🍁(21) Happy Family 🍁

1K 42 4
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Prilly melihat suaminya yang masih terlelap, ia membuka gordennya supaya cahaya matahari pagi masuk ke kamarnya. Prilly pun membangunkan suaminya.

“Mas bangun udah siang.”

Ali masih saja terlelap dan malah memeluk guling disampingnya, Prilly hanya menggeleng pelan.

“Mas bangun udah siang nanti telat ngantor,” Prilly menggoyangkan badan suaminya, Ali tetap tidak bangun juga. 

“Mas?” ucap Prilly memperhatikan suaminya.

Tumben sekali Ali susah dibangunkan, Prilly pun mempunyai ide agar Ali bangun. Ia mendekat ke telinga suaminya dan berbisik pelan, “mau jatah gak?” 

Ali langsung menghadap Prilly dan memeluknya, “mau dong sayang.”

Prilly mendelik tajam, “ih, jatah aja langsung semangat! Dasar!”

“Biarin dong!”

“Mas bangun ya ampun! Nanti telat ngantor! Bi Asih udah siapin sarapan buat mas,” kata Prilly.

“Mas gak ngantor sayang,” ucap Ali dengan mata terpejam.

“Lho? Kan ini bukan hari libur mas,” kata Prilly yang heran.

“Mas mau dirumah aja,” katanya.

“Mas sakit?” tanya Prilly yang menempelkan tangannya di kening dan leher Ali, “mas sehat kok. Ayo mas bangun jangan malas-malasan!”

“Mas pengen punya waktu sama kamu sayang, kangen.” 

Tanpa sadar ucapan Ali membuat sudut bibir Prilly tersenyum. Karena Ali yang kerja lembur dan ketika pulang pasti mendapati Prilly sudah tertidur nyenyak.

“Pasti kamu senyum-senyum dan bahagia banget mas di rumah kan?” terka Ali yang masih terpejam.

Prilly menoleh, “ngintip ya?”

“Berati mas bener,” gumamnya.

“Nggak kok biasa aja,”elaknya.

“Yaudah mas berangkat kerja kalau gitu,” Ali langsung beranjak.

“Eh, kok mas gitu sih!? Marah ya?” rengek Prilly yang langsung menempel pada badan Ali dengan cemberut seperti koala pada menempel pada batang pohon.

“Nggak sayang,” ucap Ali, “lama-lama badan kamu empuk bisa dijadiin bantal sama mas,” kata Ali yang mendapat pukulan di bahunya oleh Prilly.

“Ngeledek aku ya kamu mas!?” protesnya.

“Sakit sayang …” 

“Biarin! Pengen aku hukum ya!” 

“Mau dong,” tantang Ali dengan mata genit.

“Papi genit banget sih!”

“Yaudah yuk!” ajak Ali.

“Apa?” Prilly mengernyit.

“Mas berat sayang,” keluhnya yang membuat Prilly terkikik pelan.

“Yaudah turunin.”

Bukannya menurunkan Prilly, Ali malah membawa Prilly ke kasur dan merebahkan. Hal itu membuat Prilly sedikit takut melihat Ali yang menatapnya dengan intens.

“Mas ngapain liatin aku gitu?” ucapnya dengan gugup.

“Mas terima tawaran jatah dari kamu sayang,” ucapnya yang berbisik dan membuat Prilly bergidik ngeri.

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang