Tiga belas minggu pasca kehamilan, tubuh Irene merespon dengan baik fase trimester kedua kehamilannya. Gejala muntah-muntah tak lagi datang seperti awal-awal, dia juga gak pernah lagi ngerasain yang namanya sakit di bagian pinggul, entah mantra apa yang berhasil masuk ke tubuhnya. Tapi yang pasti, dengan hadir nya sosok Wendy di sela-sela waktu sibuk mereka, bikin dia merasa kuat menghadapi semua.
Irene tau dia sudah gila, dia terlalu gila dalam mencintai perempuang bermarga Son itu, seolah cinta nya berhasil membutakan kedua manik mata itu untuk sadar kalau perutnya kini sedang mengandung janin dari lelaki lain. Dalam sela-sela waktu itu juga ia masih melakukan hubungan badan dengan Wendy, tentu nya tanpa sepengetahuan tunangannya.
Meski awalnya Irene gak terima sama kehadiran calon bayi itu, dengan susah payah dan dengan beribu cara dia lakukan untuk mengugurkan kandunganya. Tapi lambat laun, hari demi hari, koneksinya dengan calon bayi itu makin kuat. Ia merasa seluruh niat nya untuk membunuh calon anak demi bisa terus bersama sang kekasih adalah hal yang salah. Irene pelan-pelan menerima kondisi perutnya.
Aktivitas seksual yang mereka berdua sebut sebagai medai komunikasi untuk menyalurkan kasih sayang masih terus terjadi, hingga di bulan kelima kehamilan. Irene mulai lengah, tubuhnya gak lagi merespon dengan baik. Perut yang lama kelamaan akan makin membesar itu gak mungkin lagi bisa dia tutupi. Makin hari orang-orang bakal tau kan? Tentu aja Irene takut ngelewati semua ini seorang diri.
Waktu itu dia pernah kepikiran untuk jujur menceritakan semuanya ke Wendy, karena dia yakin kalau wanita itu bakal menerima dia apa adanya, terutama bayi ini. Wendy pasti mencari jalan keluar untuk mereka, dan ide untuk kabur keluar negeri itu juga menggiurkan untuk Irene. Sejak dulu dia juga bermimpi untuk membangun keluarga kecil dengan wanita yang dia cintai itu.
Irene mencari waktu yang pas untuk membicarakan hal serius itu, apalagi mengingat akhir-akhir ini mereka sulit bertemu akibat Wendy yang sedang dinas ke Australia, menemani pasangan nya untuk mengurus cabang baru perusahaan mereka.
Terutama, saat waktu terakhir kali mereka sempat bertemu, saat Wendy yang mencuri-curi waktu untuk bertemu dengan dirinya, mereka berdua terlibat pertengkaran kecil yang membuat hubungan keduanya sedikit renggang. Irene sedih, saat itu Wendy meninggalkannya untuk pulang ke Perth begitu saja tanpa pamit, begitu juga perihal obrolannya dengan Seulgi yang tak sengaja membuatnya untuk berpikir beribu-ribu kali untuk ambil keputusan ini.
Dia merasa, posisi kejepit ini bikin dia makin menjauh dari Wendy. Dan sepertinya semesta mengamini hal itu. Karena tepat seminggu dari kejadian pertengkarannya denga Wendy, berita perselingkuhan mereka menguap ke khalayak umum bahkan sampai media masa.
Ayah Irene punya power yang besar, terutama di dunia bisnis. Begitu juga dengan perusahaan tempat mereka bekerja, juga memiliki nama yang bisa masuk ke dalam jajaran perusahaan besar di Korea. Tentu aja berita perselingkuhan antara dua karyawan di dua perusahaan yang bersatu itu bikin geger, karena di goreng terus sama media. Lumayankan buat ngancurin saham yang lagi naik daun, jadi anjlok gitu aja dalam satu kedipan mata.
Tentu aja, berita itu sampai ketelinga Mingyu, dia tentu aja marah besar, kayak orang kesetanan. Saat itu Mingyu langsung nampar Irene tepat di depan ayahnya sendiri. Bahkan reaksi ayahnya biasa aja, berasa tanpa beban melihat putri semata wayangnya itu di pukul lelaki yang bakal jadi calon mantunya. Kacau!
Irene nangis sesenggukan, sama gila nya kayak Mingyu yang dari tadi masih maki dia dengan sumpah serapah. Bahkan Mingyu ngancem bakal bongkar perihal Wendy dan Taeyeon yang ternyata punya hubungan. Biar satu dunia tau, kalau kekasih sang CEO muda berbakat itu, super brengsek karena ngambil calon istrinya.
Wah, denger itu bikin dada Irene kayak kesambar petir di siang bolong. Secinta-cinta nya dia sama Wendy, dia masih waras buat gak ngelukain Taeyeon dan nyeret wanita itu dalam masalah mereka. Toh semuanya bakal jadi makin runyam kalau publik tau, karir Taeyeon dan Wendy bisa ikut hancur. Irene kalang kabut nyari cara buat bungkat mulut dajjalnya Mingyu. Apalagi mengingat gak bakal bisa minta bantuan sang ayah untuk keluar dari masalah ini, Ayahnya dan calon suami sama aja, sama-sama titisan setan.