> Drama Apa Lagi Ini?

5.1K 472 20
                                    

Setelah tiga puluh menit, akhirnya Haechan sampai di alamat yang disampaikan Jaemin. Alamat itu adalah sebuah gedung tua bergaya klasik.

Haechan sudah berada di lobi gedung itu.

"Haechan!"

Haechan menoleh dan mendapati Jaemin sedang melambai lambaikan tangannya. Ia langsung menghampiri Jaemin.

"Di mana Nana?" tanya Haechan.

"Ia sedang di ruang ganti. Ayo, ia tidak sabar ingin bertemu denganmu." ucap Jaemin sambil menarik tangan Haechan.

Mereka menuju ruang ganti. Di sana Nana sudah mengenakan kostum baletnya yang berwarna merah muda. Ia lucu sekali memakai tutu.

"Uncle Haechan!" seru Nana dan langsung memeluk Haechan.

"No no no! Jangan panggil Uncle, panggil aunty Haechan, Nana." ucap Jaemin.

"Why?" tanya Nana bingung.

"Karena aunty ini sama dengan Bunda. Bukankah begitu?" tanya Jaemin.

Nana tampak berfikir sejenak. Kemudian menganggukkan kepalanya setelah mendapat apa yang ia pikirkan.

"Hello, aunty Haechan!" sapa Nana kembali dengan girang.

Haechan tertawa kecil.
"Hi, beautiful. Are you nervous?" tanya Haechan. Nana mengangguk.

"Kau pasti bisa. Nanti kalau kau menang akan aunty belikkan hadiah!" ucap Haechan membuat mata Nana berbinar binar.

"Bunda, aku harus menang agar mendapatkan hadiah!" ulang Nana pada ibunya.

Jaemin tersenyum kecil melihat anak satu satunya itu.

"Tentu, sayang." ucap Jaemin. Tatapannya begitu lembut.

Haechan menatap Jaemin. Ia begitu cantik. Haechan hanya bisa melihat kalau Jaemin sangat mencintai anaknya.

|
|
|
|
|

***

|
|
|
|
|

"Selamat, Kim Nana!" ucap Jaemin bangga.

"Thank you, Bunda." pekik Nana dengan nada imutnya.

"You're so amazing!" puji Haechan.

"Thank you, aunty!" ucap Nana senang.

Haechan sangat kagum dengan bakat yang Nana miliki. Ia bisa menjadi balerina terkenal ketika sudah besar nanti.

Mereka memutuskan untuk merayakan kemenangan Nana di sebuah restoran Italia.

"Piza di sini enak dan harganya tidak begitu mahal." ucap Jaemin berpromosi.

Mereka memilih untuk duduk di dekat jendela. Kebetulan di luar sedang hujan.

Setelah selesai makan, Nana tertidur di pangkuan ibunya.

"Sepertinya ia sangat lelah." komentar Haechan sambil tersenyum.

"Iya. Ha ha, ia sudah berusaha keras." ucap Jaemin sambil mengelus rambut Nana.

"Kau beruntung memiliki anak perempuan seperti Nana. Ia begitu manis." ucap Haechan sambil menatap Nana.

"Sebentar lagi kau akan memiliki anak juga, kan?" tanya Jaemin, membuat Haechan terbelalak.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang