Jōhatsu
refers to the people in Japan who purposely vanish from their established lives without a trace.
Beberapa tahun silam, kehidupan Tifanny Hwang terasa amat menyedihkan di mata dunia. Perjanjian untuk sehidup semati dengan sang kekasih yang mereka ikrarkan semasa menempuh jenjang kuliah, harus berakhir tragis. Pasalnya, orang tua dari sang kekasih menentang keras perihal hubungan tabu itu, dan mengharuskan sang kekasih untuk di deportasi ke negeri Matahari.
Gak hanya sampai disitu, kesialan terus berdatangan di kehidupannya tatkala sang Ayah dari kekasihnya yang merupakan seorang konglomerat di Korea, mampu membuatnya dan sang Ayah harus berhenti dari pekerjaan. Bahkan mereka makin terseret dalam arus kemiskinan, Tiffany hanyalah pekerja paruh waktu yang mencari uang untuk membiayai pendidikannya, sedangkan sang ayah merupakan buruh pabrik yang harus pensiun dini karena kuasa Tuan Kim.
Bahkan naasnya, mereka tak bisa lagi membayar pengobatan sang ibu yang sudah sakit parah selama bertahun-tahun, hingga akhirnya Tuhan memanggil sang ibu untuk pergi ke surga.
Hidup Tiffany begitu hancur, kuliah tak bisa dilanjutkan karena kendala biaya, tagihan kian membengkak, dan sang Ayah kini menjadi pengangguran yang menyedihkan; selalu mabuk dan doyan marah-marah, tak jarang juga Tiffany jadi korban kekerasan dalam rumah tangga.
Hingga detik itu juga, Tiffany merasa tak punya alasan untuk bertahan hidup. Bahkan sang kekasih juga tak pernah ada di sisi nya, semua kata-kata yang mereka ucapkan dulu terdengar sebagai bualan semata.
Tiffany hendak merencanakan kematiannya, ia ingin cara yang cepat tanpa merasa sakit, karena baginya lompat di sungai han sudah terlalu biasa, banyak celah untuk bertahan dan kesempatan di selamatkan, toh Korea mulai aware masalah bunuh diri.
Ia memutuskan untuk mencari cara di internet, cuma butuh beberapa detik, ribuan artikel muncul dan memberikan opsi.
Hingga matanya terpikat pada satu iklan di suatu artikel yang sedang ia baca,
'Johatsu, solusi untuk hidup baru'
Ia mengklik kolom iklan tersebut, yang membawanya pada satu website perusahaan asing yang tentunya makin dia baca, terasa makin menggiurkan.
Satu identitas baru mungkin bisa mengubah hidupnya, dan dia butuh kekuatan itu untuk membalaskan dendamnya pada keluarga Kim.
Tiffany mulai tersenyum meski sejak tadi air matanya tak kunjung berhenti mengalir, dalam diam ia mulai merencanakan jejak kematian palsu nya.
"Aku bakal ke Kyoto minggu depan, ayo ketemu"
Ucapnya pada panggilan yang berlangsung di telfon, tentu nya mampu bikin hati sang kekasih bergetar bahagia.
...
Taeyeon gak pernah tau apa yang salah, seumur hidupnya dia gak pernah nyangka bakal ngalamin kejadian tak mengenakan seperti ini. Mulai dari di tinggal mati olah sang kekasih, menjalin hubungan baru tapi di selingkuhi, hingga bertemu dengan sang matan kekasih yang telah ia anggap mati dalam wujud baru yang bekerja sebagai sang asisten pribadi.
Waras gak?
Tentunya enggak, bahkan obat-obatan dari dokter udah gak mempan menampung rasa cemas di tubuhnya.
Taeyeon sadar kalau selama ini dia merasa seluruh hidupnya di awasi, entah oleh siapa; yang pasti dia sadar kalau bayang-bayang masalalu gak akan pernah bisa lari dari hidupnya.
Jessica?
Siapa yang bakal nyangka kalau selama ini perempuan yang selalu dia andalkan sebagai tangan kanannya adalah almarhum Tiffany.
Dia tahu betul selama hampir empat tahun bekerja sama, Jessica selalu siap menampung keluh kesahnya tentang sang kekasih yakni Wendy sendiri.
