Bunyi decakan antar hisapan bibir terdengar nyaring di kamar hotel ini, keringat yang bercucuran juga ikut menghiasi sisa-sisa malam yang sebentar lagi berganti menjadi fajar. Siapa yang menyangka kedua insan ini akan beradu gairah satu sama lain sebelum benar-benar di tampar realita.
"Lo yakin, Rene? Lo mabuk banget ini"
"Gue kangen Wen, beneran. Udah lama gue gak ngerasain perasaan kayak gini lagi"
"Maksud lo? bukannya lo udah tunangan ya? emang kalian gak pernah having sex?"
"Shit! gue muak lo bahas ini"
Irene menghentikan gerakan tangannya yang baru aja mau masuk ke lubang vagina wanita di depannya, dengan segera ia mengambil selimut untuk ia tenggelamkan di seluruh badannya. Mood nya jadi hancur sekarang, bahkan rasa mabuknya mendadak hilang.
Wendy di ambang kebingungan, gatau juga harus bereaksi apa. Jujur sih, bentar lagi dia nyampai klimaks tapi di tinggal gitu aja, tapi salah dia juga sih pake nanya-nanya, udah tau dari awal kalau temenan sama mantan itu cuma omong kosong.
Wendy menjambak rambutnya frustasi.
"Kelarin dulu napa? nanggung ini"
"Kelarin aja sendiri, gue gak mood" ucap Irene ketus, Wendy cuma bisa melongos bego lihatnya.
Wendy diem di posisinya yang lagi tiduran telentang tanpa sehelai pun busana. Kini dia tatap langit-langit kamar itu dengan tatapan kosong, sekosong hati nya sekarang. Wendy sadar dia salah udah ngerusak suasana, tapi entah kenapa dia ngerasa lebih bersalah sama orang yang selama ini yang nyentuh tubuhnya, siapa lagi kalau bukan Taeyeon.
Agak lama dia bengong karena perang sama pikiran sendiri, sebelum benar-benar bangkit dari tidurnya,
"lo mau cerita soal itu gak? kalau engga gue mandi aja"
Namun yang di tanya juga gak kunjung bersuara, ia tarik selimut itu yang menampakan wujud Irene yang udah gak sadar diri, nyenyak banget kayaknya.
Dengan malam ia turun dari kasur itu menuju toilet, subuh-subuh gini dia harus mandi dengan segudang pertanyaan di kepala.
...
Tidur bareng mantan? Sesuatu yang baru dalam hidup wanita berumur 27 tahun ini,gak bakal ada masuk di agenda prinsip hidupnya. Apalagi pasca lima tahun memadu kasih sama wanita yang berumur tiga puluh itu, baru sekali ini terucap putus meski sudah berusaha mati-matian untuk saling mempertahankan, dan sialnya kata putus itu berasal dari mulut Irene sendiri.
Tapi Wendy total bingung, sebingung-bingungnya orang yang baru di timpa musibah besar. Mau di bawa kemana arah hubungan yang katanya cuma temen baik ini? Toh dari awal Irene gak pernah mau di ajak rujuk, apalagi waktu mereka gak sengaja ketemu, Irene juga kelihatan gak begitu suka lihat dia, bahkan risih. Sekarang giliran dia udah hampir move on? ini orang malah pake acara nyium-nyium segala. Bikin semua nya jadi berantakan!
Pagi ini dia belum kunjung tidur karena masih sibuk berantem sama isi kepalanya, setelah lima jam berlalu kejadian ciuman yang gak di inginkan itu. Terbukti dengan lima beer kalengan yang udah habis berserakan di bawah lantai, nemenin dia ngegalau di balkon kamar sambil natap ke arah pantai yang sepi.
Hari ini sih, niatnya buat jalan-jalan sebentar di pinggir pantai sebelum flight balik nanti malam, tapi kayaknya batal karena semangatnya juga udah hilang.
"Lo gak tidur ya?" tanya Irene dengan wajah yang sama berantakannya, beda nya Irene baru aja bangun setelah tepar efek mabuk.
Wendy cuma ngelihat wanita itu sebentar, lalu mengangguk pelan sebagai jawaban. Ngelihat reaksi barusan bikin Irene ngerasa ada sesuatu yang salah sama mereka tadi malam, pelan-pelan dia coba mengingat kembali potongan adegan-adegan yang hilang di kepalanya itu, yang tentu aja bikin kepalanya makin sakit.