🍁(67) Happy Family 🍁

576 51 1
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

“Kak-kak!” Alma teriak yang sambil merangkak mengikuti Alva.

“Dedek Ama mau kemana?” kata Alva yang berdiri, “dedek Ama jangan tulun kata papi,” ucap Alva yang berusaha menggendong Alma, namun Alva kesusahan karena badan Alma yang gembul.

“Nya-nya-nya-nya!” celotehnya yang membuat Alva bingung.

“Dedek bicala apa? Kakak Apa ndak ngelti,” tanyanya.

“Da-da-da!” tunjuknya pada sesuatu. Alva langsung mengambil benda yang ditunjuk Alma.

“Dedek Ama mau pake bedak ya? Kakak Apa bedakin ya!” Alva pun lalu membedaki Alma dan Alma tertawa senang, “kakak Apa juga mau pake bial cama kayak dedek Ama!” Alva menaburkan banyak bedak pada wajah, tangan dan kakinya sampai mengotori bajunya dan baju Alma. Alva juga menaburkan bedak pada lantai dan juga kasur dan membuat keduanya tertawa senang.

Prilly yang baru dari luar, kemudian langsung ke dapur dan terdengar suara tertawa Alva dan Alma, “seneng banget anak-anak main sama mas Ali,” gumamnya. 

Akhirnya Ali keluar kamar mandi dan akhirnya terkejut melihat kelakuan anak-anaknya, “ya ampun sayang ngapain ini bedak ditumpah-tumpahin?” ucap Ali.

“Kakak Apa main salju papi!” ungkap Alva.

“Gak gitu sayang …” kata Ali yang pasrah.

Bisa-bisa Prilly ngamuk kalau liat ini!

“Kakak Alva ayo udahan ya, ini bukan salju. Ini bedak buat di pakai bukan dibuang-buang,” ucap Ali.

“Ndak mau papi!” tolak Alva yang malah loncat-loncat diatas ranjang.

Ali menatap Alma yang tertawa melihat Alva, Ali langsung menggendongnya, ”ya ampun anak papi ini malah seneng lagi,” ucap Ali melihat Alma yang dipenuhi banyak bedak.

“Pi-pi-pi-pi!” celotehnya.

“Mas aku—astaghfirullah!” 

Semua langsung menatap Prilly, Ali sudah deg-degan siap-siap diomeli Prilly, “kalian ngapain ini ya ampun!?” omel Prilly melihat kamarnya yang sudah di penuhi tumpahan bedak, Prilly pun menatap Ali tajam yang membuat Ali ngeri, “aku kan nitip anak-anak sama mas! Kok bisa kayak gini sih!?” 

“Sayang mas abis dari kamar mandi, mereka udah kayak gini semuanya, mas juga gak tau,” ucap Ali menjelaskan.

“Ya mas jangan ninggalin anak-anak dong! Gimana sih!” omel Prilly.

“Perut mas sakit banget sayang gara-gara makan rujak semalam kepedesan,” ungkap Ali.

“Makanya jangan ngeyel dibilangin! Sakit perut juga kan akhirnya!” cerocos Prilly, lalu Prilly pun menyuruh Alva turun.

“Kakak Alva ayo turun!” titah Prilly.

“Ndak mau mami, kakak Alva lagi main salju cama dedek Ama.”

“Udah mainnya ya, sekarang waktunya mandi! Bedak dedek Alma abis ditumpahin kayak gini!” titah Prilly.

“Ndak mau mami!” kukuhnya.

“Kakak Alva ayo nurut sama mami! Jangan jadi anak keras kepala!” ucap Prilly yang berusaha menahan kesalnya, “ayo turun! Jangan kayak gitu!” ucap Prilly dengan tegas.

“Huaaaa … papiii …” Alva malah menangis keras membuat Prilly mendesah panjang jika Alva sudah begini.

“Kakak ayo nurut ya sama mami, mami gak marah sama kakak,” bujuk Ali pada Alva.

Happy Family [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang