> Apa!?

6.9K 522 5
                                    

"I HATE you!" tukas Haechan kesal.

Mark tertawa kecil.
"Sini."

"Kau memerintahku?" tanya Haechan tidak percaya.

"Aku sudah menyewamu. Mulai sekarang kau harus menurut padaku." ucap Mark tersenyum licik.

"Belum. Kau sendiri yang bilang ini adalah bisnis. Maka harus ada tanda kontrak." ucap Haechan sok bersikap profesional.

"Oke, kalau begitu maumu, akan kuurus." sahut Mark seraya mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.

Haechan menyipit. Tapi ia berbalik dan keluar dari kamar Mark. Kejadian ini benar benar menguras emosi dan tenaganya. Dan ia lapar.

~

~

Haechan membuka kulkas untuk melihat masakan apa yang bisa ia buat. Isi kulkas Mark cukup lengkap. Haechan memutuskan untuk memasak spageti. Ia memasak untuk dua porsi. Jaga jaga siapa tahu Mark juga mau.

Dua puluh menit kemudian, masakan sudah siap. Haechan menyajikan spagetinya kedalam dua piring.

Saat Haechan mendatangi Mark lagi, ternyata ia sedang bekerja.

'Dia memang bajingan. Tapi untuk urusan pekerjaan sepertinya dia bisa diandalkan.' batin Haechan.

"Kau sudah makan?" tanya Haechan.

Mark menoleh.
"Belum."

"Aku membuat spageti." ucap Haechan.

Mark hanya menatapnya intens.
"Taruh saja di meja, nanti akan aku makan." ucap Mark. Lalu ia kembali menekuni pekerjaannya.

"Aku tahu masakanku tidak seenak masakan restoran bintang lima, tapi setidaknya layak dimakan." tukas Haechan kesal.

"Dan kalau dibiarkan nanti akan dingin dan makin tidak enak." lanjutnya.

Mark tersenyum mendengar nada kesal dalam ucapan Haechan.
"Baiklah, aku akan makan." finalnya. Dan mereka pun makan bersama.

Entah kenapa ruangan menjadi begitu sunyi. Haechan makan sambil menunduk, tidak menatap Mark yang duduk di hadapannya. Ia menyesal memaksa Mark untuk makan bersama, karena sekarang suasananya malah serba canggung.

Haechan mendongak. Ternyata Mark sedang makan sambil menatapnya. Tatapannya tajam, membuatnya jengah. Rasanya Haechan ingin kabur saja.

Haechan makan dengan cepat. Ia merasa makan seperti babi karena belum habis makanan di mulutnya, ia sudah menyuapkan spageti lagi kemulutnya.

Setelah selesai, Haechan langsung berdiri hendak menyimpan piringnya.

"Mau kemana?" tanya Mark tiba tiba.

"Aku sudah selesai." jawab Haechan.

"Tapi aku belum." ucap Mark.

"Lalu?"

"Temani aku." pinta Mark.

Haechan menghela napas. Ia kembali duduk. Mark tampak kaget melihat Haechan menurut.

"Cepat habiskan." ucap Haechan malas.

"Bersabarlah, aku sedang menikmati makananku. Aku tidak tahu kau jago memasak." ucap Mark.

"Sudah kubilang, kau tidak tahu apa apa tentang ku." timpal Haechan.

"Well, kalau begitu aku akan mencari tahu." sahut Mark. Haechan hanya mengangkat bahunya acuh.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang