> Takut

6.1K 483 25
                                    

Haechan mencoba melirik ke arah Kevin. Dan di situ, Kevin mematung di tempat.

"Oh, benarkah? Selamat. Kalau begitu aku pergi dulu." ucap Kevin sambil tersenyum simpul.

Haechan merasa sedikit bersalah. Kevin kemudian keluar dari ruangan tersebut.

"Kenapa kau bilang seperti itu?" tanya Haechan.

"Agar dia tidak merebutmu dariku." ucap Mark.

Haechan menghela napas.
"Dia tak akan melakukan itu, Mark. Dia hanya bercanda."

Mark menarik pinggang Haechan.
"Dia tidak bercanda, Haechan. Dan aku tidak akan membiarkan dia melakukan itu. Atau aku akan membunuhnya." ucap Mark dengan nada rendah.

Hati Haechan terasa hangat ketika mendengar ucapan Mark. Haechan kemudian memeluk Mark.

"Thank you." ucap Haechan.

Tidak lama kemudian, Mark langsung menggendongnya ala bridal style.

Haechan kaget.

"Sedang apa kau?" tanya Haechan panik.

"Bukankah sudah jelas? Aku sedang menggendongmu." ucap Mark santai.

"Mark, aku bisa jalan sendiri." ucap Haechan, tapi Mark tidak menghiraukan ucapannya. Ia tetap berjalan keluar ruangan dan menuju lift.

"Mark!!" bisik Haechan kesal. Ia melihat beberapa pria berjas juga sedang menunggu di depan lift.

Haechan bisa menebak bahwa para pria berjas itu adalah para kolega Mark yang tadi rapat dengannya. Karena di situ Haechan melihat ada ayah Mark juga.

Jaehyun sedang menatap mereka berdua.

"Mark?" panggil Jaehyun.

"Dad." jawab Mark.

"Haechan kenapa?" tanya Jaehyun.

"Sudah ku bilang, Mark. Aku bisa jalan sendiri!" ucap Haechan kesal.

Mark mengangkat alisnya, kemudian tersenyum miring.

"Tidak, Dad. Haechan sedang hamil, jadi aku menggendongnya." ucap Mark santai.

Semua atensi kini beralih pada keduanya, sedangkan wajah Haechan mulai memerah.

Di sisi lain, Jaehyun nampak kaget.

"You—"

"Aku sedang buru buru. Bye, Dad." potong Mark yang kemudian memasuki lift.

Begitu pintu lift tertutup. Haechan memukul dada Mark dengan kesal.

"Apa kau sudah gila?! Astaga, Mark!" ucap Haechan frustasi.

"Pasti ayahmu akan sangat marah, setelah mengetahui kalau aku hamil sebelum menikah." sambungnya.

Mark menatap Haechan, lalu tersenyum.

"Dia tidak mungkin marah, karena ibuku juga mengandungku sebelum mereka menikah." ucap Mark santai. Haechan kaget.

"Dan bahkan mereka tidak saling mencintai ketika ibuku sudah mengandung ku." ucap Mark mengingat cerita orangtuanya.

Taeyong selalu bercerita tentang kisah cintanya berjuta juta kali. Mark merasa kisah cinta ibu dan ayahnya itu penuh akan drama.

"Tapi setidaknya mereka saling mencintai sekarang." ucap Haechan. Mark hanya menanggapi dengan tersenyum.

"Tidak sepertiku. Orangtuaku tidak saling mencintai." sambung Haechan berusaha menyembunyikan kesedihannya.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang