My mind is easy to read,
You can also look through it
A lonely heart that can't be comforted
Come and stay hmm,
Tujuh hari;
tepat setelah percakapannya dengan Seulgi, Wendy berjanji untuk bisa memulai semua dengan lembaran baru, meskipun harus melangkah kan kaki dari nol, ia akan mencoba sekuat tenaga untuk merelakan. Meskipun kata orang untuk mencapai ikhlas itu sulit.
Sore ini, ia memutuskan untuk jogging di area taman kota, Wendy sengaja mengosongkan waktu luangnya untuk sekedar berolahraga. Tubuhnya sudah menunjukan tanda-tanda lelah, baru-baru ini juga dia baru sembuh dari sakit meski sempat opname di Rumah sakit selama tiga hari. Yap, kejadian itu berhasil menjadi alarm bagi Wendy untuk mulai hidup sehat lagi.
Setelah selesai berlalari lima putaran, Wendy memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman. Ia merogoh kanton celana runningnya, beberapa notif sempat ia abaikan namun tidak dengan notif chat dari Seulgi dan Kak Taeyeon yang beberapa hari ini setia menemani dan menghujaninya dengan perhatian.
'Semangat joggingnya, ntar malem aku yang jemput ya?' Begitu isi nya.
Btw, sejak Wendy sakit, Taeyeon selalu berusaha menyempatkan diri nya di tengah kesibukan yang padat hanya untuk berjaga bergantian dengan Seulgi, pasalnya Wendy tak punya keluarga di kota ini, sementara kedua orang tua nya sudah lama berpisah bahkan sejak dia di sekolah menengah pertama, dan setelah lulus Sekolah Menengah Atas Wendy memutuskan untuk pindah ke ibu kota untuk bekerja sembari kuliah.
Taeyeon tau sedikit tentang cerita itu, yang tak sengaja Wendy ceritakan di suatu malam saat mereka mabuk di kediamannya, dan beberapa cerita kecil lainnya di beberapa malam setelahnya.
Jujur, Taeyeon begitu tertarik dengan gadis berambut pendek ini, bahkan sejak pertama mereka tak segaja bertemu, tepatnya saat pertama kali Taeyeon menginjakan kaki nya di kantor ini untuk menemui ayahnya. Saat itu Wendy yang sedang asik ngerokok di sudut taman, dan Taeyeon yang baru turun dari mobilnya, mata mereka tak sengaja beradu pandang, meski tak lama, namun entah kenapa Taeyeon tak bisa lupa.
Saat itu dia minta di kenalkan dengan Kang Seulgi, pasangan dari sepupu jauhnya, Roséanne Park. Beberapa kali Taeyeon tak sengaja melihat Wendy dan Seulgi yang suka membeli kopi di kedai kopi di sudut lobby gedung kantor mereka. Untuk saat itu Taeyeon percaya punya sedikit harapan untuk bisa lebih dekat dengan wanita yang memenuhi isi kepalanya itu, melalui Seulgi.
Agak klise memang, tapi perasaan Taeyeon nyata adanya, meskipun dia tahu kalau tak ada lagi tempat untuk dirinya sedikitpun di ruang hati wanita pujaannya. Tapi tampaknya Taeyeon tak peduli, toh dia bisa memenangkan hak atas tubuh wanita itu meski di dasari dengan embel-embel tak boleh dengan perasaan.
Malam ini, mereka berempat berencana untuk makan malam bersama di resto favorit Seulgi. Wanita dengan mata monoloid itu selalu menjadwalkan angenda sebulan sekali untuk makan di restaurant ini dengan Wendy, semenjak berpacaran dengan Rose tentu saja wanita itu akan ikut serta, dan malam ini akan lebih ramai dengan kehadiran sosok kakak yang lebih tua dari ketiganya sebagai pemanis.
Resto ramen ini gak terlalu ramai seperti biasanya, dan mereka sangat bersyukur akan hal itu. Mereka berbincang-bincang dengan riang mumpung suasana hati lagi baik-baik aja. Begitu juga sampai makanan yang di pesan pun sampai, obrolan itu masih berlanjut di sela-sela kegiatan makan.
"paperwork kemarin masih belum selesai kak, susah banget sih tugas gueee"
"mau aku bantuin? malam ini aku free kok" ucap Taeyeon sembari mengusap sudut bibir Wendy yang sedikit terdapat noda. Sementara Seulgi dan Rose yang menyaksikan itu kini saling beratu tatapan, seolah pikiran mereka sama.