🍁(19) Happy Family 🍁

1K 56 7
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Tak terasa usia kandungan Prilly sudah 7 bulan, Ali dan Prilly sepakat untuk tidak ingin mengetahui jenis kelamin anak mereka karena biar semua orang menebak-nebak dan menjadi surprise juga.

Seiring berjalannya usia kandungan Prilly, ia juga jadi sering merasa cepat lelah melakukan aktivitas dan mengalami gejala lain seperti sering nyeri punggung ataupun kaki yang bengkak. Kadang ia mengeluh saat berat badannya naik pada Ali.

“Mas …” rengek Prilly yang kembali menimbang berat badannya.

“Kenapa sayang?” jawab Ali.

“Aku naik 2 kilo lagi mas …” keluhnya.

“Gapapa sayang berarti kamu sehat,” jawab Ali tanpa menoleh karena jari jemarinya sibuk mengetik di laptop.

“Aku jadi gendutan mas,” rengek Prilly.

“Gapapa kalau gendut, kamu tetap cantik kok sayang,” ucap Ali dan membuat Prilly menahan senyumnya karena dipuji oleh suaminya.

Prilly menaruh timbangan di bawah ranjangnya lalu ia pun duduk di sebelah Ali, “mas lagi ngapain sih?” Prilly mengintip pada laptop Ali.

“Lagi kerja dong, apalagi?” gumam Ali.

“Udahan mas, kerja terus daritadi,” kata Prilly.

“Bentar lagi beres kok ini,” ucap Ali, Prilly malah menggelayut manja pada lengan Ali dengan cemberut. Ali pun melirik istrinya lalu ia menutup laptopnya, “kenapa sayang?”

“Kalau aku makin gendut mas masih sayang sama aku gak?” tanya Prilly.

“Sayang dong masa nggak,” jawab Ali.

“Sayang aja atau sayang banget?” 

“Makin sayang dan cinta banget sama kamu,” ucap Ali yang membuat Prilly tersenyum.

“Mas mau anak pertama cowok apa cewek?” tanya Prilly menatap Ali.

“Apa aja yang penting sehat gak kurang suatu apapun,” jawab Ali.

“Kira-kira kalau anak kita cowok mau kasih nama siapa?”

“Ali.”

“Ali? Kok nama mas sih?” tanya Prilly heran.

“Ya bagus nama Ali karena selain nama mas juga ada singkatannya,” ucap Ali yang mengelus rambut Prilly.

“Apa?”

“Anak Ali dan Prilly.”

“Kalau cewek?”

“Prilly.”

“Kok pake nama aku sih?”

“Singkatan dari putri Ali dan Prilly.”

“Nama yang lain gak ada gitu? Nanti kan temen-temennya pasti panggil nama anak kita yang sama kayak nama orang tuanya, gak sopan kedengarannya tau mas!” protes Prilly.

“Mas belum cari nama buat anak kita sayang,” ucap Ali, “nanti deh kalau sempat mas cari nama yang bagus buat anak kita,” lanjut Ali melengkapi kalimatnya yang diangguki Prilly.

“Sayang, nanti mas cariin asisten ya?” kata Ali tiba-tiba dan Prilly pun menoleh.

“Gak usah, aku masih bisa ngerjain tugas rumah sendiri kok mas,” tolak Prilly.

“Kamu udah hamil besar sayang, harus banyak istirahat jangan terlalu capek,” ucap Ali, “kalau ada asisten kan biar ada yang bantuin kamu.”

“Kalau ada apa-apa aku tinggal manggil mama atau bunda mas,” kata Prilly tetap pada pendiriannya.

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang