> Menyesal

6.9K 507 10
                                    

Haechan terbangun oleh sinar matahari yang memasuki kamar dari sela sela tirai jendela. Ia membuka matanya perlahan dan tersenyum. Tidurnya benar benar nyenyak.

Tapi setelah kesadaran menerpanya, ia teringat kejadian semalam.

'Apa itu mimpi?' batinnya.

Haechan menoleh. Mark tertidur di sampingnya dengan tanpa sehelai benang pun. Haechan terbelalak dan langsung duduk. Ia menunduk.

Ia tidak mengenakan apa apa. Semuanya nyata, bukan mimpi. Semalam ia baru saja memberikan sesuatu yang selalu ia jaga pada Mark. Kehormatannya :(

"Oh my God, i can't believe this!" gumam Haechan. Ia membungkus dirinya dengan selimut, lalu mencoba turun dari tempat tidur tetapi bagian bawahnya terasa nyeri dan kakinya lemas.

Ia kembali terduduk di tempat tidur.

Ketika ia hendak mencoba bangun lagi, gerakannya terhenti.

"Mau ke mana?" Mark bertanya dibelakangnya.

Setelah semua yang terjadi semalam, Haechan tidak berani menatapnya.

Mark menarik tangan Haechan sehingga ia menghadap Mark. Ia merapatkan selimut yang melilit tubuhnya.

Bertelanjang dada dan rambut berantakan, Mark tampak mempesona. Ia menatap Haechan.

Haechan mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Mark, tapi gagal.

"Aku mau ke kamar mandi, Mark." ucap Haechan.

Mark menatapnya sejenak.
"Kenapa kau bohong?" tanyanya.

Haechan masih tidak berani menatap mata Mark.

"Apa maksudmu?" tanya Haechan pura pura polos. Mark tersenyum kecil.

"Jangan pura pura tidak tahu. Kau berbohong kalau kau pernah tidur dengan pria lain." ucap Mark. Membuat wajah Haechan merah padam. Ia memang berbohong tentang itu. Dan sekarang satu satunya pria yang pernah tidur dengannya adalah Mark.

Haechan benar benar bodoh semalam!

"Aku tidak berbohong." elak Haechan keras kepala, walaupun sudah sangat jelas ia berbohong.

"Semalam kau masih perawan." ucap Mark, seolah ia juga tidak percaya.

Haechan benar benar ingin kabur sekarang, ia tidak ingin membahas tentang ini.

"Iya semalam, tapi sekarang sudah tidak, kan?" ucap Haechan.

Mark mengangkat dagu Haechan agar menatapnya.

"Apa kau menyesalinya?" tanya Mark.

'Iya, aku menyesal! Dengan begini aku akan susah melupakanmu. Akan lebih susah untuk melupakan perasaan ini padamu!' batin Haechan tak sampai hati mengucapkannya keras keras.

Mark menunggu Haechan menjawab tapi ia tetap bungkam, membuat Mark menghela napas.

"Dengar, aku tidak akan minta maaf, karena aku tidak pernah menyesali semua yang telah terjadi semalam." ucap Mark sambil menatap Haechan intens, membuat kaki Haechan lemas rasanya.

Haechan juga tidak mengharapkan permintaan maaf dari Mark, karena toh ia juga menginginkannya. Haechan hanya diam.

"Um, aku mau ke toilet." ucap Haechan, akhirnya berhasil bangkit dari tempat tidur dengan selimut yang membalut tubuhnya. Ia berjalan ke kamar mandi dengan penuh perjuangan.

Ketika ia sudah masuk ke kamar mandi, ia menatap dirinya di cermin. Ia merasa berbeda. Haechan mengingat jelas bagaimana panasnya cumbuan Mark semalam.

Haechan menyentuh bibirnya yang masih terasa begitu panas. Seumur hidup ia tidak pernah berpikir akan melakukannya sebelum menikah. Dan dengan Mark!

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang