> Finally

4.3K 349 10
                                    

"Bohong!" ucap Haechan pelan, rasanya tubuhnya sekarang benar benar kebas. Wajahnya juga menjadi pucat.

"Inilah kenyataannya, Haechan." jawab Kevin sambil meminum alkoholnya.

"Jangan bercanda, Kevin! Kau tidak mungkin Drake!" ucap Haechan kekeuh.

"Apa sebegitu besarnya ketidakinginan mu untuk bertemu denganku lagi?" tanya Kevin sambil tersenyum. Ia lalu mendekati Haechan.

"Jangan coba coba mendekatiku!" ucap Haechan was was.

"Sudah berapa tahun kita tidak bertemu, Haechan. Kau tidak merindukanku?" ucap Kevin sambil menaiki kasur. Haechan reflek mundur sampai punggungnya membentur sesuatu.

"Berhenti di situ! Jangan mendekat!" ucap Haechan ketakutan.

Kevin tersenyum, ia menarik kaki Haechan sehingga Haechan menjadi begitu dekat dengannya.

Kevin kini berada di atas tubuh Haechan, lalu ia merobek baju yang Haechan kenakan.

Karena panik, kaki Haechan menendang nendang tanpa arah, bahkan mengenai wajah Kevin.

"Jangan sentuh aku!"

Kevin sangat kesal, ia menampar keras pipi Haechan. Membuat pipinya menjadi merah.

Air mata Haechan mulai mengalir.

"YOU ASSHOLE!" teriak Haechan dengan matanya yang sudah berair. Ia menatap Kevin tajam dan penuh benci.

"Aku merindukan tatapan itu, membuatku semakin menginginkanmu. Aku ingin melanjutkan apa yang belum selesai waktu itu." ucap Kevin sambil menyentuh perut Haechan.

Haechan teringat bahwa ia sedang hamil.
"LEPASKAN AKU! TOLONG!" teriak Haechan panik.

Kevin menampar Haechan sekali lagi, sekarang lebih keras, bahkan ujung bibir Haechan sampai mengeluarkan bercak darah.

Air mata Haechan semakin mengalir deras.

"Aku mohon, Kevin. Lepaskan aku." mohon Haechan dengan frustasi.

"Oh, Baby. Setelah urusan kita selesai aku akan melepaskan mu." ucap Kevin sambil mengelus pipi Haechan yang habis ia tampar tadi.

"Kumohon." mohon Haechan lagi. Kevin kini menyentuh perut Haechan.

"JANGAN SENTUH BAYIKU!"

Kevin terdiam sejenak.
"Oh yaa, aku lupa kalau kau sedang mengandung anak dari si sialan itu." ucapnya.

"Kevin, kumohon lepaskan aku." ucap Haechan dengan terisak.

"Don't cry, Baby. Air matamu membuatku semakin bersemangat. Tenang saja, bayimu akan baik baik saja. Aku akan biarkan bayi sialan itu tetap di perutmu sampai ia mati bersama denganmu." ucap Kevin.

"DON'T YOU DARE!!!" teriak Haechan.

Kevin mengambil sesuatu dari laci seperti lakban hitam, dan ia langsung menutup mulut Haechan dengan lakban itu.

"Kau sangat berisik, lebih baik seperti ini." ucap Kevin.

Haechan tidak dapat mengucapkan apa apa. Ia mencoba melepaskan tangannya dari tali, tetapi tidak bisa. Kevin merobek semua yang melekat di tubuh Haechan, dan hanya menyisakan celana dalamnya saja.

"Aku merindukan semuanya." ucap Kevin dengan mata laparnya.

Air mata Haechan tidak berhenti mengalir. Kakinya menendang nendang Kevin sehingga ia kesulitan menjamah Haechan.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang