> Drake?

5.3K 444 5
                                    

Haechan membuka matanya perlahan. Sinar matahari yang menerobos ke dalam kamar membuat matanya silau.

Haechan menoleh dan mendapati Mark tidak ada di sisinya.

Haechan mencoba duduk dan teringat semalam ia bermimpi tentang Drake lagi. Ia ingat Mark yang menenangkannya. Sebrengsek berengseknya Mark, ternyata ia tetap memiliki sisi kelembutan yang tersimpan dalam dirinya. Haechan tersenyum kecil.

Ia berdiri dan berjalan ke kamar mandi untuk mandi. Tidak sampai lima belas menit ia sudah selesai.

Kemudian ia memakai cincin yang diberikan Mark. Haechan menatap cincin itu sejenak. Dalam hidupnya, baru pertama kali ada pria yang memberinya cincin. Haechan tersenyum.

Ia kemudian keluar dari kamar. Terkejut begitu menemukan dua pelayan yang sudah menunggunya di depan pintu kamar.

"Selamat pagi, Ms. Haechan." sapa kedua pelayan itu sopan.

Haechan menatap mereka bingung.
"Selamat pagi. Hmm... Dimana Mark?" tanyanya.

"Tuan muda mangatakan ia ada rapat penting pagi ini, jadi tidak sempat membangunkan anda."

Haechan mengerutkan dahinya bingung.

"Ms, apakah anda ingin sarapan sekarang? Akan kami siapkan." ucap salah seorang pelayan itu.

Haechan tersenyum ramah sambil mengangguk.

Mereka mendahuluinya menuju ruang makan utama. Di sana terdapat sebuah meja makan panjang dengan delapan belas kursi. Haechan suka ruangan ini. Desainnya minimalis bercampur elegan sehingga berkesan mewah tapi tidak berlebihan.

Haechan duduk di salah satu kursi.

Tidak lama kemudian muncul lima pelayan membawa nampan berisi makanan. Mereka menyajikan makanan tersebut di depan Haechan.

Haechan melotot melihat begitu banyak makanan di depannya.

"Semua ini untukku?" tanya Haechan tidak percaya.

Pelayan terakhir yang menyajikan makanan itu menatap Haechan aneh.

"Iya." jawabnya singkat dan judes.

Haechan mengangkat alisnya. Sungguh tidak sopan. Mungkin karena ia memang cantik dan terlihat lebih muda daripada Haechan. Tapi tetap saja sikapnya tidak sopan.

Pelayan itu pergi meninggalkan Haechan sendirian di ruang makan itu.

Haechan sudah terbiasa dengan situasi ini. Sarapan sendiri. Sejak kematian ibunya, ia selalu makan sendiri.

Haechan melihat makanan di depannya itu. Ada pancake, toast panggang, sereal, sup ikan, dan masakan yang Haechan tidak tahu namanya. Haechan tidak bisa memilih, ia menyukai semuanya.

Akhirnya ia memutuskan untuk menikmati sup ikan terlebih dahulu. Setelah selesai, ia makan toast panggang, kemudian pancake.

Ketika ia sedang menikmati pancake, ia memikirkan apa yang akan ia lakukan hari ini. Di mansion saja seharian?

Kemudian ia teringat Jaemin. Haechan mengambil ponsel di kantung celananya. Terakhir bertemu Jaemin, mereka sempat bertukar nomor ponsel. Ia memutuskan untuk menelepon Jaemin.

"Halo?" jawab Jaemin.

"Jaemin, ini aku, maaf mengganggu. Apa nanti siang kau mau makan siang bersama?" tanya Haechan.

"Haechan! Tentu saja aku mau. Kebetulan hari ini aku ambil cuti karena Nana akan ada lomba balet. Apa kau mau datang?" tanya Jaemin.

"Tentu saja aku mau. Jam berapa?" tanya Haechan.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang