"What the fuck, mereka bisa mengendarainya? Hentikan mereka!"
Haechan mendengar suara tembakan yang mengenai helikopter.
"Sungchan, cepat!"
"Tenang, ini helikopter anti-peluru." ucap Sungchan.
Haechan mencoba menoleh ke arah dua pria yang menjaga mereka tadi. Haechan bingung karena mereka malah tersenyum.
Salah satu dari mereka menunjukkan semacam remote yang memiliki tombol merah di tengahnya. Dan mereka menekannya. Haechan melotot panik begitu menyadari benda apa itu.
Haechan menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu, kemudian ia langsung menuju kabin belakang helikopter.
"Sedang apa kau?" tanya Sungchan.
Tapi Haechan tidak menghiraukan Sungchan dan mencoba mencari sesuatu. Dan benar apa yang dia pikirkan, benar benar ada di belakang.
"Sungchan! Ayo keluar!!" ucap Haechan panik.
"Apa?" Sungchan mencoba menoleh dan ia mengerti apa yang Haechan maksud.
Bom di belakang mereka waktunya sudah berjalan, menunjukkan waktu mereka tinggal satu menit lagi.
"Shit!"
Mereka berdua langsung keluar dari helikopter itu dan berlari ke tempat yang aman. Dan tepat ketika mereka berlindung...
Bom tidak bereaksi.
"Akhirnya kalian mau keluar juga." ucap seseorang di belakang mereka.
Mereka berdua menoleh dan mendapati kedua pria tadi sudah bersama dengan teman temannya.
'Shit! Ternyata itu cuma jebakan!' batin Sungchan kesal.
|
|
|
|
|***
|
|
|
|
|"Sudah ketemu?" tanya Mark tidak sabaran ke salah satu anak buahnya.
Mereka sekarang sedang berada di helikopter, mencoba melacak keberadaan Haechan dan Sungchan.
"Tidak, Bos."
"Coba kau lacak cincin milik Haechan, aku menaruh GPS di sana." ucap Mark yang tiba tiba teringat pada cincin yang pernah ia berikan pada Haechan.
|
|
|
|
|***
|
|
|
|
|"Lepaskan aku!" ucap Haechan kesal. Ia menginjak kaki pria yang menahan tangannya dengan keras.
"You Bitch!!" ucap pria itu sambil melotot ke arahnya. Ketika ia mencoba menampar Haechan, Sungchan langsung menendang alat kelamin pria tersebut.
"Fuck!" umpat pria tersebut yang langsung tergeletak tak berdaya.
"Take that, Asshole!" ucap Haechan.
Sungchan dan Haechan saling memunggungi. Masih ada sekitar delapan pria yang mengelilingi mereka.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Haechan pelan.
Sungchan merotasikan matanya.
"Tendang saja anu-nya." bisik Sungchan.
"What? No! It's disgusting!!" ucap Haechan pelan.
"Lakukan saja, tidak usah banyak protes!"
"Sudah selesai mengobrolnya? Sekarang jadilah anak baik dan ikut kamu jika kalian tidak ingin terluka." ucap pria yang memakai jaket kulit.
"Lakukan!" ucap Sungchan.
"Apa?"
Haechan melihat Sungchan menonjok pria yang mendekatinya. Haechan bingung harus melakukan apa, tanpa ia sadari ada pria yang mendekat ke arahnya.
Tanpa pikir panjang, Haechan langsung menendang alat kelamin pria tersebut dengan lututnya.
Dan pria itu langsung tersungkur dan berdaya.
"That's easy." ucap Haechan sambil menepuk nepuk telapak tangannya.
Sungchan melawan tiga pria sekaligus. Sungchan menonjok ketiga alat kelamin pria itu berturut turut.
"Shit!!"
"Berikan obat tidurnya." ucap salah satu pria di sana. Ia lalu membekap Sungchan dengan cepat. Setelah itu, mata Sungchan mulai tertutup.
"Sungchan!" teriak Haechan. Tiba tiba Haechan merasakan ada yang mencengkram kedua tangannya dari belakang.
"Berikan obat tidur padanya juga." perintah pria yang memakai jaket kulit.
"Hanya ada satu, dan sudah dipakai tadi." jawab anak buahnya.
"Tutup matanya kalau begitu."
Lalu Haechan tidak dapat melihat apa apa lagi. Ia dipaksa berjalan, tapi ia tidak bisa melihat apa pun.
Setelah lama berjalan, Haechan mendengar suara pintu terbuka. Lalu Haechan didorong sehingga tubuhnya terjatuh ke tempat yang begitu empuk...?
Seperti kasur.
"Jangan mencoba kabur. Di kanan dan kiri mu ada pisau, mencoba kabur, maka kau akan terluka." ucap pria itu.
~
~
Setelah beberapa menit berlalu, Haechan dapat mendengar suara pintu terbuka.
"Hell, Haechan." Itu suara Kevin.
"Kevin, lepaskan aku. Sebenarnya kau ini siapanya Drake?" ucap Haechan kesal.
"Drake? Siapa Drake? Aku tidak kenal dia." ucap Kevin santai.
"Jangan berpura pura! Kau memiliki hubungan apa dengan Drake? Apa dia menyuruhmu?" ucap Haechan.
Kevin tersenyum.
"Well, aku tidak pernah disuruh oleh siapa pun, Haechan." ucapnya."Lalu apa maumu?!"
"Aku ingin mengambil kembali sesuatu yang sudah menjadi milikku sejak lama."
Haechan kaget ketika mendengarnya.
"Apa maksudmu?" tanya Haechan ingin memastikan.
"Kau milikku, Haechan, sejak ayahmu memberikan foto dirimu." ucap Kevin pelan.
"Ayahku? Seo Johnny?" tanya Haechan bingung.
"James." ucap Kevin.
"Dia bukan Ayahku!!" bantah Haechan.
"Kubetulkan, Ayah tirimu." ralat Kevin.
Haechan terdiam sejenak.
"Jangan bilang kau...""Drake? Dulu namaku memang Drake." ucap Kevin.
"Tidak mungkin, kau Kevin!!" ucap Haechan yang berusaha menolak kenyataan, tangannya bergetar dan berkeringat dingin.
Kevin membuka penutup mata Haechan.
Sekarang Haechan dapat melihat Kevin berdiri tepat di hadapannya.
"Aku memang pernah menjadi Drake, tapi sekarang nama dan wajahku berubah, sekarang aku adalah Kevin." ucap Kevin.
"Apa maksudmu?" tanya Haechan tak paham.
"Katika aku kabur dari penjara, aku bekerja di perusahaan Seo untuk menyembunyikan identitasku. Setelah itu aku menjalani operasi wajah agar tidak ada yang mengenaliku. Dan sepertinya Dewi Fortuna sedang berpihak padaku, aku dapat bertemu lagi denganmu." ucap Kevin.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓
Teen Fiction[COMPLETED] ʟᴇᴇ ʜᴀᴇᴄʜᴀɴ, ʜɪᴅᴜᴘɴʏᴀ ᴍᴇɴᴊᴀᴅɪ ᴊᴜɴɢᴋɪʀ ʙᴀʟɪᴋ ꜱᴇᴛᴇʟᴀʜ ᴋᴇᴍᴀᴛɪᴀɴ ɪʙᴜɴʏᴀ. ꜱᴇᴍᴜᴀɴʏᴀ ꜱᴜᴅᴀʜ ᴛɪᴅᴀᴋ ꜱᴇᴘᴇʀᴛɪ ᴅᴜʟᴜ ʟᴀɢɪ. ᴅɪʀɪɴʏᴀ ᴋɪɴɪ ʜᴀʀᴜꜱ ᴍᴇɴᴄᴀʀɪ ᴜᴀɴɢ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴊᴇʀɪʜ ᴘᴀʏᴀʜɴʏᴀ ꜱᴇɴᴅɪʀɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇᴍʙᴀʏᴀʀ ꜱᴇᴍᴜᴀ ʜᴜᴛᴀɴɢ ʏᴀɴɢ ᴅɪᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ ɪʙᴜɴʏᴀ. ʜɪɴɢɢᴀ ʜᴀᴇᴄʜ...