🍁(37) Happy Family 🍁

837 55 4
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Sejak pagi Ali kembali muntah beberapa kali dan membuat Prilly khawatir dengan keadaan suaminya. 

“Mas udah ya kita ke dokter,” kata Prilly memberikan minum pada Ali yang duduk dipinggir ranjang, lalu Ali bersandar kembali pada bantal.

Ali menggeleng, “mas mau kerja,” ucapnya dengan suara serak.

“Mas udah berapa kali muntah, kondisinya lemes gini tau! Udah jangan pergi ke kantor dulu!” kata Prilly mengambil hp Ali dan Ali meliriknya.

“Kamu lagi ngapain?” tanyanya.

“Aku mau izin sama Elita soalnya mas gak masuk hari ini,” kata Prilly dan Ali langsung mencegahnya untung Prilly langsung menyembunyikan hp di balik badannya, “mau ngapain!?” Prilly menatap Ali.

“Mas udah gak pusing, mas mau ke kantor sayang,” kata Ali yang keras kepala.

“Nggak! Jangan aneh-aneh deh mas lagi sakit juga! Nurut sama istri sendiri!” perintah Prilly.

“Cuman mau ke kantor, nggak aneh-aneh sayang …” pintanya.

“Nggak ada!” bantah Prilly dengan galak, mereka pun mendengar Alva menangis dikamarnya. Prilly langsung bangkit dan melirik Ali sebentar, “awas kalau mas gak nurut, aku marah beneran sama mas!” lalu Prilly meninggalkan kamar.

Ali menghela nafasnya dan tersenyum ketika Prilly mulai posesif padanya, Ali kembali tiduran dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Prilly menggendong Alva masuk kamar sambil mengelap air matanya, “selamat pagi papi! Aku baru bangun nih,” kata Prilly mendekatkan Alva pada Ali, Alva pun membuka selimut yang menutupi badan Ali.

“Pi!” Alva merangkak naik ke badan Ali dan malah menggigit pipi Ali.

“Aww … sayang sakit dong! Jangan gigit papi …” ringisnya.

“Aduh Alva sini sama mami aja, kasian papi lagi sakit kok di gigit sih sayang?” Prilly membawa tubuh Alva namun Alva menolak dan tetap menempel di tubuh Ali.

“Gapapa sayang,” Ali pun menahan tubuh Alva agar tidak jatuh, “gatel ya giginya makanya gigit-gigit papi?” tanya Ali pada Alva yang malah meraba-raba wajah Ali dan memainkan bulu mata Ali.

“Keturunan mami nih Alva seneng mainin bulu mata papi,” gumam Ali yang kegelian.

Prilly terkekeh, “iya dong kan anak mami,” jawabnya.

“Giginya udah tumbuh makanya sakit kalau gigit mas,” kata Ali.

“Kayaknya mau tumbuh gigi lagi, soalnya gigit-gigit mainannya terus,” kata Prilly.

•••••

Alva terpaksa Prilly bawa karena menangis saat dititipkan pada bi Asih, Prilly membawa Ali ke rumah sakit sambil menggendong Alva. Dokter menyarankan Ali untuk dirawat karena kondisinya yang dehidrasi dan sakit tifus, sebenarnya Ali menolak tapi Prilly langsung memberikan ancaman yang sangat menakutkan akhirnya Ali menurut dan sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

Tangan Ali sudah terpasang selang infus dan Prilly yang melihat kondisi Ali langsung menangis di sampingnya, Ali yang melihat Prilly langsung mengusap rambutnya.

“Udah sayang jangan nangis,” kata Ali menenangkan Prilly.

“Hiks … hiks … mas malah dirawat gini … hiks … hiks …”

“Kan mas nurut sama kamu dirawat disini,” kata Ali.

“Tapi—tapi aku gak tega liat mas kayak gini … hiks … hiks …”

“Mas cuman tifus doang sayang, nanti juga sembuh kok,” kata Ali.

“Cuman kata mas! Aku khawatir tau liat mas sakit gini! Makanya jangan malas makan! Hiks … hiks …” Prilly terisak sambil mengomeli Ali.

“Iya sayang maaf …”

Alva yang melihat Prilly menangis langsung ikutan menangis dalam dekapan Prilly.

“Sayang mas gapapa kok, jangan nangis ya. Alva jadi ikutan nangis liat kamu nangis,” Ali mengusap air mata Prilly lalu Prilly menenangkan Alva.

“Pi-mi-pi-pi!” celotehnya menatap Prilly.

“Iya sayang papi lagi sakit, Alva doain supaya papi cepet sembuh ya,” kata Prilly sambil mengusap kepalanya. Alva pun mendekat pada Ali dan tiduran di dada Ali lalu Ali langsung memeluk tubuhnya.

“Anak papi banget sih kamu nak,” gumam Prilly melihat kedekatan Alva dengan Ali.

oOo

Bunda Resi dan ayah Syarief datang setelah diberitahu oleh Prilly. Mereka melihat Ali tertidur sambil memeluk Alva yang tertidur juga, sementara Prilly tidur sambil duduk.

“Lagi pada tidur, Yah,” gumam bunda Resi.

“Iya bun, kasian kalau dibangunin,” kata ayah Syarief.

Prilly akhirnya membuka matanya dan terkejut melihat ada ibu dan ayah mertuanya datang, “eh, bunda ayah,” kata Prilly yang langsung mencium punggung tangan kedua orang tua tersebut, “maaf Illy ketiduran.”

“Gapapa sayang,” kata bunda Resi sambil tersenyum.

“Ali sakit apa kata dokter?” tanya ayah Syarief.

“Sakit tifus ayah, makanya harus dirawat,” jawab Prilly yang diangguki ayah Syarief.

Alva yang terusik langsung Prilly gendong supaya bangun karena ini sudah sore, Ali pun ikut kebangun.

“Bunda sama ayah dari kapan datang,” kata Ali.

“Baru aja kok, Li,” kata ayah Syarief lalu ia menyapa Alva.

“Bunda sama ayah bawain kamu buah nih,” kata bunda Resi yang menaruh keranjang buah di atas meja.

“Makasih ya bun,” kata Ali yang diangguki bunda Resi.

“Makanya jangan malas makan, Li. Jadi sakit gini kan,” omel bunda Resi.

“Iya bun, suka Illy ingetin gak pernah nurut mas Ali nya,” adu Prilly.

“Sayang jangan dikasih tau bunda dong,” ucap Ali.

“Nah kan, kebiasaan banget kamu ya suka gitu! Inget kamu udah nikah udah punya Alva juga!” kata bunda Resi menasehatinya.

“Ya iyalah bun, Ali gak akan lupa kalau udah nikah,” balas Ali.

“Makanya jaga kesehatan, Li. Jangan fokus kerja tapi cuek sama kesehatan kamu sendiri,” kata bunda Resi.

“Iya bunda, Ali kok malah diomelin sih?” protes Ali.

”Udah nurut sama bunda kamu, Li,” timpal ayah Syarief yang menggendong Alva. Ali hanya cemberut karena tak ada yang membelanya.

“Oh iya, Pril. Takutnya kamu mau pulang dulu gapapa. Biar ayah sama bunda yang jagain Ali disini,” kata bunda Resi.

“Iya, bun. Illy juga mau mandiin Alva soalnya takut keburu sore,” ucap Prilly.

“Kamu sama Alva juga pasti belum makan karena jagain Ali,” kata ayah Syarief.

“Ali juga belum makan ayah,” sela Ali.

“Nanti bunda beliin kamu makanan,” ucap bunda Resi.

“Disuapin bunda ya,” pintanya.

“Makan sendiri aja, udah jadi ayah kok manja banget kamu,” omel bunda Resi yang membuat Prilly terkikik.

“Sekali aja bun, kan biasanya Prilly yang suka suapin Ali kalau sakit,” pinta Ali.

Bunda Resi menggeleng pelan, “kebiasaan kamu, Li. Gak pernah berubah dari dulu.”









Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

•Tbc•

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang