Perth,
Salah satu kota bisnis terbesar di Aussie ini bikin mata gak bosen lihat gedung-gedung pencakar langitnya. Apalagi pantainya, duh bikin mata telanjang jadi segar memandang.
Kedua insan yang di mabuk asmara itu lagi lari-larian tanpa alas kaki, kesana kemari sembari main air, setengah baju Taeyeon bahkan udah basah tersiram ombak yang datang dan pergi membasuh pasir.
Wendy cuma ketawa waktu lihat raut wajah yang lebih tua yang kelihatan cemberut waktu gak sengaja jatuh, itu baju yang serba putih jadi total kotor deh.
"Hati-hati, Babe. Nanti pakai baju aku aja, ada stock di mobil kok" ucapnya sembari mendekati tubuh Taeyeon yang terduduk diantara pasir-pasir putih basah.
"Nyebelin, bukannya bantuin malah ketawa dulu" rengeknya sebal, tapi untungnya gak bisa kelamaan ngambek karena Wendy baru aja kecup pipi cubby nya dengan mesra.
"Masih kesel?" Tanya wanita yang lebih muda sambil menatapnya.
"Mana bisa, kamu kan tau apa kelemahan ku"
"Emang apaan?"
Taeyeon menatap kearah bibirnya,
"Bibir kamu"
Shit, bohong banget kalau Wendy gak salting sekarang. Buru-buru dia tendang percikan air dengan kedua kaki nya kearah tubuh Taeyeon, tentu aja bikin Taeyeon mendelik kaget karena gak siap.
"Dasar tsundere"
Mereka tertawa, menikmati date di pantai yang sebelumnya sempat batal. Tampaknya kota ini berperan besar dalam membangun hubungan mereka dalam sebulan kedepan. Meskipun kadang semesta suka bercanda, wanita yang lebih tua percaya kalau dia bisa dapetin hati Wendy seutuhnya selama di sini. Tentunya tanpa gangguan sosok Irene.
..
"Kamu bobo di kamar aku atau aku yang bobo di kamar kamu malam ini?" Tanya Taeyeon sembari memainkan anak rambut Wendy, mereka berdua lagi tiduran di kasur kamar hotel Wendy, maklum abis main air di pantai seharian bikin capek badan walau seru.
"Kamar kamu aja kali ya? Nanti jam sebelas aku kesana"
Taeyeon cemberut, agak gak setuju sama ide barusan.
"Kok lama banget? Masih dua jam lagi dong!" Cerca nya.
Sementara Wendy cuma ketawa, lucu aja akhir-akhir ini lihat sisi posesif wanitanya.
"Iyaaa, kan di sebelah ada kamar Jessica. Gak enak aja kalau sampai kelihatan kita masuk kamar kamu barengan"
"Kenapa sih dia gak boleh tau? Toh dia cuma bawahan ku"
Duh jadi gemes lihat sikap orang kaya ini, dia gak tau arti kata segan antar kolega kali ya?
"Bukan gitu, Babe. Aku cuma gak mau orang-orang mikir kamu perlakuin aku spesial karena status kita. Please, kali ini aja ngertiin aku yaa?"
Tangan mungil Wendy berhasil bikin Taeyeon luluh dengan sentuhan lembutnya. Dia gak bisa marah juga kalau udah begini.
"Yaudah, jangan lupa nyusul yaa? Awas aja kalau kamu ketiduran lagi kayak kemarin. Aku bener-bener marah loh" ucapnya setengah mengancam, bahkan kedua matanya menyipit bersamaan menatap Wendy dengan sangar.
Wendy cuma mengangguk patuh sembari nyengir gak jelas, soalnya gak nyangka aja Taeyeon ngungkit lagi soal ketiduran.
Mereka berciuman sebentar sebelum Taeyeon benar-benar keluar dari dalam kamar.
Wendy menghembuskan nafasnya dengan keras, ia mengelap bibirnya yang sedikit basah akibat bertukar saliva.
Lalu ia buru-buru mengambil ponselnya yang sejak tadi ia silent dengan posisi layar yang terlungkup di atas nakas.