Note: beberapa chapter mungkin masih nyeritain kilas balik, Happy reading!"Iya, aku udah lihat kok, gimana? Seru gak ciuman sama Irene?" Ucap Taeyeon ketus.
Walau dia tahu perihal perselingkuhan ini, tapi tetep aja gak di pungkiri hatinya ikut teriris tiap lihat foto itu, apalagi sekarang semua orang tau perihal hubungan Wendy dan Irene, tanpa tau kalau sebenernya Wendy itu mutlak milik dia.
Wendy sekarang gelagapan,bingung harus jelasin dari mana.
"Aku bisa jelasin, Kak"
Taeyeon bangkit dari kursi kerjanya, lalu duduk di sofa itu sembari memijat pelipisnya, kepalanya total pusing sekarang.
"Jelasin kalau gitu, dari kapan kalian selingkuh dan mau sampai kapan kamu kayak gini?"
Wendy ikut duduk tepat di sebrang Taeyeon, ia mengepalkan kedua tangannya seolah mencari keberanian.
"Anu.. awalnya gak sengaja Kak, aku berani sumpah. Kamu inget waktu kita ke nikahan pak Jonathan? Aku ketemu Irene di acara itu dan bantuin dia waktu gaunnya kena tumpahan minuman. Waktu itu aku aku kebawa emosi lihat kamu pegang-pegang Jessica, dan Irene juga nyium aku.."
"Tunggu, pegang Jessica? Emang aku segatel itu sampai pegang-pegang asistenku sendiri? Terus kamu terima ciuman dia gitu aja?" Ucap Taeyeon dengan nada tinggi, jujur dia gak perduli lagi sama perselingkuhan itu.
Yang dia pikirin sekarang, nama baik perusahaan yang dia pimpin jadi jelek karena kejadian bodoh ini. Bahkan harga saham kedua perusahaan jadi turun drastis karena isu gak penting, tau lah kalau skandal kayak gini bisa jadi senjata diantara perang bisnis.
Wendy diam, kepalanya ikutan pusing sekarang. Toh dia gak punya alasan spesifik kenapa berani ambil langkah bodoh begini.
"Gini yaa, aku udah tau lama kok soal perselingkuhan kamu, dan aku gak sebodoh itu buat gak nyadar semuanya. Sebenernya aku gak terlalu perduli soal ini, karena aku percaya kamu sama Irene cuma fase bosen sama hubungan kita, aku mikir kamu bakal balik ke aku nantinya"
Taeyeon mengambil satu tarikan nafas agak panjang, sebelum melanjutkan perkataannya.
"Tapi semua balik ke kamu, kalau kamu memang masih cinta sama dia, kamu boleh tinggalin aku sekarang juga. Aku gak bakal minta kamu buat keluar dari kerjaan ini, tapi tolong lain kali jangan gegabah kalau mau bikin kesalahan. Masalah kalian ini gak cuma bikin aku sakit, tapi semua orang yang kerja di perusahaan ini juga kena imbasnya"
Wendy menundukan kepalanya, ia gak sanggup menatap manik mata wanita di depannya, dia tau pasti Taeyeon kecewa berat.
Tapi yang pasti, dia menerima seluruh kesalahannya.
"Kalau kamu masih bimbang buat ambil keputusan, saya bakal kasih waktu dua minggu buat kamu berfikir. Anggap aja masa skors ini bikin kamu jadi lebih bijak buat ambil langkah"
Wendy mendongak ke arah sang Boss yang tak lain kekasih nya sendiri. Dia gak percaya sama hasil pengakuan yang kini menjadi sidak dadakan. Kalau Taeyeon udah manggil dia pakai sebutan 'saya dan kamu' gini, udah pasti omongannya mutlak tak terbatahkan.
"Kalau gak ada yang mau di sampaikan lagi, silahkan keluar dari ruangan saya, dan tolong renungi kata-kata saya barusan ya"
Nyelekit, tapi Wendy tetap harus terima.
Ia pun keluar dari ruangan itu dengan perasaan gusar.
...
Tiga hari,
Waktu yang berjalan sangat lambat buat Wendy habiskan seorang diri di apartemennya. Meski banyak menangis, tapi hari ini Wendy mutusin buat keluar rumah mencari udara segar.