🍁(54) Happy Family 🍁

656 47 12
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Prilly sampai di rumahnya lalu ia membawa belanjaannya dan langsung dihempaskan membuat Ali terkejut menatap Prilly.

“Sayang pelan-pelan dong, ada telur didalam nanti pecah,” kata Ali.

“Biarin! Kalau pecah buang aja!” kata Prilly lalu ia naik ke kamarnya.

Ali keheranan dengan sikap Prilly, “Prilly kenapa ya?” gumamnya.

“Papi! Es klim kakak mana?” tanya Alva.

“Oh iya bentar,” Ali pun mengambil ice cream coklat di kantong plastik, “ini sayang es nya,” kata Ali memberikan es pada Alva, “makannya sambil duduk ya kak, biar gak tumpah.”

“Iya papi.”

Ali pun menyusul Prilly ke kamar dan melihat Prilly berdiri menghadap ke balkon.

“Sayang …” panggil Ali dan Prilly tidak menoleh. Ali pun menghampiri Prilly, “lagi apa sayang?” kata Ali yang mendekap Prilly namun Prilly langsung menghindar dan masuk ke kamar.

Ali menghela nafasnya dan ia tahu penyebab Prilly seperti itu, Ali pun menyusul Prilly.

“Sayang,” panggil Ali namun Prilly tidak menoleh, Ali pun langsung menahan tahan Prilly.

“Apa sih!?” Prilly menatap galak Ali.

“Sayang kamu marah soal tadi ya?” tanya Ali.

“Lepasin!” bentak Prilly.

“Nggak sayang! Liat muka mas!” paksa Ali.

“Gak mau!” tolaknya.

“Tadi temen kuliah mas sayang, jangan salah paham dulu,” kata Ali yang berusaha lembut.

Prilly pun menatap Ali, “mau temen kuliah atau temen apa kek terserah!” kata Prilly.

“Sayang dengerin mas dulu,” Ali memegang kedua tangan Prilly, “sayang tadi itu Clara temen mas waktu kuliah, mas gak sengaja ketemu dia dan udah lama juga mas gak ketemu.”

“Oh, jadi temu kangen gitu mas sama Clara sampai cipika-cipiki mesra gitu!?” tuduh Prilly.

“Mas juga gak tau kalau Clara bakal kayak gitu sama mas,” jelas Ali.

“Harusnya mas ngehindar dong sama Clara! Mas malah kesenangan gitu sama Clara!”

“Ya ampun sayang mas gak gitu—”

“Gak gitu gimana sih! Mas kayak sengaja ya biar Clara pegang-pegang mas! Sampai mas ketawa mesra sama dia!? Bisa-bisanya ya mas kayak gitu sama aku! Bilangnya mas gak pernah deket sama cewek lain! Tapi kok mas mesra banget sama Clara! Jangan-jangan Clara mantannya mas Ali! Mas bohong ya sama aku!” cerocos Prilly dengan emosi yang meledak-ledak.

“Sayang mas—”

“Udah! Aku bete sama mas!” kata Prilly yang pergi dan sampai di pintu Prilly merasakan nyeri di bawah perutnya sampai terhenti dan meringis kesakitan. Hal itu membuat Ali terkejut dan langsung menghampiri Prilly dengan panik.

“Sayang! Kamu kenapa!?” tanya Ali yang panik dan merangkul Prilly.

Prilly melepaskan tangan Ali, “sana mas! Aku gak mau liat mas! Shh …” rintihnya.

“Sayang udah, kamu jangan emosi kayak gini! Nanti tensi kamu naik! Kamu lagi hamil sayang!” Ali mengingatkan Prilly.

“Biarin! Ini gara-gara mas juga!” tuduhnya. Prilly pun dengan memaksakan diri menghindari Ali namun tiba-tiba semua menjadi gelap dan samar-samar Prilly hanya mendengar suara Ali yang memanggilnya.

oOo

Prilly merasakan kepalanya yang sangat berat, dan matanya pun perlahan terbuka sampai akhirnya Prilly melihat wajah mama Ully yang sudah sembab. Prilly hanya sedikit mengerutkan keningnya.

“Mah …” lirihnya.

“Sayang,” kata mama Ully yang kembali menangis sambil mengusap kepala Prilly.

“Mama kenapa nangis?” tanya Prilly yang bingung. Mama Ully tak menjawab, “mah? Kenapa?” 

“Sabar ya sayang,” kata mama Ully.

“Kenapa mah? Ada apa mama sampai nangis gini?” tanya Prilly yang tak mengerti.

Tangan Prilly pun menyentuh perutnya dan dengan panik ia menatap perutnya yang rata, “mah! Anak Illy kemana!?” tanyanya yang berusaha meyakinkan ini adalah mimpi.

“Sayang kamu ikhlasin ya anak kamu.”

Prilly langsung menggeleng sambil menangis, “gak mau mah! Anak Illy kenapa gak ada!? Dibawa kemana sama dokter!? Jangan ambil anak Illy!!” kata Prilly yang mulai histeris dan mama Ully berusaha menenangkan anaknya.

“Ikhlasin anak kamu sayang … Allah sangat sayang sama anak kamu …” ucap mama Ully yang menangis.

“Anak Illy kenapa mah!? Kenapa Allah ambil anak Illy!? Illy gak rela mah! Illy gak mau kehilangan anak Illy! Gak mau!!” kata Prilly yang berontak dipelukan mama Ully.

“Ikhlasin sayang, mungkin ini udah takdirnya harus kayak gini. Kamu harus kuat sayang,” kata mama Ully yang menatap wajah Prilly.

Prilly hanya menggeleng sambil menangis histeris, “kenapa Allah jahat sama Illy mah? Kenapa harus anak Illy yang diambil!? Kenapa gak Illy aja yang diambil!? Dia gak salah apa-apa …” kata Prilly. Lalu ia teringat dengan anak dan suaminya, ”Alva sama mas Ali dimana mah?”

Mama Ully hanya menangis dan memeluk erat Prilly dan hal itu membuat Prilly ketakutan, “mah! Jawab Illy!”

“Ali sama Alva kecelakaan sayang …” ucap mama Ully yang membuat Prilly menutup mulutnya tak percaya, Prilly menggeleng kepalanya tak percaya.

“Mama jangan bohong sama Illy! Mama jawab yang jujur sama Illy!! Mas Ali sama Alva gak mungkin kecelakaan!!”

“Iya sayang, Ali sama Alva kecelakaan waktu mau ke rumah sakit. Mereka …” mama Ully tak sanggup melanjutkan ucapannya.

“Mereka kenapa mah!? Mereka kenapa!? Baik-baik aja kan!? Illy mau ketemu sama mas Ali dan Alva mah!” Prilly melepas pelukan mama Ully.

“Mereka meninggal ditempat sayang, jenazah mereka lagi diurus oleh pihak rumah sakit,” kata mama Ully yang membuat Prilly mematung dan hanya air matanya saja yang lolos turun, bibirnya bergetar dan tak sanggup lagi menyebut nama anak dan suaminya. Dadanya sangat sesak dan hatinya seperti dicabik-cabik oleh pisau yang tajam.

“Gak mungkin mah …” nada Prilly melemah dan tenaganya sudah habis.

“Iya sayang, kamu yang sabar ya. Mertua kamu sebentar lagi datang kesini lagi dijemput papa,” kata mama Ully.

“Mah … Illy sayang sama mas Ali dan Alva, kenapa mereka semua ninggalin Illy? Illy salah apa mah?” tanya Prilly dengan tatapan kosong dan membuat mama Ully pilu.

Mama Ully menggeleng cepat, “nggak sayang, kamu gak salah apa-apa, Allah sayang sama mereka bertiga, makanya Allah mengambil mereka dari kamu.”

“Illy belum sempat minta maaf sama mas Ali mah … Illy belum peluk Alva … Illy gak siap kehilangan mereka semua … Illy gak sanggup …” Prilly menangis hebat dan langsung ditenangkan oleh mama Ully.

“Iya sayang yang sabar ya, ini ujian dari Allah, kamu harus kuat ikhlasin mereka bertiga,” ucap mama Ully.

Prilly menggeleng kepalanya, ”Illy gak mau mah! Kenapa orang yang Illy sayangi harus pergi!? Illy gak ikhlas mah! Illy gak bisa kehilangan mereka! Illy mau mas Ali dan Alva ada disamping Illy!! Illy gak bisa mah … gak bisa!! KEMBALIIIN MAS ALII SAMA ALVAA!! KEMBALIINN ANAK ILLYYY!!!” Prilly kembali berontak yang berteriak-teriak dengan menangis histeris dan membuat mama Ully menangis meratapi nasib anak kesayangan.









Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨

Terima kasih 🤗✨

•Tbc•

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang