> Apa Kau Bercanda?

6.5K 551 2
                                    

Tiba tiba ponsel Haechan berbunyi. Ia langsung menjawab panggilan itu.

"Halo?" jawab Haechan.

"Haechan, ini aku." suara pria yang familier terdengar dari sebrang sana.

"Kevin? H–hai!" sapa Haechan.
"Dari mana kau tahu nomerku?" sambung Haechan lagi.

Mark langsung menatap Haechan ketika mendengar nama Kevin.

"Rahasia." canda Kevin sambil tertawa jenaka.

"Aku cuma mau bilang, kalau kau mau pindah malam ini, aku siap menjemputmu." sambungnya.

"Terimakasih, aku sang–"

Haechan terkesiap karena Mark tiba tiba saja merampas ponselnya, dan...

"Jangan harap kau bisa mengambilnya dariku!" peringat Mark dingin.

"Siapa ini? Mark? Memangnya kau siapanya Haechan?" sahut Kevin tak kalah dingin.

Mark tertegun.
"Itu bukan urusanmu!" tukasnya sebelum mengakhiri panggilan.

"Astaga! Mark, aku sedang berbicara dengannya!" sentak Haechan kesal. Ia menjulurkan tangannya hendak mengambil ponselnya, tapi Mark buru buru menghapus log panggilan barusan.

Haechan berhasil merebut ponselnya kembali.
"Kau menghapus nomernya?" tanya Haechan tak percaya.

"Jangan berhubungan dengannya lagi!" tegas Mark.

"Tidak bisa!" tolak Haechan.

"Kenapa?" tanya Mark bingung.

"Dia rekan kerjaku!" ucap Haechan keceplosan. Spontan ia menutup mulutnya.

Mata Mark menyipit.
"Kau kerja di Kafe itu juga?" tanyanya tidak percaya.

"Kalau iya, kenapa?" tantang Haechan.

"Haechan, kau tidak perlu bekerja. Kau anak Mr. Johnny. Hidupmu terjamin!" ucap Mark.

Haechan mengerutkan dahinya. Memang ayahnya sekaya apa sih?

"Bullshit! Ia mungkin ayahku, tapi hubunganku dengannya hanya sebatas itu. Tidak mengubah kenyataan kalau dulu ia selingkuh dari ibuku!" tukas Haechan penuh emosi.

"Kau harus berhenti bekerja sekarang juga!" perintah Mark.

"Mark, aku perlu uang. Aku perlu pekerjaan. Kemarin dompetku hilang, untung aku masih punya sisa uang di rekeningku. Tapi itu tidak cukup untukku pulang ke China." ucap Haechan.

"Maksudmu, kau kabur ke Chicago tanpa pamit pada ibumu?" tanya Mark setengah menggoda.

Haechan tersenyum miris. Hatinya sakit mendengar perkataan Mark.
"Kau tidak akan pernah mengerti, Mark." ucap Haechan dengan nada sedih.

Tiba tiba bel berbunyi. Tapi Mark seperti enggan bergerak dari hadapan Haechan.

"Ada tamu, kau yang buka pintu. Paling paling teman kencanmu lagi!" tukas Haechan terus terang.

Mark hanya tersenyum. Tapi ia melangkah keluar kamar untuk membukakan pintu.

~

~

Dari kamarnya, Haechan mendengar suara orang bercakap cakap. Tapi sepertinya bukan suara seorang wanita.

Karena penasaran, Haechan keluar kamar dan berdiri di ambang pintu menuju ruang keluarga. Mark sedang bercakap cakap dengan seorang pria berjas rapih berumur sekitar tiga puluh tahunan.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang