> Embarrassing!

5.6K 448 5
                                    

Haechan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia ucapkan.

'Apa ia mendengarnya?' batin Haechan panik. Rasanya malu sekali. Ia hanya berharap Mark tidak mendengar ucapannya barusan.

Haechan sangat ingin pergi tapi tangan Mark masih melingkari pinggangnya. Mark mengangkat dagu Haechan.

"Say it again." ucap Mark dengan nada rendah.

Ia menatap mata indah Haechan dengan tatapan yang tidak bisa dideskripsikan. Membuat kaki Haechan lemas dalam tatapannya itu. Haechan tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.

'Dorong ia, Haechan! Ingat, ia pernah bertunangan dengan kakak kandungmu.' batinnya berkata. Tapi ia tidak bisa melakukannya.

Tanpa izin Mark langsung mencium bibir Haechan.

Tubuh Haechan terlalu lemas untuk menolak ciumannya. Mark menciuminya dengan lembut, begitu manis rasanya. Mark mencium Haechan seolah ia adalah pria yang begitu spesial.

Mark melepaskan ciumannya. Hidung mereka bersentuhan. Mark menatap mata Haechan. Jantung Haechan berdetak tak karuan.

"Haechan, aku ma—"

Tiba tiba pintu terbuka lebar.

Mereka berdua menoleh. Taeyong berdiri di ambang pintu dengan raut wajah khawatir. Spontan Haechan mendorong tubuh Mark menjauh.

"Apakah aku masuk di saat yang tidak tepat?" tanya Taeyong polos.

Mark mengacak ngacak rambutnya frustasi.

Lalu tatapan Taeyong jatuh pada lutut kaki Haechan yang dibalut perban.

"Oh my, are you okay, Dear?" tanya Taeyong. Ia langsung berjalan mendekati Haechan.

Haechan benar benar tertolong oleh kedatangan Taeyong, karena suasana tadi benar benar canggung.

"Aku tidak apa apa, Aunty." ucap Haechan sambil tersenyum manis.

"Kau benar benar membuatku khawatir, Haechan. Ketika suamiku bilang kau sakit, aku langsung bergegas ke sini." ucap Taeyong.

Haechan tersenyum. Ia senang ketika Taeyong begitu peduli padanya.

"Tapi aku bersyukur kau baik baik saja." ucap Taeyong. Lalu ia langsung memeluk Haechan.

Mark tersenyum melihat pemandangan itu.

"Seharusnya kau tidak perlu jauh jauh datang ke sini, Aunty." ucap Haechan dalam pelukan Taeyong.

Tiba tiba ponsel Mark berbunyi. Ia keluar kamar untuk menerima panggilan itu.

Haechan menatap pintu yang ditutup Mark. Sekarang ia tidak bisa menatap wajah Mark lagi. Ia benar benar malu.
Tapi apa Mark benar benar mendengarnya?

Haechan menoleh ke arah Taeyong. Ia sedang tersenyum sambil menatapnya.

"Aku sangat bersyukur Mark memilihmu." ucap Taeyong. Haechan tersenyum paksa.

Karena Taeyong tidak tahu kalau Mark hanya memanfaatkan dirinya. Setelah Haechan sembuh ia harus keluar dari mansion ini. Ia tidak bisa menatap Mark lagi.

"Kalau begitu istirahatlah. Kau tidak boleh banyak berjalan. Akan ku suruh pelayan membawa makan malammu ke kamar." ucap Taeyong.

Haechan berbaring dan menyelimuti dirinya. Ia berpikir tentang kejadian tadi, saat ia tidak sengaja menyatakan cintanya. Tidak, Mark pasti tidak mendengarnya. Haechan hanya berharap seperti itu.

~

~

Mark keluar kamar, berjalan menuju balkon, lalu menjawab telepon yang sudah berdering sejak tadi.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang