Tempat pertemuannya adalah restoran Korea yang sangat besar dengan atap genteng. Untuk sampai kesana perlu berjalan naik bukit dari parkiran hingga ke pintu masuk, dan sepertinya hanya aku satu-satunya yang jalan kaki. Tetap saja, ketika aku tiba di gerbang utama tepat waktu, seorang karyawan yang berdiri di depan melihatku dan berlari menghampiri.
"Apakah Anda Lee Taemin?"
"Ya," aku mengangguk dan dia pun memanduku masuk. Setelah melewati gerbang kayu dan melintasi beberapa taman kecil, bangunan kecil yang berubin pun terlihat. Terlepas dari diriku yang memakai jeans usang dan kaus lusuh, si pelayan memperlakukanku sebagai tamu terhormat dan memberitahuku untuk masuk ke dalam. Aku melepas sepatuku yang kotor dan dengan hati-hati merapikannya.
Di dalam, karyawan lain sedang menungguku dan memanduku ke lorong yang sunyi sebelum berhenti di depan sebuah ruangan. Setelah orang-orang di dalam diberitahu akan kedatanganku, pintunya perlahan bergeser terbuka dan memperlihatkan ruangan yang terang.
Dua orang duduk bersebelahan dengan meja besar dan cangkir teh di atasnya. Myungshin-lah yang pertama mengenaliku. Dia yang duduk di sebelah Pimpinan Kim dengan raut bosan pun pertama mendongakkan kepala, lalu diikuti Pimpinan Kim. Mata mereka yang mengerikan menoleh padaku dan berpaling seolah mereka tidak tertarik.
Saat aku masuk ke dalam ruangan perlahan, Myungshin menjelaskan kepada Pimpinan Kim tentangku dengan suara pelan. Perlahan mengangkat cangkir dengan tangannya yang renta dan gemetar, dia pun mendekatkannya ke bibir. Aku duduk di seberang Myungshin sambil terus melihat Pimpinan Kim. Aku penasaran apakah dia merasa tidak senang denganku karena tidak memutus kontak mata. Dia berkata dengan suara serak,
"Dulu ada seseorang...... dengan mata sepertimu."
Dia cuma mengatakan beberapa patah kata, tapi Myungshin yang duduk di sebelahnya menegang gugup. Pasti bukan kekasih. Kalau dia merasa dicintai bahkan hanya sedikit saja, dia pasti tidak akan pernah ketakutan seperti itu. Pimpinan Kim meneruskan flashback-nya.
"Aku tidak senang, aku pun menancapkan puluhan jarum di matanya supaya dia tidak bisa menatapku dengan begitu lancang."
Myungshin yang mendengarkan dari samping menolehkan kepala sedikit seolah merinding. Tapi aku tidak. Dia terus menatapku dan berbicara dengan suara serak yang mengurangi kepedeanku.
"Bagaimana denganmu? Berapa banyak yang bisa ditancapkan padamu?"
Drrr.
Suara lesu menjawab alih-alih diriku bersamaan dengan suara pintu digeser ke samping.
"Kau tidak bisa menancapkan satu pun."
Aku tidak tahu kenapa jantungku berdegup mendengar suara itu. Saat aku menoleh, aku melihat si orgil berjalan masuk. Dia menunduk melihat tangan Pimpinan Kim dengan datar.
"Tanganmu gemetar, kau bahkan tidak bisa memegang cangkir teh dengan stabil."
Drrr.
Aku mendengar suara pintu tertutup lagi, tapi keheningan mengalir di ruangan seolah telah diguyur air dingin. Dalam situasi ini, hanya ada si orgil yang berderap. Aku tidak bisa mengalihkan pandangan darinya ketika dia bergerak. Tidak, lebih tepatnya aku tidak bisa melihat kemana pun. Aku merinding. Tidak perlu melihat, pasti racun yang dikuarkan Pimpinan Kim. Hal yang paling disambut dari kedatangan si orgil yang tiba-tiba adalah aku tidak perlu melihat Pimpinan Kim.
"Aku sedikit terlambat."
Si orgil dalam wujud Direktur Yoon menunduk, meminta maaf dengan ringan, dan duduk di sampingku. Ada jarak sekitar satu lengan darinya, tapi ketika dia duduk, kehangatannya hanya menyebar di arah yang berdekatan dengannya. Bukankah dia bilang dia datang langsung dari bandara? Tetapi, tidak ada kerutan setelan biru tua yang dia pakai. Terlihat rapi seperti biasanya. Dan senyum yang menyebar di wajahnya sama seperti biasa. Dia bertanya tanpa pikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payback
RomanceTitle: Payback 페이백 Author: Samk English Translator: misacchi English Translation: https://chrysanthemumgarden.com/novel-tl/pb/ Sinopsis: Lee Yoohan yang menjalani kehidupan melelahkan sebagai penagih hutang, memutuskan untuk menjadi selebriti demi m...