> Club

5.8K 626 24
                                    

Mark mencoba fokus mendengarkan penjelasan sekretarisnya, tapi ia tidak bisa. Sudah hampir dua minggu ia tidak bertemu dengan Haechan.

Ia memang sangat sibuk. Tapi ia tidak bisa menolak kenyataan kalau ia sangat merindukan sosok Haechan.

Matanya, bibirnya, suaranya, aromanya—semuanya.

"Jadi bagaimana menurut anda, Mr?" tanya sekretarisnya. Mark tidak mendengarkan. Ia berdecak kesal.

Ia melirik arlojinya. Sudah pukul sembilan malam.

"Kita bicarakan besok saja, aku ada janji dengan seseorang." ucap Mark. Ia langsung meninggalkan ruangannya dan menuju lift.

Di basement, ia segera masuk ke mobilnya, sebuah Ferarri abu abu. Ia bergegas ke tempat yang dijanjikan dengan seseorang.

~

~

Mark berada di sebuah club malam. Ia memarkirkan mobilnya dan segera masuk.

Di dalam, suasana sangat ramai, musik berdentum kencang yang menyapa Indra pendengarnya.

Mata Mark mencari sosok yang akan ia temui, tapi sepertinya ia belum datang. Mark memutuskan untuk duduk di bar.

"Martini satu." pesan Mark. Kemudian bartender tersebut langsung menyiapkan pesanannya.

Mark melihat sekelilingnya. Beberapa wanita dan Submissiv terang terangan menatapnya. Tapi Mark sedang tidak mood. Tiba tiba ada seorang wanita yang mendekatinya.

"Mark, baby, aku merindukanmu. Apa kau lama menungguku?" tanya wanita berpakaian mini itu.

Mark mengerutkan dahinya.
"Siapa kau?"

"Kau lupa padaku? Aku Tessa! Kita pernah tidur bersama. Ingat, kan?" ucap Tessa manja.

"Maaf, aku tidak mengenalmu." ucap Mark.

Tiba tiba wanita itu langsung mencium Mark.

Mark sudah lama tidak mencium orang lain selain Haechan, dan sekarang ia merasa jijik dengan ciuman wanita di depannya itu.

Mark mendorongnya.
"Back off!" ucapnya dingin.

Wanita tersebut menangis dan pergi dari tempat itu.

"Wow, dude."

Mark mendengar suara seseorang. Ketika ia menoleh Jeno sedang tersenyum miring di belakangnya.

Mark merotasikan matanya. Bartender tadi mengantarkan minuman Mark. Jeno duduk di sebelah Mark

"Vodka." pesan Jeno. Bartender itu mulai menyiapkan minuman Jeno.

"Kukira kau sudah bersama Haechan dan tidak ingin bertemu dengan jalang manapun." ucap Jeno pada Mark.

"Memang tidak." ucap Mark sambil meneguk martininya.

"Yang tadi?" tanya Jeno.

"Sepertinya wanita yang pernah tidur denganku, tapi aku lupa." ucap Mark santai.

Jeno hanya menggeleng tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

"Jadi? Apa yang ingin kau bicarakan sampai mengajakku ke sini?" tanya Jeno penasaran.

"Ini ten—"

"Boleh kutebak? Tentang Haechan?" tebak Jeno.

"Ia menyatakan perasaannya padaku beberapa Minggu lalu." ucap Mark to the point.

Jeno terkekeh.
"Bukankah itu bagus?" tanyanya.

"Tapi aku bingung dengan perasaanku." ucap Mark.

𝙈𝙞𝙧𝙖𝙜𝙚 𝙤𝙛 𝙇𝙤𝙫𝙚 | markhyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang