> I Love You

6.4K 502 15
                                    

"Oh my God!"

Haechan langsung mendekati Mark. Kemudian ia mengambil tangan Mark yang berdarah.

"Seharusnya kau tidak perlu melakukan ini, Mark." ucap Haechan sambil menangis dengan kesal.

Semua ini karena dirinya yang bodoh telah menyuruh Mark melakukan hal bodoh seperti itu.

"Hei, hei, kenapa menangis?" tanya Mark.

"Apa kau bodoh? Kenapa kau benar benar melakukannya? Sekarang tanganmu berdarah seperti ini!" ucap Haechan kesal.

"Bukankah kau yang menyuruhku?" tanya Mark sambil mengangkat alisnya.

"Karena kupikir kau pasti tidak akan melakukannya. Tapi kau malah melakukannya. Oh God! Kau bodoh, Mark!" ucap Haechan merasa bersalah.

"Aku akan melakukan apa pun agar kau percaya padaku." ucap Mark sambil mencium air mata Haechan yang mengalir di pipinya.

"Maafkan aku." ucap Haechan pelan.

"Jadi kau percaya sekarang?" tanya Mark.

Haechan mengangguk.
"Jangan lakukan itu lagi. Bahkan jika aku menyuruhmu lompat dari lantai dua, jangan lakukan itu!" ucap Haechan, membuat Mark tersenyum.

"Maafkan aku, pasti sangat sakit! Ayo pulang untuk mengobati lukamu." ucap Haechan khawatir.

"Tidak, biasa saja. Dijilat juga sembuh. Tidak perlu khawatir, Haechan." ucap Mark santai seolah darah yang mengalir di tangannya bukan apa apa.

Sekarang Haechan kesal dengan dirinya sendiri. Mengapa ia menyuruh orang yang ia cintai melakukan hal berbahaya seperti ini?

Haechan langsung menarik Mark untuk keluar dari club. Ternyata di luar masih ada sopir yang mengantar Haechan tadi.

Sang sopir kaget ketika melihat tangan Mark.
"Tuan muda, anda baik baik saja?" tanyanya.

"Tenang, Eron. Aku tidak apa apa." jawab Mark.

"Apa ada kotak P3K?" tanya Haechan pada Eron. Dengan sigap Eron memberikan kotak P3K kepada Haechan.

Haechan dan Mark langsung masuk ke dalam mobil. Eron pun langsung mengendarai mobil itu.

Haechan menyalakan lampu di dalam mobil lalu membuka kotak P3K.

"Aku baik baik saja." ucap Mark.

"Kau tidak baik baik saja, Mark!" ucap Haechan kesal sambil mengobati tangan Mark yang terluka.

Mark tersenyum. Ia sangat senang ketika Haechan mengkhawatirkannya seperti ini.

"Aku senang kalau kau khawatir." bisik Mark.

"Mark, aku sedang mengobati lukamu." ucap Haechan mencoba serius, karena Mark menciumi telinganya.

"Membuatku ingin menciumimu sampai kehabisan napas." goda Mark.

"Gosh! Mark!" sergah Haechan malu karena Eron bisa mendengar mereka.

Haechan melotot. Tapi Mark tidak peduli dan langsung mencium Haechan.

Haechan mencoba mendorong Mark.
"Mark, aku sedang mengobatimu."

"Bisa nanti." bisik Mark.

"Harus sekarang! Nanti bisa infeksi!" ucap Haechan kesal.

Mark tersenyum menggoda.
"Kalau begitu kau punya hutang ciuman." seketika wajah Haechan merah padam mendengarnya.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang