> Memalukan

5.7K 432 10
                                    

Ruangan menjadi hening ketika Mark mengucapkan itu. Tapi tidak lama kemudian, Taeyong berdiri dari kursinya dan langsung berjalan ke arah Haechan.

"Omo! Ini adalah hari terbahagiaku." ucapnya sumringah. Ia lalu memeluk Haechan erat.

Haechan kaget, tapi entah mengapa ia senang melihat reaksi Taeyong. Meskipun Haechan tahu ini tidak nyata. Semua ini adalah kebohongan. Semua ini demi seratus ribu dolar.

Taeyong melepaskan pelukannya, lalu menggamit lengan Haechan.

"Ayo, Sayang. Makan malamnya baru sja dimulai." ucapnya. Ia lalu memberi isyarat pada pelayan lain diruangan itu. Orang itu mengangguk dan bergegas pergi.

Mark mengikuti Haechan dan ibunya dengan perasaan senang. Ia bersikap gentleman dengan menarikkan kursi untuk Haechan duduk.

Haechan duduk di antara Mark dan Taeyong. Pelayan tadi segera menyiapkan hidangan pembuka untuk Haechan. Sepertinya kedatangannya memang ditunggu.

Meskipun makanannya enak enak, makan malam berjalan membosankan. Haechan tidak mengerti obrolan mereka semua. Walaupun Taeyong berusaha menjadi tuan rumah yang baik dengan menjelaskan pada Haechan, ia tetap merasa asing dengan semuanya.

Mark juga asik mengobrol dengan wanita di sebelahnya. Wanita itu cantik, dengan rambut berwarna dark blue. Sepertinya ia juga seumuran Haechan. Entah mengapa Haechan menjadi sedikit cemburu.

Haechan sedang berpikir pikir untuk bergabung dengan percakapan mereka, namun pria di depannya tiba tiba mengajaknya berbicara.

"Haechan, kau sangat cantik untuk seorang Submissiv. Apa kau model?" tanyanya. Ia Louis, aunty Mark.

"Tidak, saya bukan model." jawab Haechan sopan.

"Oh, jadi apa pekerjaanmu?" tanyanya lagi.

"Sebenarnya saya baru lulus kuliah." jawab Haechan.

"Oh, itu bagus. Apa kau tidak tertarik menjadi model?" tanya Louis bersemangat.

Haechan terdiam. Sebenarnya menjadi model bukan jenis pekerjaan yang akan ia pilih.

"Saya tidak tahu." jawab Haechan berusaha sopan.

"Kalau kau tertarik, aku bisa mengenalkanmu pada temanku." sambung Louis bersemangat.

"Nanti akan saya pikirkan, tapi terima kasih." ucap Haechan.

"Louis benar, Haechan. Aku setuju dengannya. Kalau kau jadi model, aku yakin kau bisa jadi terkenal." celetuk Taeyong.

Haechan hanya tersenyum kecil. Ia merasa ada yang menatapnya. Ketika menoleh, ia mendapati Mark sedang menatapnya secara terang terangan.

"Mark."

Dengung pembicaraan di meja makan langsung berhenti begitu terdengar suara itu menginterupsi. Jung Jaehyun.

Mark dan ayahnya begitu mirip. Yang membedakan hanyalah Jaehyun sudah tampak berumur sedangkan Mark masih muda. Tapi keduanya sama sama gagah.

Haechan selalu mengangumi ayah Mark sejak dulu. Jaehyun melambangkan sosok ayah yang selalu ia inginkan. Tapi karena ia jarang di rumah, sosok Jaehyun selalu berkesan misterius bagi Haechan.

Jaehyun menatap Mark sangat serius.
"Jadi kapan kalian akan merencanakan pernikahannya?" tanyanya.

Jantung Haechan seakan berhenti berdetak.

"Secepatnya, Dad." jawab Mark tenang. Haechan tidak bisa mengucapkan apa apa, tapi rasanya ia ingin mencakar cakar wajah Mark sekarang juga.

Tapi jawaban Jaehyun juga tidak disangka sangka.
"Bagus, lebih cepat lebih baik." ucapnya.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang