Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Akhirnya Prilly sudah waktunya untuk melahirkan setelah hampir 12 jam menahan sakit yang luar biasa, Prilly sudah berganti baju dan Ali pun sama karena ia akan mendampingi Prilly melahirkan anak mereka. Prilly mengatur nafasnya dan ia tidak kuat ingin mengejan tapi dokter masih melarangnya.
“Mas mules banget perut aku … ” lirihnya, Ali mengusap-ngusap punggung Prilly.
“Iya sayang, yang kuat ya bentar lagi kita ketemu baby,” kata Ali lalu tangan kanannya mengusap peluh yang membasahi kening Prilly, “kamu di caesar aja ya sayang, biar gak terlalu sakit.”
Prilly langsung menggeleng, “aku mau normal aja mas …”
“Mas gak bisa liat kamu kesakitan kayak gini, mas gak tega sayang,” bujuk Ali dan Prilly tetap menggeleng.
“Aku mau ngerasain jadi ibu yang sesungguhnya mas, hidup atau mati aku udah pasrah …”
Mendengar ucapan Prilly Ali langsung dilanda ketakutan yang amat besar, ia tidak mau kehilangan Prilly, “sayang jangan bicara gitu! Kamu harus yakin pasti kuat ya,” Ali beberapa kali mencium kening Prilly menguatkannya sampai tak sadar air mata Ali turun.
“Udah gak kuat mas, aku mau—akh!” Prilly tersentak saat sesuatu keluar dari bawahnya.
“Sayang hey, kamu kenapa!?” Prilly tak menjawab hanya terus merintih dengan nafas tersengal-sengal, Ali langsung memencet tombol yang biasa digunakan untuk memanggil dokter.
Tak lama dokter Stella datang bersama beberapa suster lalu memeriksa keadaan Prilly.
“Jalan lahirnya udah sempurna, pak Ali tolong dampingi istrinya ya,” ucap dokter Stella. Suster pun menaikan kedua paha Prilly ke penyangga agar memudahkan proses persalinannya.
Tangan kanan Ali menyangga punggung Prilly dan tangan kirinya memegang tangan Prilly.
“Tarik nafas ibu ya, usahakan jangan merem,” dokter Stella menginstruksikan kepada Prilly, Prilly menurut dan ia mulai menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia mengejan kuat.
“Nggghhh …”
“Ayo bu dorong yang kuat ya.”
“Nggghhh … sakiitt …”
“Ayo bu, tarik nafas lagi.”
“Eeeenggghhhh … huft … huft … eeeenggghhhh … sakit mas …”
“Ayo sayang pasti bisa ya … demi anak kita …” lirih Ali yang memberikan Prilly semangat sambil mengelap keringatnya.
“Eeenggggghhhh … haaaa gak bisa mas …”
“Ayo bu kepalanya udah keliatan sekarang, dikit lagi ya bu.”
Jujur Prilly sudah lemas tapi dengan sekuat tenaga Prilly mengejan sampai ia mencengkram kuat tangan Ali sampai berdarah, hingga akhirnya tangisan bayi pecah dan menggema di ruangan bersalin dan membuat Ali tak kuasa menahan tangisnya melihat perjuangan Prilly yang mempertaruhkan nyawanya untuk anak mereka. Tak peduli seberapa luka dan perih akibat cakaran Prilly untuk bisa melahirkan buah hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Family [SELESAI]
Fanfiction(Aliando❤️Prilly Fanfiction) °°°°° Ini tentang kehidupan seorang pengusaha muda, Aliandito yang menikahi seorang model cantik bernama Aprillyana. Bagaimana kisah mereka selanjutnya menjalani kehidupan sehari-hari sebagai pasangan suami istri? °°°°°...