To the bone.

153 18 5
                                    

"Babe, are u okay?" Tanya Taeyeon penuh khawatir, karena sejak tadi Wendy cuma mengaduk-aduk makanannya tanpa di sentuh sedikitpun.

Wendy menggeleng lemah sebagai jawaban, kedua sudut bibirnya enggan menyunggingkan senyum, bahkan untuk sekedar mengeluarkan sepatah kata pun.

"Makanannya gak enak? Apa kita pindah resto aja? Kamu mau makan di mana?" Pertanyaan bertubi-tubi itu bikin Wendy jengkel sendiri, dia meremas kedua cutlery nya sembari menghela nafas dengan kasar.

"Aku gapapa, Kak. Aku cuma lagi gak selara makan aja. Dan aku gak masalah kok makan di sini" cercanya dengan nada jutek, mendengar pertengkaran kecil di makan malam mereka bikin Winter jadi gak enak hati. Dia berpikir bagaimana cara keluar dari situasi canggung ini, dan terpikirkan lah satu buah ide untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"By the way, kakak jadi kan mau ngonten bareng aku? kalau emang berminat, besok pagi kita ngevlog kecil di sekitar sini"

"Scriptnya ngapain aja?" tanya Wendy agak malas, tapi keburu janji juga kan bareng sepupu pacarnya ini, mana bisa nolak.

"Gak ada pakai script sih kalau ngevlog, Kak. Paling nanti kita take video sambil jalan-jalan ke tempat terkenal disini, sambil ngobrol-ngobrol dikit di kamera, bebas sih tentang apa aja. Nanti Winter bakalan banyak nanya biar kakak gak bingung, terus ntar penutupan video kita bikin konten ngopi di kafe kemarin"

"What? Kafe kemarin banget nih? Emang gak ada tempat lain yaa?" Wendy menggaruk tengkuknya yang sebenernya gak gatal, cuma kalau lagi di posisi gak nyaman gini pasti dia suka garuk-garuk leher atau gak mijit pelipisnya.

"Iyaa kak, aku udah lumayan lama ngonten disitu, jadi lumayan punya akses lah buat leluasa. Kalau di tempat lain, aku takut kita gak bisa banyak ngobrol karena kebanyakan kafe disini gak boleh terlalu berisik"

Jelas Winter pada mereka dengan lugas berharap Wendy mau mengerti apa maksud dari agendanya, toh dia milih tempat itu bukan semata-mata karena demen sama baristanya doang. Gini-gini Winter profesional kok soal kerjaan.

Tapi bukan namanya Wendy kalau gak kelihatan mukanya kalau lagi bingung, dia tipikal manusia yang ekspresif jadi bakal ketauhan kalau lagi begini.

"Kakak gak nyaman ya disana? Karena Karina? Kalau mau yauda kita ke tempat lain aja gapapa, yang penting Winter ada temen ngonten" ujarnya menawarkan opsi, namun tampaknya Wendy masih menimang-nimang jawaban apa yang bakal dia keluarkan.

"Umm aku gak masalah sih sama dia, lagian Winter juga suka banget kan lihat dia? Yaudah kita kesana aja kalau gitu" Wendy mencoba tersenyum hangat, dia gak enak kalau harus nolak permintaan kecil dari Winter, toh bocah seumuran dia pasti lagi semangat-semangatnya ngejar passion.

Mereka berdua lanjutin ngobrol soal buat konten besok, sambil milih beberapa tempat yang bakal di kunjungi dalam rute perjalanan ngevlog, terlalu larut dalam obrolan seru, kedua perempuan itu mungkin lupa kalau daritadi Taeyeon ikut nyimak pembicaraan antar sepupu dan sang kekasih.

'Karina?' sebutnya dalam hati sembari memikirkan siapa di balik nama itu. Dalam diam dia sudah menghabiskan seluruh makanan di piring tanpa sisa, padahal isi kepalanya ikut bergejolak sejak tadi tentang beberapa pertanyaan.


...

"Done! Makasih ya kak udah mau nemenin Winter ngonten. Seruu deh, kakak lebih banyak tau soal kopi bikin konten ku jadi berbobot. Kapan-kapan kita hunting kopi yaaa?"

Winter senyum dengan sumringah, gak tau kenapa vlog kali ini kerasa lebih seru dengan ada nya Wendy, dia gak nyangka kalau pacar kakak nya itu lumayan talkative.

"Boleh, aku lumayan suka eksperimen sendiri dirumah, kebetulan ada coffee machine kecil-kecilan. Beberapa tahun lagi kalau kita buka kedai kopi bareng lucu kali yaa?"

Hard PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang