The 1

264 21 17
                                    

Masih kilas balik


Irene gak perduli sama pendapat orang tentang dirinya, terutama perihal masih ngarepin sosok sang mantan yang udah berlabuh ke hati orang lain.

Irene juga bersikeras kalau dia mau nunggu wanita itu untuk lepas dengan bayang-bayang masalalu nya, tentu aja soal Taeyeon.

Waktu dengar Wendy gagal buat dapetin hati Taeyeon lagi, rasa senangnya tak terbendung, seolah semesta merestui hubungan mereka lagi.

Siapa yang tau kan? Memangnya manusia bisa nebak dengan siapa mereka berlabuh nantinya?

Meski di awal Wendy menolak gagasan itu, tentang Irene yang menawarkan diri sebagai pengobat patah hati nya, wanita ini gak mau ambil resiko lagi. Takut kalau salah satu diantara mereka jadi tersakiti karena realita yang suka gak sesuai ekspetasi.

Tapi bukan Irene namanya kalau gak keras kepala, dia berusaha yakinin wanita nya kalau dia mampu menanggung semua kemungkinan yang akan terjadi.

"Kasih aku kesempatan, Wen. Aku gak perduli kalau di hati kamu masih ada dia nantinya, aku bakal buat kamu jatuh cinta lagi samaku"

Ucap wanita yang lebih tua dengan lantang.

Wendy natap perempuan yang dia kenal selama bertahun-tahun ini dengan rasa gak percaya, dia hafal mati soal Irene yang gengsi dan suka tarik ulur. Siapa yang nyangka kalau perempuan aries ini bisa se agresif sekarang?

"Kamu.."

Irene menatap kedua manik mata Wendy dengan tajam, lalu beranjak dari posisinya untuk duduk di pangkuan yang lebih muda. Bahkan kedua tangannya kini sudah ia kalungkan dengan erat di antara leher jenjang wanita yang masih bengong natap dia.

Wendy terlalu sibuk mencerna semua kejadian, kan dia ketemu Irene di rumah ini buat curhat soal patah hatinya yang abis di tolak. Kok malah jadi begini?

"Persetan sama cinta, aku tau kalau kamu masih gak bisa nolak buat bercinta samaku, kan?"

"Rene.. jangan gini.."

"I know you still love me, Wen. Dari ciuman kita malam itu aku tau kalau ciuman mu gak pakai nafsu, beda. Aku selalu hafal pergerakan bibir kamu"

Wendy telak bungkam, gak bisa lagi mengelak karena omongan Irene barusan tepat sasaran.

Malam itu, dia tahu betul kalau dirinya tak terpengaruh alkohol sama sekali, dia total sadar kalau dia menikmati ciuman mereka, terlalu lembut untuk pertemuan kedua pasang bibir setelah sekian lama berpisah.

Karena merasa tak mendapat jawaban, Irene memulai ritualnya. Dengan sihir yang kuat, ia mempengaruhi bibir lawannya untuk menyambut bibir tipisnya dengan penuh kelembutan. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Begitulah kata pepatah, karena Wendy nya mulai lengah sama pertarungan mereka, wanita itu sukses buka mulutnya untuk di masuki dengan leluasa oleh lidah Irene.

Cukup lama mereka bergulat dalam balutan cinta, sampai lupa kalau anaknya yang sejak tadi di titipin di Daycare belum kunjung di jemput pulang.

"Rene... Lilly rene!" Teriak Wendy agak histeris, dia teringat akan sosok bocah kecil itu yang gak nampak di depan mata.

"Ah shit, aku lupa jemput dia"

Irene buru-buru turun dari pangkuan Wendy, merapihkan kancing-kancing bajunya yang sempat terbuka sempurna.

Hard PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang