> Benar Benar Gila!

6.3K 499 7
                                    

"Mark, kita harus hentikan ini." ucap Haechan sambil mengatur napasnya.

Mark mengerutkan dahinya.
"Hentikan apa?" tanyanya.

"Ciuman. Kenapa kau selalu menciumku?" tanya Haechan pelan. Ia tidak bisa seperti ini terus. Yang ada ia akan semakin jatuh cinta pada Mark dan akan susah untuk melupakannya.

"Kerena aku menginginkannya." jawab Mark sambil mengusap lembut bibir Haechan.

"Itu bukan alasan, Mark." sahut Haechan. Wajah mereka masih berdekatan. Jantung Haechan berdegup tidak karuan.

"Apa mencium seseorang perlu alasan?" tanya Mark sambil menatap Haechan.

Haechan menghela napas. Tentu saja. Bagi Mark, mencium seseorang tidak perlu ada alasan. Artinya Mark mencium Haechan hanya sekedar iseng. Haechan telah dipermainkan!

Haechan berdehem.
"Mark, bukankah kau banyak pekerjaan?" tanyanya mengubah topik pembicaraan.

Mark menatap Haechan sejenak, kemudian berjalan menjauh. Ia duduk di kursinya dan membuka laptopnya.

Haechan masih berdiri bersandar di pintu seperti orang bodoh. Tak lama, ia memutuskan untuk duduk di sofa panjang yang ada di ruangan itu.

~

~

Ruangan menjadi hening. Hanya terdengar suara Mark mengetik laptopnya.

Haechan bingung harus melakukan apa. Akhirnya ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk bermain game. Tapi lama lama ia bosan dan malah mengantuk. Tak sadar ia tertidur di sofa masih dalam posisi duduk.

Mark melirik Haechan. Ia tersenyum geli melihatnya. Entah mengapa walaupun Haechan tidak melakukan apa apa, ia merasa tenang hanya berdua saja dengan Haechan di sana.

Mark berdiri dan berjalan menghampiri Haechan. Dengan hati hati ia duduk di sebelah Haechan. Ia tidak mau mengganggu tidur namja manis itu.

Mark menyingkirkan rambut depan Haechan (poni?) yang sedikit menghalangi mata namja manis itu. Haechan tampak begitu tenang.

Tiba tiba ponsel Mark berdering. Ia langsung menjawab.
"Halo?"

"Mr. Lima belas menit lagi anda ada rapat dengan Mr. Johnny." ucap Hans dari sebrang sana.

"Aku akan segera keluar." sahut Mark sebelum memutuskan sambungan. Ia menoleh pada Haechan yang masih tertidur di sofa.

Mark membuka jas yang ia kenakan, lalu menyelimuti Haechan dengan jasnya itu. Ia mengecup pipi Haechan lembut.

"Aku akan kembali." bisiknya, kemudian bangkit dan berjalan keluar dari ruangannya.

|
|
|
|
|

***

|
|
|
|
|

Haechan membuka matanya lalu memandang sekelilingnya. Ia hanya sendiri. Ke mana Mark?

Haechan hendak bangkit, tapi ada sesuatu yang merosot dari pangkuannya. Ia menunduk. Ternyata jas milik Mark. Apakah Mark menyelimutinya tadi? Lalu kemana dia sekarang?

Haechan memutuskan untuk keluar ruangan.

Berapa kagetnya Haechan, ketika membuka pintu dilihatnya Patricia Ross berdiri di hadapannya. Tangannya terpaku di udara seakan hendak mengetuk pintu.

"Patricia?" bingung Haechan.

Patricia segera pulih dari kekagetannya.
"Haechan, ayo kita harus segera pergi! Kita tak punya banyak waktu." ucap Patricia sambil menarik tangan Haechan berjalan ke arah lift.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang