Rahasia yang terkuak

295 30 4
                                    

Sepanjang perjalan pulang, Wendy hanya diam menyelami pandangan ke arah jalanan. Taeyeon tau mood wanita nya sedang hancur-hancurnya dan dia gak berniat sama sekali untuk memperparah itu.

Sesekali Taeyeon bersenandung dalam kegiatan menyetirnya, suasana hati nya sedang bahagia, layaknya baru memenangkan jackpot. Egonya kenyang sama aksi nya tadi, apalagi waktu lihat raut wajah Irene yang muram saat perkenalan mereka.

Dan syukurnya, Wendy gak menolak saat dia menunjukan perhatian di depan masa lalu wanita itu, kan Taeyeon jadi ngerasa punya chance untuk kedepannya.

"Kamu fine gak kalo kita makan di resto Italia?"
"Apapun itu, kak. Aku lagi gak tau juga mau makan apa"
"Good then"

Keadaan resto malam ini cukup terbilang sepi, iyasih kan udah di reservasi untuk mereka berdua doang. Taeyeon mau nya privasi mereka tetep ke jaga, toh nama dia lagi kesorot banget diantara pembisnis lainnya.

Selain itu, Taeyeon mau makan malam mereka lebih intimate tanpa gangguan pengunjung lain. Dan Wendy cukup bersyukur akan hal itu, doi lagi males ketemu manusia lain kalau moodnya lagi hancur begini.

Baru aja mereka duduk, makanan langsung dateng ke meja, gak lupa dengan sebotol wine yang udah tersedia di meja. Wendy menyesap winenya dengan perasaan sedikit membaik, maklum lah alkohol bagi dia adalah obat dari segala obat.

"Winenya enak banget" komentarnya saat setelah menghabiskan satu gelas, dan hendak menuang untuk gelas kedua nya.

"Aku sengaja pilih grade terbaik, syukur deh kalo kamu suka"

"Thanks kak"

"Ini buat kamu" sebuah bucket bunga dan sebuah kotak perhiasan yang baru saja di bawakan salah satu waiters di meja mereka, ia serah kan kepada wanita yang duduk di sebrang meja.

Wendy agak terkejut sama hadiah barusan, mau nolak tapi muka memelas Kak Taeyeon bikin dia gak enak hati.

Liontin berlian berbentuk hati,

Setelah merasa dapat lampu hijau, Taeyeon pun berdiri menuju kursi wanita nya untuk memakai kan sebuah kalung yang ia hadiahkan, tampak sangat cantik di leher jenjang milik Wendy.

"Pas banget, syukur deh"

"Apa ini gak berlebihan kak?"

"Ini hadiah buat kamu, karena udah mau bantuin aku di project ini. Makasih ya, karena kamu kerjaan aku jadi lebih mudah"

"Tapi kan.. kalung ini mahal banget"

"Pantes kok Wen, malah ini gak ada artinya sama kinerja kamu yang rela aku repotin tiap hari. Di terima ya? Ntar aku sedih loh" raut wajahnya di buat semenyedihkan mungkin, namun Wendy akhirnya tertawa, cukup lucu liat ekspresi bos nya itu yang gak cocok sama sekali akting sedih.

"Okaay, aku terima. Kedepannya aku gamau ada hadiah-hadiah mahal lagi ya?"

"Berarti kalo yang murah boleh dong?" Goda wanita yang lebih tua

Muka Wendy jadi memerah, ia langsung menggeleng cepat sebagai jawaban,

"Nggak gituuuu!"

"Hahahaha yauda, aku bercanda. Ayo di habisi makanannya, keburu dingin"

...

"Gi, kemarin gue ketemu Irene"

"Dia nyakitin lo lagi?"

"Enggak sih, tapi gue enek aja sama omongannya"

Seulgi diam meminta jawaban yang lebih jelas, Wendy yang mengerti pun melanjutkan ucapannya.

"Dia nuduh gue, perkara kita ketemu di kantor penyiaran, dikira gue ngikutin hidupnya mulu. Cinta sih cinta, tapi gak obsesi juga kali. Toh gue masih waras, Gi"

"Waduuh, pede abis. Mungkin karena kemarin-kemarin lo galauin dia mulu, sekarang lihat lo move on gak terima. Eh udah move on gaksi?" Ledekan Seulgi berhasil bikin mereka berdua tertawa, ni bocah berdua aslinya emang receh.

"Lagi proses, Gi"

"Mending lo sama Kak Tae aja"

"Gila! Dia bos kita, Gi. Apa kata orang-orang nanti?"

"Yailah, masih aja mikirin apa kata tetangga, kan yang ngejalani lo berdua, lagian dia keliatan sayang sama lo, Wen"

Wendy bingung mau merespon apa, jujur dia mulai nyaman dengan keberadaan sang Bos, tapi disisi lain dia ragu, masih ada bayang-bayang masalalu di hidupnya. Toh juga belum tentu Kak Taeyeon serius.

"Gak mungkin, Gi. Gue sama dia cuma sebatas rekan kerja doang, kalo di luar cuma sebatas adik kakak, gue gamau ngelewati batas itu" ucap Wendy serius,

Sementara disisi lain, Seulgi ketawa kenceng denger pembelaan barusan. Bahkan ketawa nya cukup lama, bikin Wendy agak jengkel liatnya.

"Lo yakin sebatas itu? Adik kakak mana yang tiap hari having sex dan tidur bareng? Mantan lo kalo lihat juga mikir kalian berdua ada apa-apa"

Anjir, omongan Seulgi gak bisa di tebak. Berhasil bikin Wendy mati kutu, gak tau harus jelasin dari mana.




Tbc.

Hard PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang