Flashback..
"Gimana kalau suatu saat perasaanku gak bisa sepenuhnya balik ke kamu?"
Satu pertanyaan terlontarkan, sayup terdengar di telinga Irene yang sedang asyik memandang jauh ke langit sore yang cukup cerah.
Bibirnya tak bergerak sedikit pun, bahkan matanya ia biarkan terpejam sekarang. Terlalu enggan menyudahi keromantisan yang sedang mereka ciptakan di bukit ini; tiduran sambil berpengangan tangan menatap langit yang sebentar lagi akan jingga.
"Rene.. sorry. Aku cuma kepikiran.."
"Shhttt.. udah nikmatin aja waktu yang ada" ucapnya dengan tenang, walau dia sendiri tau kalau hatinya sudah tak bisa tenang sejak kala kalimat tadi di suarakan.
Miris, gelar cewe gila udah mengalir deras di darahnnya.
Irene gak perduli cibiran orang, bahkan terakhir kali waktu dia jemput Wendy yang masih berharap tentang Taeyeon yang mengusirnya secara kasar tepat di depan kantor lama mereka.
Kala itu,
Irene ingat betul betapa garangnya dia waktu ngelawan security yang narik tubuh perempuan itu dengan kasar, dia gak terima perempuan nya di permalukan karena cuma ingin kirim cookies buatannya ke Taeyeon.
"Gue tau kalau kita udah hina banget di mata lo, tapi tolong jangan segini nya memperlakukan manusia. Kayak lo gak pernah tukeran ludah aja sama dia?!" Teriak nya yang berhasil bikin keributan dadakan di depan kantor ini.
Taeyeon total malu, gimana enggak? Toh seluruh karyawan yang ada pada ngeliatin aneh ke arah mereka.
"Rene udah rene, aku gapapa kok"
Irene menatap Wendy dengan bengis, dia melepas tarikan tangan Wendy pada bahunya dengan kesal.
"Lo diem dulu deh, gue gak terima lo diginiin perkara mau ngasih cookies doang. Gue tau gimana effortnya lo bikin cookies ini dari pagi buta"
"Tapi kan..."
"Kalian berdua ayo ikut saya" ucap Taeyeon sembari pergi meninggalkan kerumunan. Ia memilih untuk menaiki salah satu van hitam milik kantor, yang biasanya di pakai sebagai akomodasi para artis dan aktor di perusahaan.
Taeyeon memijat kepalanya yang mulai pusing sambil menatap kearah dua manusia yang dia kenal dengan baik.
"Kalian maunya apasih?" Tanya dia dengan frustasi.
Irene yang duduk tepat di sebelah Wendy terlihat makin tersulut emosi.
"Lo kan tau dia cuma mau kasih cookies, kenapa harus di usir kayak maling gitu?"
"Okay, saya akui security disini terlalu kasar. Saya minta maaf. Tapi jujur saya mulai gak nyaman dengan kehadiran kamu, Wendy. Kamu kan tau saya sudah tunangan dengan Jessica, bentar lagi kita juga bakal nikah dan pindah dari sini. Jadi tolong jangan pernah datang lagi"
Wendy masih diam, terlalu malu untuk menunjukan muka nya. Dia cuma pengen nunjukin rasa sayangnya yang gak bisa dia bendung ke wanita itu meski dia tau udah gak ada kesempatan lagi disana.
"Saya gak perduli sama yang terjadi di masa lalu, saya juga gak punya masalah sama kamu Irene. Jadi tolong, jangan bikin keributan lagi"