|
|

***

|
|
|
|
|

Haechan masuk ke dalam mobil dengan gusar.

"Jadi kau menyewaku untuk mendapatkan perusahaan ayahku? Ibumu memberikanmu kesempatan memilih calon istrimu sendiri dan kau mengambil kesempatan itu untuk mendapatkan perusahaan ayahku?" tanya Haechan tidak percaya. Ia menatap Mark tajam.

"Iya, itu rencananya." jawab Mark santai.

"You son of a bitch!" umpat Haechan.

Ia menyesal sudah menandatangani kontraknya. Ia menyesal sudah datang ke Chicago. Ia menyesal sudah mengenal Mark.
Mulai sekarang ia akan membenci Mark!

"Dan kau bilang kau akan menikah denganku? Itu bercanda, kan?" tanya Haechan lagi.

"Tidak, aku serius." ucap Mark.

"Apa? Tidak! Aku tidak ingin menikah! Apalagi denganmu!" tolak Haechan langsung.

"Di antara semua submissiv di dunia ini, hanya kau yang tidak ingin menikah dengan ku, Haechan. Semua submissiv dan wanita diluar sana sangat ingin berada di posisimu sekarang." ucap Mark.

"Aku bukan mereka!" tukas Haechan.

Yang ia inginkan hanyalah hidup tenang tanpa hutang, lalu menikah dengan seseorang yang mencintainya dan mereka bahagia.

"Kau tidak bisa menolak, Haechan. Kau sudah menandatangani perjanjiannya dan disitu tertulis kau harus menikah denganku."

"What the fuck! Aku bahkan belum membaca kontraknya, Mark!" sergah Haechan tidak percaya.

"Siapa suruh menandatangani kontrak sebelum membacanya." sahut Mark sambil tersenyum jahil melihat ekspresi frustasi Haechan.

Kemarin Haechan menandatangani kontrak itu tanpa berpikir panjang. Otaknya seperti kosong. Ia benar benar ceroboh. Sekarang ia sangat kesal pada dirinya sendiri.

"Kau benar benar manusia terberengsek yang pernah aku temui!"

Mark mengangkat alisnya.

"Kenapa kau tidak menikah saja dengan Evelyn, kalau kau hanya ingin mendapatkan perusahaan ayahku? Aku tahu kalau aku lebih tua dari pada Evelyn bukan alasanya." ucap Haechan.

Mark tersenyum miring.
"Kau pintar juga. Sudah ku bilang, aku tidak ingin memiliki hubungan. Yang mengerti ini hanya bisnis hanyalah kau, Haechan. Kalau Evelyn, ia pasti akan meminta lebih."

Haechan terdiam sebentar.
"Meminta lebih apa?" tanyanya penasaran.

"Cinta. Aku tidak bisa memberikannya." ucap Mark.

Haechan tertegun. Jadi maksud Mark, Haechan tidak akan meminta hal itu? Apakah Mark berpikir Haechan tidak mencintainya?
Mark salah besar!

Haechan masih mencintainya sampai saat ini. Dan sekarang sudah sangat jelas kalau Mark tak akan pernah membalas perasaannya itu. Rasanya Haechan ingin menangis saat itu juga.

"Kau salah." ucap Haechan pelan.

"Apa?" tanya Mark bingung.

"Kau pikir aku bisa menikah dengan pria yang hanya memanfaatkan ku untuk mendapatkan perusahaan ayahku?" tanya Haechan sambil menatap Mark tajam.

"Tentu saja kau bisa." sahut Mark.

"Tidak, Mark. Aku juga ingin menikah dengan pria yang aku cintai." bantah Haechan.

Mark terdiam.
"Kalau begitu aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku." ucap Mark sambil mencondongkan tubuhnya bendekati Haechan.

Jantung Haechan berdebar kencang. Otaknya menjadi kosong.

"Tidak, aku yang akan membuatmu jatuh cinta padaku!" timpal Haechan tanpa berpikir. Katika ia tersadar apa yang baru ia ucapkan, rasanya ia ingin masuk ke lubang saja. Malu sekali!

Mark tersenyum miring.
"Apa kau yakin bisa melakukannya? Belum pernah ada orang yang bisa membuatku jatuh cinta." ucap Mark.

"Well, kalau begitu aku akan menjadi orang dan submissiv pertama yang akan membuatmu jatuh cinta." ucap Haechan sambil tersenyum sinis.

"We'll See who'll win this." sahut Mark yang masih mempertahankan smirknya.










BERSAMBUNG

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang