Chapter 15

262 30 3
                                    

Tak~

Seperti porter, aku menaruh dua kardus tonik di tanganku ke meja yang berantakan. Kantornya masih dipenuhi tumpukan kertas. Awalnya aku tidak tahu apa isinya jadi aku tidak peduli, tapi sekarang aku bisa melihatnya. Naskah yang ditunjukkan terlebih dahulu oleh manajer sejak minggu lalu agar aku terbiasa. Semua yang tertumpuk di seluruh kantor adalah naskah.

"Apa yang kau dengar dari bos?"

Aku memalingkan kepala dari naskah mendengarnya. Berdiri di depan meja, dia sedang mengecek layar. Tak hanya kepribadian bos yang tidak biasa, bahkan sikapnya kepada si orgil agak aneh. Di bawah kedok nada yang kasar dan ekspresi kejam, aku bisa melihat hati yang peduli. Kenapa dia tidak menunjukkannya terang-terangan? Sikap yang begitu tidak jujur tampaknya bukan hasil dari kepribadian yang tak biasa itu. Setidaknya dia tidak menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya di depanku. Intinya, dia cuma bersikap aneh di depan orang yang terlibat.

Aku membuat kesimpulan singkat sebelum membuka mulut. Pasti si orgil telah menolaknya. Hati orang itu yang memperlakukannya dengan kasih sayang seperti anggota keluarga.

"Dia bertanya bagaimana aku menggodamu."

"Dan bagaimana jawabanmu?"

"Kubilang aku menggodamu dengan 200 won."

Perlahan dia mengangkat ujung bibirnya dan mengalihkan pandangan dari monitor.

"Itu benar. Lalu?"

Dia pasti sedang menanyakan, 'jadi apa rahasia yang diberitahu bos padamu?' Direktur memberitahuku untuk merahasiakannya, tapi aku bahkan tidak menganggapnya sebagai sebuah rahasia. Tapi tentu saja aku tidak mau memberitahunya semudah itu.

"Lalu apa?"

Saat aku bertanya balik dengan dingin, dia tertawa.

"Kalau kau memberitahuku, aku akan mengurangi setengah pekerjaanmu hari ini."

Pekerjaan? Segera setelah aku merenungkannya, dia melangkah menjauh dari meja dan melemparkan sesuatu di depanku.

Clatter.

Itu adalah CD. Dalam sekali lihat, sepertinya ada sekitar sepuluh. Saat aku mengingat film pendek yang membosankan itu, aku mendongak dengan pahit, dia pun tertawa dan menambahkan.

"Setelah menontonnya, bacalah naskah di ruangan. Tentu saja, semuanya."

"..."

"Kalau perlu, ada tonik disini, kau bisa meminumnya dan bekerja."

Sebelum aku menyadarinya, dia berdiri di depan pintu dan menunjuk ke tonik yang diberikan bos. Aku ingat ancaman bos, "Kalau kau makan "punya Jay", kau bakal mati."

"Sampai kapan kita akan melakukan ini?"

Dia menatapku sejenak seolah-olah aku adalah barang yang menarik tanpa berbicara lalu tersenyum dengan mata melengkung.

"Sampai kau selesai, tentunya."

Mataku memindai ruangan sekali lagi. Berapa banyak teks disana? Bahkan kalau aku tidak menghitung setengahnya yang berbahasa Inggris, bakal butuh waktu lebih dari sebulan untuk membaca semuanya.

"Omong-omong, aku akan membawakanmu lebih banyak besok."

"..."

"Kalau kau ingin mengatakan sesuatu, katakanlah. Aku akan mengurangi setengah pekerjaanmu."

Nada lesu dan tenang ditambahkan ke suara yang lembut, dan itu punya kekuatan aneh untuk mengontrol orang lain. Dan senyum itu. Kalau yang ada di depannya itu orang lain, mungkin mereka tidak akan bisa menolak. Kalau aku tidak berhati-hati terhadapnya selama 24 jam, mungkin aku akan menurut dan memberitahunya semua yang ingin dia ketahui.

PaybackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang