My old story.

137 15 10
                                    




Wendy berjalan menelusuri jalan setapak yang dipenuhi dedauan kering yang mulai gugur berjatuhan ke bumi, ia mengeratkan mantelnya yang panjangnya menutupi mata kaki. Angin lumauyan kencang hari ini, gak kayak biasanya. Seolah langit menandakan kalau beberapa lagi bakal berganti jadi musim dingin.

Ia melihat layar ponselnya berkali-kali, mencoba memastikan alamat yang baru Taeyeon berikan lewat pesan, menurut maps sih, toko kue Seulgi gak jauh dari sini.

Jalan sampai ke toko bunga Sakura, nanti bakal ketemu toko kue di sebrang. Itu toko nya Seulgi.

Begitulah isi pesan dari Taeyeon tadi.

Ia memasuki satu toko bunga, yang bertuliskan 'Sakura' sesuai dengan petunjuk arahan, belum lama sampai di depan pintu, sebuah suara menyambutnya dengan hangat.

"Selamat datang, mau cari bunga yang gimana?" ucap seorang wanita berambut panjang, wanita berparas oriental dengan sedikit logat yang terdengar asing dari orang Korea kebanyakan.

"Oh.. Hai! Saya mau cari bunga buat temen yang udah lama gak ketemu nih, kamu ada rekomendasi?" tanya nya kemudian,

Wanita itu tersenyum hangat sembari mengajak Wendy untuk menelusuri etalasenya yang berisi berbagai jenis bunga, yang Wendy sendiri gak terlalu ngerti namanya.

Wanita tadi ketawa pelan, lucu lihat ekspresi kebingungan gadis di depannya.

"Kamu mau kasih dalam artian tertentu gak? Kayak ucapan rindu, sayang, atau mungkin permintaan maaf. Soalnya bunga itu banyak arti dan filosofinya kalau kamu memang pengen tau lebih dalam" ucap wanita itu menjelaskan, Wendy mengangguk-ngangguk seolah paham, dia tersenyum tanpa sadar melihat betapa antusiasnya wanita itu dalam mengerjakan pekerjaannya. Memangnya, orang yang bergelut sama passion itu memang beda auranya.

"Kalau untuk permintaan maaf karena penyesalan mendalam, ada gak?" tanya nya ragu,

Perempuan yang kelihatan lebih muda itu kembali tersenyum sambil berjalan ke sudut ruangan, ia mengambil salah satu tangkai bunga.

Ia menyerahkan satu tangkai mawar putih itu ke Wendy.

"Mawar gak cuma terkenal sama sisi romantisme nya, tapi mereka punya beberapa arti dari masing-masing warna. Yang putih ini mungkin cocok buat kamu pakai sebagai permohonan maaf"

Wendy tertegun sama penjelasan tadi, ia menerima bunga itu sembari menyesap bau nya.

"Yaudah, tolong bungkusin saya tau bucketnya ya?" ucapnya kemudian.





...


Suasana toko roti cukup ramai sama lalu lalang orang yang datang dan pergi. Wendy mencoba ikut antiran diantara belasan orang yang berdiri di depan kasir, terlihat di sana ada dua orang yang berjaga, seorang perempuan dan lelaki yang tentunya Wendy gak kenal.

Hingga sampailah giliran dia buat memesan, ia menatap seorang kasir yang bernama 'Joy' jika di lihat dari name tag nya itu.

"Hai kak, mau pesan apa?" tanya gadis yang terlihat tinggi semampai, lengkap dengan senyuman manisnya.

"Aku pesen, satu sponge cake aja. Sama satu americano dingin, please" ucapnya sembari menyerahkan kartunya.

Sang kasir menerima kartu itu dengan baik sembari mengetik sejumlah pesanan tadi, lalu ia menyerahkan kartu tadi setelah bertransaksi.

"Nanti orderan kakak bakal di anter di meja ya, terimakasih"

Tapi belum sempat Wendy pergi dari situ, lebih dulu dia lihat sosok Seulgi keluar dari arah ruangan yang mungkin bisa di sebut sebagai kitchen di toko ini.

Hard PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang