> Tempat Tinggalnya?

8.8K 685 1
                                    

Itu bukan ciuman seperti yang Haechan selalu bayangkan setiap mengingat Mark. Bukan kecupan ringan seperti sepuluh tahun lalu. Ini... lebih hangat, lebih dewasa, dan lebih menggairahkan!

Haechan seperti tersengat. Ia berusaha mendorong tubuh Mark, tetapi pria itu sekokoh karang.

Tangan Haechan bergerak, menyentuh lembut tangan Mark yang berpegangan pada wastafel. Mark tersenyum kecil ketika Haechan menyentuh tangannya. Tapi tiba tiba Haechan mencubit tangan Mark sekuat tenaga.

Mark melepas ciumannya sambil meringis kesakitan. Haechan langsung menampar pipi Mark, membuatnya terkejut.

"Jangan pernah mencium ku lagi, ever!" bentak Haechan sambil menatap Mark dengan tajam.

Mark menyentuh rahangnya sendiri.
"Aku sudah mengambil ciuman pertama mu, jadi apa salahnya jika aku mengambil ciuman keduamu juga?" ucap Mark sambil tersenyum miring.

"Oh, kata siapa itu ciuman kedua ku? Kau kira aku tidak pernah berciuman dengan pria selain kau?" tukas Haechan sambil menyilangkan tangannya didepan dada. Mark mengangkat sebelah alisnya.

"Kalau dilihat dari reaksimu tadi, sepertinya kau tidak pernah dicium pria lain selain aku." goda Mark.

Haechan merotasikan matanya malas. Ia langsung keluar toilet meninggalkan Mark. Tapi Mark langsung mengikutinya.

"Ada hubungan apa kau dengan Mr. Johnny?" tanya Mark di belakang Haechan.

"Bukan urusanmu!" tukas Haechan.

~

~

Tak berselang lama, mereka berdua kembali ke ruangan Johnny.

"Oh, Haechan, sudah selesai?" tanya Johnny. Ia sedang berdiri dan merapikan dasinya.

"Ya." jawab Haechan singkat.

"Kau tinggal dimana?" tanya Johnny.

"Aku baru sampai Chicago hari ini, jadi aku belum tahu." jawab Haechan.

"Kalau begitu tinggal dirumah ku saja. Di sana ada Rossela dan Evelyn." tawar Johnny.

"Rossela dan Evelyn?" beo Haechan.

"Ekhm.. istri dan anakku." ucap Johnny tampak tidak enak. Entah mengapa Haechan merasa sakit hati mengetahui ayahnya sudah menikah lagi.

"Terimakasih, tapi lebih baik aku cari hotel saja." tolak Haechan.

"Apa kau yakin?" tanya Johnny khawatir.

"Iya, tidak apa apa." ucap Haechan meyakinkan.

Johnny seperti mendapatkan ide.
"Mark, apa ada kamar kosong untuk Haechan di tempat mu?" tanya Johnny.

Mark mengangkat alisnya dan tersenyum miring.
"Ada." Haechan seketika panik.

"Kalau begitu kau menginap di tempat Mark saj-"

"Tidak! Aku di hotel saja. Itu lebih baik." potong Haechan.

"Aku tidak keberatan kau menginap di tempatku, tuan Haechan." ucap Mark bermanis manis.

"Ya, lebih baik kau di tempat Mark. Aku tidak bisa membiarkan anak manisku menginap sendirian di hotel." paksa Johnny.

Mark tertegun. Sedangkan Haechan menghela nafas panjang.

"Aku harus pergi. Penerbanganku ke Filipina satu setengah jam lagi. Aku akan kembali dalam lima hari. Kuharap kita bisa melanjutkan pembicaraan kita nanti." ucap Johnny menatap Haechan.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang