> Not Enough

4.8K 380 2
                                    

Haechan tidak sadar kalau wajahnya memerah. Ketika Haechan hendak berbicara, tiba tiba pramugari yang tadi menyambut mereka datang dan berdiri beberapa meter dari tempat mereka duduk.

"Hmm... maaf mengganggu, Mr. Jung, tapi pesawat sudah siap terbang." ucap pramugari itu dengan mata yang tidak lepas dari tubuh Mark.

Haechan merotasikan matanya.

"Oke, terima kasih, Celine." jawab Mark.

Haechan mengangkat alisnya.

'Oh, jadi Mark tahu nama wanita ini? Hah! Apa mereka pernah tidur bersama? Tentu saja, pramugari itu cantik.' batin Haechan cemburu.

Pramugari tersebut berdiri dengan kaku.

"Hmm, nama saya Andrea, bukan Celine, Tuan." ucap pramugari itu dengan tenang, tapi Haechan tau kalau Andrea kesal. Entah kenapa Haechan malah senang melihatnya.

Haechan mencoba menyembunyikan senyumannya. Andrea hanya menatap tajam Haechan, lalu ia menunduk dan segera pergi.

'Benar benar tidak sopan!' batin Haechan kesal.

"Apa kau ingin aku mengganti pramugarinya?" tanya Mark tiba tiba.

Haechan menoleh.

"No need to do that, i'm cool. I mean, I don't care." jawab Haechan santai. Ia memang tidak peduli, walaupun ada sedikit rasa kesal pada pramugari itu.

"Baiklah kalau begitu." jawab Mark mengerti.

"Mark, kau belum memakai bajumu." ucap Haechan ketika Mark kembali duduk di sebelahnya.

"Bukankah kau menyukainya?" goda Mark. Haechan merotasikan matanya sambil tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.

"Whatever." jawab Haechan. Mark hanya menyeringai.

Setelah pesawat sudah berada di atas awan, mereka melepaskan sabuk pengamannya.

Haechan menguap.
"Berapa lama perjalanannya?" tanyanya.

"Cukup lama, kenapa?" ucap Mark.

"Aku mengantuk, aku ingin tidur dulu." ucap Haechan sambil mengusap matanya.

"Kau tidak ingin makan malam terlebih dahulu?" tanya Mark.

"Aku belum lapar." ucap Haechan.

Lama lama ia tidak bisa menahan rasa kantuknya.
Ia pun memejamkan matanya. Dan dalam hitungan detik, ia tertidur.

Mark tersenyum melihat Haechan yang cepat sekali tertidur. Ia mengangkat tubuh Haechan dan berjalan menuju sebuah kamar di jet tersebut. Dengan perlahan, Mark meletakkan Haechan di atas kasur.

Mark menatap wajah Haechan yang begitu tenang ketika ia tertidur. Begitu cantik.

Mark mengelus lembut surai Haechan, kemudian jarinya beralih ke bibir pink Haechan yang sangat menggoda.

"I can't believe it, that you're mine." ucap Mark pelan sambil menatap wajah Haechan. Mark tidak pernah bosan menatapnya.

Haechan mengubah posisi tidurnya menjadi miring, kemudian Mark melihat perban yang menutup luka Haechan di bagian belakang tubuhnya.

Rahang Mark mengeras.

"Maaf aku gagal melindungimu, tapi aku berjanji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi untuk kedua kalinya." ucap Mark seraya mengecup dengan lembut luka Haechan yang ditutupi oleh perban.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang