> Perasaanku

6.7K 519 6
                                    

"Kau sengaja!" tuduhan Haechan.

Mark tersenyum miring.
"Tidak."

Haechan tidak berkomentar lagi, namun pikirannya langsung menyusun rencana untuk tidur di sofa bawah nanti malam.

Tiba tiba Haechan teringat sesuatu.

"Mark, kau bawa koperku?" tanya Haechan.

"Tidak." sahut Mark santai.

"What?! Lalu aku mau pakai apa?" tanya Haechan panik.

"Tenang. Aku sudah meminta seseorang untuk membelikan pakaian untukmu."

"Gampang sekali tinggal beli." sindir Haechan.

"Mulai sekarang, style mu akan diatur oleh Fashion Stylist pribadi. Jadi semua pakaianmu akan diganti dengan baju baju baru."

"Apa? Tidak!" tolak Haechan ngeri.

"Aku sudah menyewamu untuk berpura pura menjadi tunanganku selama satu tahun kedepan, dan pasti banyak kamera yang penasaran padamu. Jadi, mulai sekarang semua tentang penampilanmu akan diatur." ucap Mark.

'Jadi maksudnya, selama ini penampilannya selalu buruk? Oke, aku memang tidak peduli aku memakai apa, yang penting nyaman. Tapi setidaknya penampilanku tidak seperti submissiv nakal yang pakaiannya sangat haram untuk di pandang mata.' batin Haechan.

"Jadi?" tanya Mark menghentikan lamunan Haechan.

"Baiklah, aku setuju. Jadi mana bajunya? Aku mau mandi?" ucap Haechan. Ia tak punya pilihan lain.

"Belum di antarkan. Sudah, mandi saja dulu, nanti aku ambilkan." ucap Mark.

Haechan langsung masuk ke kamar mandi tanpa curiga. Tapi ia tak lupa untuk mengunci pintu kamar mandi. Ia tak mau Mark memanfaatkan kesempatan.

~

~

Setelah berlama lama di kamar mandi, Haechan mematikan shower dan mengelap tubuhnya dengan handuk yang memang sudah tersedia di sana. Kemudian ia baru teringat kalau bajunya belum ada.

Haechan melilit handuk ke tubuhnya, lalu mencoba mengintip ke dalam kamar.

Ternyata Kosong. Mark sepertinya sudah keluar. Haechan bernapas lega. Ia berjalan keluar dari kamar mandi.

Haechan melihat ada pakaian terlihat di atas tempat tidur. Ia mengambilnya. Ternyata kaus putih polos. Sepertinya milik Mark karena ukurannya yang besar. Haechan melepas handuknya, lalu memakai kaus itu.

Haechan menyadari kalau Mark tidak menyediakan apa apa lagi selain kaus itu. Kaus itu besar, menutupi setengah pahanya, tapi ia tetap butuh celana. Baru saja ia hendak mencari celana, sesuatu mengagetkannya.

"Kau punya lekuk tubuh yang bagus."

Haechan melompat kaget. Ia menoleh dan mendapati Mark sedang berdiri sambil tersenyum miring di pintu balkon yang terbuka sedari tadi.

Spontan Haechan merapatkan kedua lengannya di depan tubuhnya, bersikap defensif. Sejak kapan Mark berdiri di situ? Apakah Mark melihatnya—

Haechan menggelengkan kepalanya ribut. Bahkan tak sanggup membayangkan hal itu.

"Mark, aku sedang ganti baju!" pekiknya panik.

"Aku tahu." jawab Mark tanpa beban.

"Lalu kenapa kau disini?"

"Karena ini rumahku."

Haechan merotasikan matanya.
"Keluar!"

"Tidak mau." ucap Mark. Ia melangkah masuk, lalu berbaring ditempat tidur sambil menatap Haechan.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang