Wendy menggerutu di sepanjang kegiatan mandi nya, bagaimana tidak? Pagi ini ia kembali terbangun tanpa sehelai benang pun, tanpa jelas apa yang telah terjadi semalaman. Efek alkohol terlalu berpengaruh untuk keseimbangan otaknya yang suka tidur dengan sembarang orang saat terlalu mabuk. Kadang Wendy menyesali kegiatan minum-minum nya, namun di sisi lain ia sangat butuh alkohol sebagai anti depresan untuk kisah masalalu yang menyakitkan.
Biasa nya sih, seiring berjalannya hari ia akan segera berdamai dengan isi kepala, tak mau mengingat wanita mana yang telah bersetubuh dengan nya dan bagaimana itu terjadi, tapi sepertinya semesta sedang mengujinya kali ini.
Seisi kantor, tepatnya divisi pemasaran terlihat ramai dengan suara sorak-sorakan beberapa karyawan pria, dan tentu saja dengan cibiran halus dari karyawan wanita yang mulai membicarakan siapa sosok Bos baru di perkenalkan pagi ini. Hampir semua orang sibuk mengomentari penampilan dan paras cantik wanita itu, di banding bagaimana kinerjanya.
Begitu juga dengan Wendy yang kini hanya mematung di depan meja kerjanya.
"Salam kenal semuanya, saya Kim Taeyeon, Kepala divisi pemasaran yang baru untuk menggantikan Bu Sooyoung. Semoga kita semua bisa bekerjasama dengan baik"
Sepenggal kalimat perkenalan, hingga riuh suara tepuk tangan. Sementara Wendy masih saja diam sambil menelan ludah akibat tenggorokan yang terasa gatal.
Taeyeon menelusuri kerumunan untuk menemukan sosok wanita tadi malam yang menggaulinya dengan hebat, hingga mata mereka terpaksa bertemu. Wendy semakin pucat, namun Taeyeon hanya memberikan senyum tipisnya.
...
Kafetaria terlihat sepi dari biasanya, dan Wendy begitu menyukai suasana seperti ini. Siang ini ia hanya memesan dua loki espresso dan sebuah sandwich untuk mengisi perut yang sejak tadi pagi masih kosong. Maklum, kalau sedang stress begini pasti ia melampiaskan dengan kopi.
Tak berapa lama, di ujung lorong terlihat seorang wanita yang tak lain dan tak bukan, sohib karib nya. Seulgi datang ke meja itu dengan sebuah nampan berisi potongan buah dan sekotak susu, ia letakan nampan itu sembari mendudukan bokong seksinya di kursi tepat di samping wanita berambut pendek itu.
"ini makan, kebiasaan deh ngopi mulu" Seulgi memulai ritual untuk menasehati, sementara Wendy hanya mengangguk pasrah dan memasukan sepotong buah itu kedalam mulutnya. Ia malas lama-lama mendengar ocehan berulang wanita ini.
"Lo kenapa gak bilang kalo Bu Taeyeon calon Bos gue, sih?"
" Lo nya gak nanya" balasnya enteng.
Wendy menghela nafasnya kasar kali ini, kepala nya makin semrawut serasa ingin pecah berkeping-keping.
Seulgi terkekeh melihat wanita disampingnya yang sedang mengacak-ngacak rambut, ia dengan lembut mengelus rambut itu kembali dan merapikannya. Sejujurnya Seulgi sangat sayang pada wanita ini, bisa di bilang sebenernya Wendy ini cinta pertama nya semenjak masa sekolah, namun Wendy langsung menolak nya secara baik-baik sejak pengakuan tak sengaja setelah hari kemakraban kampus. Sejak saat itu mereka berdua memutuskan untuk berteman saja agar tak kehilangan satu sama lain sampai kapan pun.
"Iya, gue lupa cerita. Doi sepupunya Roje yang lama tinggal di Jepang. Denger-denger sih bokapnya yang punya perusahaan ini. Gue juga gak terlalu tau pasti, cuma pernah ngobrol beberapa kali doang waktu dia perkenalan ke semua divisi"
Oh shit, ingin rasanya Wendy menenggelamkan diri nya di palung mariana saat ini juga.
"emang kenapa, Wen? Lo kemarin baik-baik aja kan sama Kak Tae? Bukannya doi ijin ke gue buat nganterin lo?"