🍁(61) Happy Family 🍁

717 63 7
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

“Kakak?” panggil Prilly sambil menggendong Alma yang turun mencari Alva karena tidak ada dikamarnya, “kakak Alva?” 

Prilly pun ketaman belakang dan melihat Alva disana, “lho disini ternyata kakak Alva,” kata Prilly yang melihat Alva bermain dengan sepedanya.

Lalu Prilly duduk memperhatikan Alva, sementara Alma tertawa sambil menggerak-gerakkan kaki dan tangannya, Prilly yang melihat Alma langsung terkekeh, “dedek Alma seneng ya liat kakak main sepeda?” kata Prilly dan Alma tersenyum pada Prilly, “nanti kalau udah besar mami beliin sepeda ya kayak kakak,” kata Prilly pada Alma.

Lalu Alva turun dari sepedanya dan menghampiri Prilly dan Alma, “mami!” Alva memeluk Prilly lalu mencium Alma.

“Kakak makan bareng dedek Alma ya sebentar lagi,” kata Prilly.

“Iya mami.”

Saking gemasnya Alva memeluk Alma sampai risih dan merengek meminta tolong.

“Kak udah tuh dedeknya nangis,” kata Prilly, namun Alva yang jahil terus memeluk Alma sampai akhirnya menangis, “tuhkan dedeknya risih sayang di peluk-peluk gitu sama kakak.”

“Dedek Ama wangi mami,” kata Alva.

“Iya jangan terlalu erat peluknya, dedeknya gak suka sayang,” Alva pun kembali memeluk Alma dan Alma malah menarik rambut Alva.

“Huaaa … mamiii!!” Alva langsung menangis dan mengadu pada Prilly, “dedek Ama nakal mami!”

“Kakak sih dibilangin gak nurut, dedeknya kan marah sama kakak dipeluk terus sampai risih,” kata Prilly.

“Cakit mami ditalik dedek Ama lambut kakak Apa …” lirih Alva.

“Sini peluk mami sayang,” kata Prilly lalu Alva memeluk Prilly, “maafin dedek ya sayang, dedek kan gak sengaja narik rambut kakak,” kata Prilly yang diangguki Alva.

Ini bukan kejadian yang pertama, namun udah yang kesekian kalinya Alva selalu dibuat nangis oleh Alma karena ulah Alva yang jahil. Mungkin sifat jahilnya menurun dari Ali yang kadang selalu membuat Prilly pusing menghadapinya.

oOo

“Aduh cucu nenek cantik banget sih?” ucap mama Ully yang baru datang. Mama Ully pun menggendong Alma, “oh iya, mama bawain masakan kesukaan kamu di rantang,” kata mama Ully pada Prilly.

“Ya ampun Illy kangen banget masakan mama, makasih ya mah,” kata Prilly yang diangguki mama Ully.

“Nenek, kenapa ndak bawa es klim untuk kakak?” tanya Alva yang membuat mama Ully terkekeh.

“Iya nanti nenek beliin buat kakak ya,” kata mama Ully, “keturunan maminya banget ini suka ice cream,” sambung mama Ully.

Prilly terkekeh malu, “gak tau nih mah, padahal kemarin baru makan udah minta lagi,” kata Prilly yang mengusap rambut Alva.

“Kakek, kakak Apa mau digendong cama kakek!” pinta Alva.

“Kasian sayang kakek baru datang minta gendong kakak,” kata Prilly.

“Dedek Ama kan digendong cama nenek mami, kakak juga mau digendong,” rengek Alva.

“Udah gapapa, lagian papa juga kangen sama cucu papa ini,” kata papa Rizal, lalu papa Rizal memangku tubuh Alva.

Prilly menggeleng pelan, “mulai deh cemburu liat adiknya,” ucap Prilly.

“Namanya juga anak-anak sayang, nanti juga pasti ngerti kok,” kata mama Ully.

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang