Crazy over you

197 26 5
                                    

Note: Gue double update karena kalian udah rajin komen di tiap chapternya, makasih banyak. Happy reading❤️






"Iyaa gue brengsek. Tapi apa lo mau jadi lebih brengsek lagi di mata Taeyeon?"

Wendy terdiam, kedua bibirnya terkatup rapat, seolah melekat pada lem yang enggan melepaskan diri satu sama lain.

Sementara Irene? Dia cuma natap Wendy dengan derai air mata yang ternyata gak bisa dia bendung lagi.

"Jawab dong, kok lo jadi cupu gini?!" teriak nya udah gatahan sama situasi, soalnya pernyataan Wendy terakhir berhasil bikin emosi dia membludak.

"Bukan gitu.."

"Ya, terus apa?"

Wendy kembali meremas stir, ia berusaha kuat untuk gak kebawa emosi. Jujur dia gak tega lihat Irene nangis kayak gini. Apalagi dia tau kalau wanita itu selalu pengen terlihat kuat di depannya.

"Gue sayang banget ke elo, Rene. Dari awal lo tau kan gue kayak orang gila nungguin lo buat balik ke gue? Lo juga tau gimana hancurnya hidup gue setelah kita pisah. Gue seneng banget waktu kita gak sengaja ketemu lagi setelah bertahun-tahun kepisah, walaupun dari awal respon lo jahat, tapi gue tetap terima.." ucapnya dengan tutur kata lembut, bahkan terdengar seperti bisikan di telinga Irene.

".. Lo yang tarik ulur gue, Rene. Kadang lo bilang benci, kadang juga sikap lo nunjukin kalo lo butuh gue. Lo yang nyium gue lagi, lo yang nyentuh gue lagi, dan lo juga yang ngehidupin perasaan gue yang sempat mati ini lagi, terus lo mau ninggalin gue gitu aja? Lo dengan entangnya ngomong buat nganggep semua hal indah yang kita laluin cuma senang-senang semata?" Dia tatap wanita di sebelahnya dengan salah satu air mata yang jatuh di salah satu pipi.

"Duh lo bikin gue gila yaa lama-lama" cerca Irene frustasi, bahkan dia menjambak kedua rambutnya sendiri.

Dia nunjuk ke arah Wendy sebelum melanjutkan perkataannya.

"Lo enteng banget jujur tentang perasaan sendiri, sementara gue? Harus ngubur semuanya dalam-dalam karena keadaan. Lo kira mudah bagi gue buat ngejalani semua ini? Pura-pura gak cinta sama salah satu orang yang ambil seluruh hati ini gak mudah, Wen. Tiap hari gue harus akting buat jadi straight, harus pura-pura bahagia sama hidup yang udah di atur bokap demi dia gak nyentuh lo lagi.."

"Coba lo jadi gue, lo bisa gak? Lo kira gue juga baik-baik aja setelah kita ketemu? Enggak! Perasaan ini gak pernah mati, bahkan makin gila-gilaan setelah kita ketemu"

Irene masih menangis tersedu-sedu sambil menjelaskan semua nya dengan penuh emosional. Tentang bagaimana perasaannya kala itu yang ikut berdesir karena gak nyangka ketemu Wendy lagi setelah bertahun-tahun ia coba lupakan.

Bukan perkara mudah, dalam upaya melupakan wanita itu ia melakukan segala cara, bahkan mengubur semua kenangan yang mengambatkan tentang Wendy di hidupnya, termasuk butik yang ia bangun berdua dengan sang mantan.

Bahkan, awalnya saat di kenalkan dengan Mingyu di pertemuan keluarga yang bisa di bilang mendadak, Irene sempat menentang keras perihal perjodohan itu. Dia marah besar, kadang dia merasa sang ayah terlalu merusak hidupnya. Sampai-sampai waktu itu dia sempat kabur dari rumah, sang ayah mengancam akan menterror Wendy lagi dengan lebih kejam, bahkan berencana untuk membuat Wendy keluar dari perkerjaannya.

Luluh dong, Irene tau kelemahannya atas nama Wendy. Mau gak mau dia pulang kerumah dan setuju untuk melanjutkan perjodohan bodoh itu.

Lalu sekarang, waktu gak sengaja ketemu wanita itu lagi setelah sekian lama, saat perasaan cinta nya gak bisa lagi dia bendung. Dia harus menelan fakta pahit bahwa wanita yang dia cintai sudah di miliki oleh orang lain, yang lebih baik dari nya.

Keadaan memang sudah berubah drastis bagi hidup keduanya, meskipun perasaaan itu enggak pernah berubah.

"Gue minta maaf.. sorry kalo dengan hadirnya gue di hidup lo lagi jadi bikin rumit. Gue ngerti kenapa dari awal gue emang gak pantes buat lo, Rene. Gak seharusnya waktu itu gue sapa lo lagi waktu di lift, harus nya kita pura-pura gak kenal aja.."

"Cukup, Wen. Sakit tau gak dengernya"

"Terus gue harus apa, sayang? Gue harus ngejauhin lo biar semuanya aman? Gue juga kesini karena gue khawatir sama lo, gue gak nyaman liat Mingyu main tangan sama lo, dan ya kalo lo bisa janji ke diri lo sendiri buat bahagia setelah gue pergi. Gapapa, gue ikhlas buat menjauh.."

".. dari awal gue emang gak pernah bisa ngilangin perasaan ini, gue yang salah karena terlalu cupu buat takut sama terror bokap lo, dan gue terlalu cupu buat mabuk-mabuk an di tiap kita berantem. Seulgi udah nyadarin gue, dan tiap gue keinget sama hal itu, pasti gue selalu pengen ngulangin waktu buat bisa nunjukin ke elo kalo gue bukan Wendy yang dulu lagi"

"Gak bisa, Wen. Keadaannya udah beda kan? Lo udah punya Taeyeon yang sayang banget ke elo, dan gue punya calon suami. Emang lo mau putusin Taeyeon demi gue?" Celetuk Irene sembarangan sembari tertawa miris.

Wendy yang semula lagi ngelap air matanya pakai jari-jarinya kini menatap Irene dengan kedua alis yang mengkerut. Dia bingung sama reaksi dan aksi dari wanita ini.

"Kalau gue berani, lo berani buat putusin perjodohan lo sama Mingyu?" Tantang Wendy lagi, dia terlalu muak sama perubahan mood Irene yang suka naik turun kayak rollercoaster.

"Kalau lo mau nungguin gue siap ya gapapa, asal lo tau kehidupan perjodohan itu lebih rumit dari percintahan receh kayak pacaran"

"Yauda selagi gue nunggu, gue gak akan mutusin Kak Taeyeon"

"Lo gila ya?"

"Iyaa gue memang gila, dari awal gue juga gila-gila an jatuh cinta sama lo, Rene"



















Tbc.

Hard PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang